Alkisah di sebuah kota, berdirilah
sebuah patung yang sangat indah, yang merupakan karya besar seorang seniman
hebat pada masanya. Keindahan patung tersebut mengundang decak kagum
orang-orang yang melihatnya.
Berbagai pujian terhadap keindahannya yang seakan mengalir tanpa henti membuat patung tersebut merasa bangga atas keberadaan dirinya. Semakin banyaknya pujian yang ditujukan kepadanya, membuat rasa bangga dalam diri patung tersebut berkembang menjadi sikap sombong.
“Lihatlah wahai pondasi, keindahan yang
terpancar dari bentuk diriku ini menimbulkan kekaguman dari orang-orang yang
melihatnya” kata patung tersebut kepada pondasinya.
“Jangan lupa diri, sang patung. Segala keindahan yang muncul dari dirimu itu adalah hasil kerja keras seniman yang memahatmu dan para ahli bangunan yang membangun pondasi kokoh ini,” jawab pondasi.
“Jangan lupa diri, sang patung. Segala keindahan yang muncul dari dirimu itu adalah hasil kerja keras seniman yang memahatmu dan para ahli bangunan yang membangun pondasi kokoh ini,” jawab pondasi.
Mendengar jawaban pondasi, sang patung pun berkata dengan ketus, “Pendapatmu itu hanya muncul dari rasa iri karena tidak adanya orang yang memuji bentuk dirimu. Tanpa keberadaan dirimu pun, aku tetaplah sebuah patung yang indah,” lanjut sang patung.
Semakin lama, sikap patung itu pun
semakin sombong. Hingga suatu hari, sang patung berkata kepada pondasi dengan
nada menantang, “Hai pondasi! Dapatkah kau membuktikan pendapatmu bahwa keindahan
bentuk diriku ini didukung oleh keberadaanmu?”
Awalnya pondasi tidak menanggapi tantangan tersebut. Tapi karena kesombongan patung semakin menjadi-jadi, pondasi berniat memberi pelajaran kepada patung. Pondasi pun memisahkan diri dari sang patung. Tanpa adanya pondasi yang mendukungnya, patung itu pun roboh dan hancur. Kini, patung tersebut telah menjadi bongkahan-bongkahan yang tercecer dan tidak ada seorangpun yang mengagumi bentuknya.
Kesuksesan yang kita capai pada hari
ini merupakan sebuah sinergi dari usaha keras yang kita lakukan, dan dukungan
dari orang-orang yang berada di sekeliling kita. Janganlah terlalu berpatokan
kepada “saya” dan “milik saya”. Kita adalah bagian integral dari suatu realitas
yang jauh lebih besar dalam semesta ini. Pertahankan kesuksesan Anda dengan
sikap rendah hati dan kemauan untuk tetap belajar.
Sumber Andriewongso
No comments:
Post a Comment