Thursday, 19 June 2014

Vagina Berdarah Setelah Berhubungan Seksual Kenali Penyebabnya

Vagina berdarah setelah berhubungan seksual kerap terjadi pada beberapa wanita. Penyebabnya bisa ringan hingga berat, mulai dari vagina kering hingga kanker yang mengancam nyawa.

Perdarahan vagina bisa terjadi selama atau setelah hubungan seksual karena sejumlah alasan, yang paling sering terjadi pada wanita antara usia 20 dan 40 tahun. Untuk mencari pengobatan, wanita perlu mengenali berbagai penyebab vagina berdarah.

Berikut beberapa penyebab vagina berdarah setelah berhubungan seks:

1. Vagina kering
Penyebab umum perdarahan pada vagina adalah rusaknya selaput dara, iritasi vagina karena kurangnya lubrikasi, dam vagina kering.

"Bercak darah pada vagina sesudah hubungan seksual pada pasangan pengantin baru, lazim terjadi. Hal ini disebabkan oleh iritasi pada dinding vagina saat penetrasi penis. Masalahnya, lubrikasi (pelendiran) vagina belum cukup, hingga dinding vagina mudah lecet tergores batang penis," jelas dr Andri Wanananda, MS, seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta, dalam konsultasi kesehatan detikHealth.

Vagina yang kering juga dapat menyebabkan cedera pada dinding vagina atau introitus (pembukaan ke vagina) selama hubungan seksual, hingga menyebabkan perdarahan selama atau sesudah berhubungan seksual.
2. Vaginitis dan infeksi
Vaginitis adalah suatu peradangan pada vagina yang dapat mengakibatkan keputihan, gatal dan nyeri. Penyebabnya biasanya perubahan keseimbangan normal bakteri vagina atau infeksi. Vaginitis juga dapat terjadi karena tingkat estrogen berkurang setelah menopause.

Perdarahan vagina usai berhubungan seksual juga bisa terjadi karena adanya infeksi pada kelamin, misalnya gonore, klamidia, infeksi ragi.
3. Menurunnya kadar estrogen
Menurunnya kadar estrogen selama masa peri-menopause atau menopause dapat menyebabkan lapisan vagina menjadi tipis dan mudah meradang atau terinfeksi, dan perubahan ini dapat dikaitkan dengan perdarahan vagina setelah hubungan seksual.

Atrofi vagina, juga disebut vaginitis atrofi, adalah penipisan, pengeringan dan peradangan pada dinding vagina karena tubuh kekurangan estrogen. Atrofi vagina paling sering terjadi setelah menopause, tetapi juga dapat mengembangkan selama menyusui, atau pada waktu lain penurunan produksi estrogen tubuh Anda.

Bagi banyak wanita, atrofi vagina membuat hubungan seksual yang menyakitkan, dan jika persetubuhan menyakitkan, minat Anda pada seks secara alami juga akan menurun. Selain itu, fungsi genital sehat sangat berhubungan dengan fungsi sistem kemih yang sehat.
4. Lesi anatomi
Lesi anatomi seperti tumor atau polip pada dinding serviks atau vagina juga dapat menyebabkan perdarahan vagina selama atau setelah hubungan seksual. Dalam kasus ini, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan papsmear untuk memastikan penyebabnya.
5. Masalah pada serviks
Masalah-masalah pada serviks seperti peradangan pada serviks (servisitis), sel-sel abnormal pada permukaan serviks (displasia serviks), dan kanker serviks, juga bisa menimbulkan gejala perdarahan pada vagina selama atau setelah berhubungan seksual.
6. Cedera pada lapisan rahim
Cedera pada lapisan rahim (endometrium) selama hubungan seksual, terutama pada perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral, juga bisa menyebabkan perdarahan pada vagina setelah berhubungan seks.

Penyebab lain, perdarahan uterus normal jika Anda baru memulai periode menstruasi atau jika baru saja berakhir.
sumber detikhealth

No comments:

Post a Comment