Tuesday, 17 June 2014

Cinta Mengalahkan Derita

Pada 18 Mei 2014 lalu saya dan istri berangkat ke Amerika Serikat (AS) untuk menghadiri wisuda putri saya, Vicky Wongso yang berhasil meraih gelar S2 bidang Multimedia Communication di  Academy of Art University, San Francisco, AS. Namun sungguh tidak beruntung,  saya mengalami sakit bisul (maaf) di pantat sebelah kanan yang sedang mau matang (sudah lima hari).

Selama beberapa hari itu, rasa sakit yang cekot-cekot dan suhu badan yang meninggi, membuat saya tidak bisa duduk dengan baik dan nyaman; harus miring dan menggunakan pantat kiri sebagai landasan. Sungguh sangat menderita dan menyiksa.

Di hari keberangkatan, sekitar pukul 10.00 pagi, saya memutuskan berobat dulu ke RS Graha Kedoya, Jakarta. Dokter mengatakan bisul saya tak bisa diapa-apakan karena "mata" bisul belum kelihatan. Dokter membekali salep oles dan antibiotik untuk diminum.


Beberapa kawan menyarankan agar tak usah memaksa diri pergi karena pasti akan menderita. Anak saya pasti mengerti, kata mereka. Sambil membayangkan penderitaan selama perjalanan, saya sempat terpikir, pergi atau tidak. Tapi akhirnya saya ambil kepastian, sesakit apa pun, tidak bisa duduk bagaimana pun, saya tetap harus berangkat. Jangan sampai mengecewakan putri saya.

Penerbangan selama 6 jam menuju Taipei sungguh penuh penderitaan. Duduk dengan posisi apa pun serba salah dan menyiksa. Kami transit 3 jam di Taipei dan terbang lagi selama 11 jam menuju San Francisco. Selama itu saya tak bisa tidur. Saya cuma berpikir menghibur diri, "Sebentar lagi juga sampai...tahan.... tahan....tahaaannn." Akhirnya pukul 21.00 malam waktu AS kami tiba di San Francisco. Begitu bertemu putri tercinta, saya merasa jadi pemenang karena mampu menahan penderitaan selama belasan jam. Tentu ini adalah pengalaman luar biasa.

Sungguh... kekuatan cinta, perhatian, rasa sayang, mengandung kekuatan daya tahan, keuletan luar biasa dalam menghadapi rintangan, halangan, cobaan, dan penderitaan. Demikian juga dalam memperjuangkan apa saja di kehidupan ini. Kalau kita mencintai apa yang kita lakukan dengan tekad dan sepenuh hati, maka secara spontan kita akan punya daya tahan mental dalam menghadapi rintangan sebesar dan seberat apa pun, dan akhir dari perjuangan itu, yakin...  kitalah yang menjadi pemenang!!
Sumber Andriewongso

No comments:

Post a Comment