Wednesday, 3 September 2014

Sekarang atau Nanti?

Pernahkah Anda membuat rencana dan kemudian gagal dilaksanakan? Malah semuanya jadi berantakan? Pernahkah menunda sesuatu hingga akhirnya tidak jadi dilakukan?

Dalam sebuah film berjudul “Click”, seorang ayah berjanji membuatkan rumah pohon untuk anak laki-lakinya. Tapi hingga anaknya dewasa dan menikah, ayahnya belum sempat juga membuatkan rumah pohon. Ketika sang ayah sudah tua dan punya banyak waktu untuk membuatkan rumah pohon, sang anak sudah dewasa, sudah sibuk bekerja dan tidak lagi tertarik dengan rumah pohon. Sayang sekali. Waktu berlalu tanpa terasa. Tahu-tahu sudah lewat puluhan tahun.


Mungkinkah kita memiliki ide atau memiliki keinginan? Mungkin keinginan kecil, mungkin juga keinginan besar. Keinginan kecil contohnya merapikan dokumen di lemari dan laci kantor. Kita ingin membereskan semuanya. Tapi ternyata hingga berbulan-bulan kemudian belum juga terlaksana. Keinginan besar misalnya ingin mulai berbisnis. Ternyata hingga tahun berganti tahun, belum juga sempat dilaksanakan. Bahkan belum sempat dimulai.

Mengapa bisa demikian? Apa yang membuat rencana kita tidak terlaksana? Mari kita tinjau kembali. Benarkah hal tersebut perlu dilakukan? Perlu. Haruskah dilakukan? Harus. Haruskah sekarang? Tidak, sih. Besok-besok juga boleh. Nah, itu dia. Kita berpikir bahwa membereskan dokumen bisa ditunda, tidak terlalu mendesak, jadilah ditunda. Kita merasa bahwa memulai bisnis perlu waktu dan persiapan, dan tidak perlu tergesa-gesa. Nanti juga bisa. Jadilah kita menundanya. Sampai kapan? Entahlah. Bisa minggu depan. Atau minggu depannya lagi. Atau bulan depan lagi.

Pada saat kita tidak terdesak untuk melakukannya, maka motivasi diri kita akan menurun.  Meskipun ada waktu, kita tidak membuat laporan. Kita sibuk mengerjakan yang lain. Atau bahkan tidak mengerjakan apa-apa.

Rasanya sikap seperti ini sudah biasa dilakukan oleh banyak orang.  Masih ingatkah ketika kita dulu masih sekolah? Sejak Sekolah Dasar, setiap kali diberitahu akan ada ulangan dua minggu lagi, apakah kita langsung belajar? Biasanya tidak. Kebanyakan dari kita akan menunggu hingga mendekati hari pelaksanaan ulangan. Sampai muncul istilah SKS (Sistem Kebut Semalam). Dari zaman orangtua kita, hingga zaman kita, hingga zaman anak-anak sekolah sekarang, cara ini masih terus berjalan. Mengapa menunda? Bukan karena pelajarannya sulit atau mudah. Tetapi lebih karena sikap hati yang menganggap bahwa belajar itu bisa ditunda. Bahwa tidak perlu dilakukan sekarang. Bagaimana mengatasinya?

Kiat untuk Anda:

1. Lakukan sekarang
Pernah mendengar kalimat  “It is now or never”? Lakukan sekarang atau tidak sama sekali! Banyak rencana yang baik dan luar biasa ternyata tidak terlaksana karena tidak segera dilakukan. Hanya indah di awan- awan atau indah dalam bentuk tulisan atau bahkan indah dalam bentuk ide. Tapi rencana itu hanya tidur, bahkan ada yang koma, atau mungkin sudah mati. Padahal jika dilaksanakan, semua rencana itu akan menghasilkan sesuatu yang sangat baik.

2. Mulai dari hal kecil
“Do what you can do today. Do not delay until tomorrow”. Kita bisa melatih diri untuk memulai dari hal kecil. Misal ingin menelepon seseorang, langsung saja lakukan—asal  jangan tengah malam saja. Hehehe. Ingin mengirim pesan ke pelanggan, langsung saja lakukan. Kalau memilih menunda akhirnya bisa terus terlupa hingga minggu depan atau bulan depannya atau tahun depan.

3. Buat batas waktu
Seandainya kita diberi tugas untuk menyelesaikan sesuatu tanpa batas waktu—boleh selesai kapan saja, terserah kita mau selesai minggu depan, bulan depan atau tahun depan, kira-kira apa yang akan terjadi? Jangan-jangan tugas itu tidak pernah selesai. Jangan-jangan kita bahkan tidak pernah memulainya. Kita harus menentukan tenggat waktu sendiri. Kita harus menentukan target sendiri. Kapan akan menyelesaikan sesuatu. Kemudian apa yang akan dilakukan tiap hari agar tidak terjadi SKS atau Sistem Kebut Semalam.

4. Rasa malas jangan diikuti
Jangan mengikuti rasa malas. Setiap kali merasa malas, segera lawan dengan cara melakukan hal yang malas dilakukan tadi. Malas bangun, bangunlah. Malas mandi,  segera berdirilah, jalan ke kamar mandi, dan mandilah. Sekarang! Malas membuat laporan, langsung mulailah membuatnya. Malas olah raga, segeralah berolah raga. Malas bekerja, segeralah mulai melakukan. Biasanya yang paling berat adalah awalnya saja. Setelah mulai, akan terasa lebih mudah dan ternyata rasa malas akan hilang.

Mari kita lakukan banyak hal. Jangan ditunda lagi.
sumber andriewongso

No comments:

Post a Comment