Di negara-negara timur termasuk Indonesia, keperawanan dianggap sesuatu
yang suci dan agung bagi perempuan. Dalam pandangan masyarakat
keperawanan dapat dilihat dari kondisi selaput dara wanita, wanita yang
masih perawan harusnya memiliki selaput dara yang utuh. Benarkah
demikian?
Menurut seksolog dari Brawijaya Women's Hospital Jakarta Selatan, Dr Prima Progestian, SpOG, kondisi selaput dara tidak bisa dinilai oleh orang awam koyak karena apa. Pasalnya aktivitas seperti sering naik sepeda atau berkuda juga dapat sebabkan robeknya selaput dara.
Menurut seksolog dari Brawijaya Women's Hospital Jakarta Selatan, Dr Prima Progestian, SpOG, kondisi selaput dara tidak bisa dinilai oleh orang awam koyak karena apa. Pasalnya aktivitas seperti sering naik sepeda atau berkuda juga dapat sebabkan robeknya selaput dara.
Bahkan dokter sekalipun jarang bisa membedakan penyebab kerusakan pada selaput dara wanita yang robek. Biasanya diagnosa hanya memberikan keterangan rusak karena benda tumpul.
"Kecuali kasus pemerkosaan, itu penyebab sobeknya selaput dara bisa dipastikan kalau ada bercak sperma dan itu bisa dikaitkan," kata Dr Prima.
Michael Castleman, penulis seksualitas di Psychology Today mengatakan pada bayi, kondisi selaput dara cenderung besar dan tebal. Tapi seiring berjalannya waktu jaringan selaput dara akan menipis, lebar, dan terbuka. Hal ini adalah normal akibat dari beragam aktivitas seperti olahraga, mencuci, masturbasi, atau kegiatan sederhana seperti berjalan.
"Seiring berlalunya tahun ke tahun, kebanyakan dari jaringan hymen menipis dan terbuka. Sebagian kecil dari hymen ini mungkin tetap ada di sekitar vagina, terutama di daerah yang paling dekat dengan anus," kata Castleman.
Menurut dr Andri Wanananda MS, pakar seksologi dari Universitas Tarumanegara, selaput dara memang tidak menutup vagina seutuhnya dan wanita yang pernah bercinta bisa saja tetap mempertahankan keutuhan selaput daranya. Hal ini bergantung pada kekenyalan jaringan selaput dara tersebut.
"Hubungan intim pada pasangan pengantin baru tidak selalu diikuti oleh bercak darah, yang oleh budaya lokal dianggap penting pertanda 'pecahnya' selaput darah menandakan pasangan masih perawan," tutur dr Andri.
sumber detik
No comments:
Post a Comment