Nama Arianna Huffington mungkin kurang begitu terkenal di Indonesia.
Namun, di dunia politik dan jurnalisme, Arianna Huffington sudah tidak
asing lagi. Dia menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di dunia
menurut majalah Forbes tahun 2013, sejejer dengan Malala Yousafzai,
Hillary Clinton, dan kanselir Jerman Angela Merkel.
Menjadi direktur dan pemimpin redaksi media online The Huffington Post bukanlah pekerjaan yang mudah bagi ibu 2 anak ini. Namun, kecintaannya yang teramat dalam pada dunia jurnalistik mengantarkan The Huffington Post menjadi pemenang penghargaan Pulitzer untuk kategori media online terbaik di tahun 2012.
Apa saja yang dilakukannya dalam menggapai kesuksesannya? Simak yuk, siapa tahu dia bisa menjadi inspirasi meraih cita-citamu!
Besar di keluarga jurnalis dan merantau di usia muda
Dibesarkan di keluarga jurnalis di Yunani, Arianna Huffington yang
bernama asli Ariánna Stasinopoúlou mengikuti jejak sang ayah bekerja di
dunia jurnalistik. Tidak mau tinggal di lingkungan yang tidak bisa
membuatnya berkembang, Arianna memberanikan diri merantau di umur 16
tahun dan melanjutkan kuliah di Universitas Cambridge, Inggris. Di
sinilah, ia menunjukkan jiwa kepemimpinannya dengan berhasil menjadi
mahasiswi non-Inggris pertama dan wanita ke-tiga yang memimpin klub
debat Cambridge Union. Setelah mendapat gelar Master Ekonomi, dia pun
memutuskan untuk bekerja di Inggris dan mulai bekerja sebagai penulis.
Di tahun 1973, dia pun mulai menulis buku pertamanya, The Female Woman, yang mengkritisi tentang kebebasan wanita.
Karir Politik tidak berjalan mulus, akhirnya tulisan yang mengantarkannya ke The Huffington Post
Memutuskan pindah ke New York di tahun 1980 dan ia pun bertemu dengan
Michael Huffington di tahun 1985. Mereka memutuskan menikah, tapi di
tahun 1997 bercerai. Semasa pernikahannya, ia terus mendukung karir sang
suami sebagai anggota kongres partai Republik dan ikut terjun ke dunia
politik. Tahun 2003, ia mencoba mencalonkan diri sebagai Gubernur
California, namun gagal.
Dalam perjalanan karir politiknya, Arianna Huffington kurang begitu
beruntung. Tapi perjuangannya mengkritik pemerintah tidak berhenti.
Kecintaannya pada dunia menulis dan membaca membuatnya melahirkan
inovasi dalam dunia media online dengan menulis berita dan kritik dalam
bentuk blog.
Bulan Mei 2005, ia meluncurkan The Huffington Post. Sejak saat itu, website tersebut berkembang pesat dan menjadi media online yang cukup berpengaruh dalam dunia politik Amerika.
6 April 2007, menjadi titik puncak kesadaran Arianna dalam menjalani karirnya
Setelah 2 tahun bekerja membesarkan nama The Huffington Post,
Arianna masuk ke dalam proses kerja yang sangat panjang. 18 jam bekerja
menjadi kebiasaannya karena mengikuti ritme bekerja media online yang
24/7. Sampai akhirnya di satu titik, di ruang kerjanya, Arianna terjatuh
pingsan dan melukai kepala dan tulang pipinya. Di ruang gawat darurat,
dia merenungi kehidupannya selama ini yang dihabiskan dengan rutinitas
pekerjaannya. Kelelahan dan kurang tidur membuat fisiknya lemah. Sejak
saat itu, dia menerapkan gaya hidup yang baru dan mendefiniskan ulang
arti ‘sukses’ menurutnya sendiri.
“Banyak orang yang bilang saya sudah
sukses. Ya, saya sukses. Tapi, jika kamu terbaring berlumuran darah di
lantai kantormu, kesuksesanmu itu percuma.”
Menuju kesuksean ala Arianna Huffington
“My mother told me failure is not the
opposite of success; it’s a stepping stone to success. You’re going to
fail, probably many times. But that’s okay — in fact, it’s essential.
Very often, the difference between success and failure is simply
perseverance. If we become so dependent on things always being a
success, then we’re in a very vulnerable position — because we’re not in
control of how the world is going to receive something.”
1. Jagalah kesehatan tubuhmu dan bergeraklah!
“Jagalah tubuhmu seperti kamu menjaga ponsel pintarmu.”
Gaya hidup masyarakat saat ini mulai berubah. Ponsel pintar membuat
orang lupa untuk merawat kesehatan sendiri. Mereka lebih fokus memegang
gawai dan bekerja demi mendapatkan uang yang banyak. Bagaimana dengan
kesehatan tubuh? Saat jatuh sakit, barulah kita menyadari betapa
mahalnya kesehatan itu.
Arianna yang lahir 15 Juli 1950 kini berumur 64 tahun dan masih
terlihat segar bugar. Ia sangat menjaga kesehatan tubuhnya dengan
berusaha tidur lebih awal, dan ambil tidur sejenak di sela-sela
kesibukan. Selain tidur, gerakkan tubuhmu: jalan, lari, lakukan
pemanasan ringan, berolahraga 15-20 menit setiap hari cukup untuk
tubuhmu.
2. Atur pemakaian gawai atau ponsel pintarmu!
“We treat our smartphones like Gods, while we ignore the health of our minds, bodies, spirits.”
Selalu bergantung pada gawai atau telepon pintar bisa membuat kita
stres, tidak tenang, gelisah, lelah dan sakit-sakitan. Kita terlalu
fokus dengan apa yang terjadi di layar ponsel sampai-sampai melupakan
merawat jiwa dan pikiran kita.
Arianna membuat aturan bagi dirinya sendiri dengan mematikan seluruh
gawai dan ponsel pintar yang ia miliki di malam hari hingga keesokan
paginya. Kita pun dapat mencontoh tips ini. Katakan pada teman kerja
bahwa ponselmu tidak akan aktif setelah jam 9 malam hingga pukul 6 pagi.
Berikan waktu untuk jiwamu rileks dan menikmati waktu bersama keluarga.
Jangan selalu bergantung pada teknologi yang ada karena itu bisa membuatmu gila.
3. Hentikan sementara kesibukanmu. Saatnya menikmati dunia.
“So often we bury ourselves in our to-do lists, in our charts, in our plans, and we just pretend to actually live.”
Di balik kata-kata itu, Arianna mengajak banyak orang untuk lebih
menikmati hidup. Apa yang ada sekarang, nikmatilah! Kita tidak tahu apa
yang akan terjadi di masa depan. Melakukan perencanaan itu baik, tapi
jangan terlalu fokus menghabiskan waktu dan pikiranmu hanya untuk
memikirkan daftar rencana. Jangan terlalu mengkhawatirkan masa depanmu,
karena itu bisa membuatmu lelah dan stres.
Habiskan waktu bersama keluarga dan orang-orang tercinta bisa menjadi
hibura untuk jiwamu. Atau, lakukan perjalanan mengunjungi tempat
wisata, itu bisa menyegarkan pikiranmu.
4. Berbuat baiklah untuk orang di sekitarmu
Arianna Huffington kini memiliki kekayaan senilai 315 juta dolar
Amerika. Bayangkan apa saja yang bisa dia lakukan dengan uang sebanyak
itu. Namun, Arianna bukanlah tipe orang yang menghabiskan uangnya untuk
berpesta. Dia lebih memilih berbagi dengan orang-orang yang lebih
membutuhkan.
Arianna juga dikenal sebagai pribadi yang ramah dan murah senyum.
Kebiasaannya selalu menyapa para pegawainya. Baginya, menjalin hubungan
antar pekerja adalah suatu keharusan. Dia selalu menyapa dan ngobrol
dengan petugas kebersihan atau pelayan yang ada di kantornya. Jabatannya
yang tinggi tidak membuat dia melupakan orang-orang yang sudah
membantunya. Dengan berbuat baik, itu membantu jiwa lebih tenang dan
membuat mood bekerja menjadi lebih baik.
5. Ingatlah: Kita bisa mengubah dunia!
The Huffington Post merupakan bukti bahwa dengan tulisan,
kamu bisa mengubah dunia. Dengan memberikan inspirasi ke banyak orang,
Arianna Huffington berhasil mengajak banyak orang untuk berpikir kritis
tentang apa yang terjadi di dunia.
Menurut Arianna, semua orang bisa mengubah dunia. Bagaimana caranya?
Berhenti mengeluh dan menyalahkan orang lain, buang segala kebiasaan
burukmu. Mulailah membangun pertemanan dengan orang-orang yang mempunyai
semangat positif. Belajar dari mereka, karena dengan begitu kita bisa
mengubah dunia.
Camkan pada dirimu sendiri: kamu bisa melakukannya! Jangan takut gagal!
Jika sesuatu terjadi di luar dugaanmu, jangan menyalahkan dirimu
sendiri. Ambil napas panjang dan tenangkan jiwamu, lalu pikirkan rencana
selanjutnya. semua pasti ada jalan keluarnya.
Sukses itu bisa diraih semua orang. Arianna Huffington sudah
membuktikannya. Dari kecintaannya pada dunia tulis-menulis, kini ia bisa
menjadi salah satu wanita yang sukses dan bisa mengubah dunia.
Kalau kamu punya kecintaan di bidang tertentu, jalani dan jangan
pernah takut terpuruk. Kalau Arianna bisa, tak ada alasan bagimu untuk
tak bisa.
sumber hipwee
No comments:
Post a Comment