Orang-orang pemimpi. Merekalah satu-satunya yang memberiku
pekerjaan. Dalam mimpi orang macam ini...aku menemukan keabadian! Dan
sayangnya keabadianku adalah kematian bagi mereka. (Freddy Krueger)
Film Nightmare on Elm Street dengan tokoh Freddy Krueger-nya, adalah sebuah film yang menurut saya diletakkan di atas ide dasar yang menarik. Freddy, sang pembunuh, hadir dalam mimpi seseorang dan dihidupi serta menjadi makin kuat karena “diberi makan” ketakutan yang muncul dalam diri orang tersebut. Akhirnya, ketika Freddy telah cukup kuat, maka ia mampu membunuh orang tersebut lewat mimpinya. Lalu, berjatuhanlah korban manusia-manusia yang terbunuh dalam mimpinya. Mereka terbunuh, karena mereka terlelap.
Di sinilah menariknya. Ide dasar film tersebut, sebenarnya memberi perenungan mendalam mengenai realitas dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita renungkan lebih dalam, sebenarnya kehidupan sehari-hari manusia dipenuhi oleh mimpi. Lihat saja sekeliling, lihat saja diri anda dan harapan-harapan Anda ke depan. Itu semua adalah mimpi-mimpi, yang di satu sisi bisa menjadi semangat hidup, namun di sisi lain bisa pula menjadi jalan masuk bagi sesuatu yang mungkin membunuh Anda.
Mimpi memiliki dua sisi: bisa menjadi kekuatan tapi di sisi lain juga bisa membunuh. Menjadi membunuh ketika orang terlarut menjadi pemimpi. Pemimpi yang terbunuh mimpinya adalah mereka yang melarikan diri dari realita ke dalam “mimpi” atau realita semu, karena dalam mekanisme pelarian, akan selalu ada ketakutan yang menyertai pelarian tersebut. Ketakutan inilah yang kemudian menghidupi sosok Freddy dalam diri manusia.
Mimpi Negatif – Pelarian dari Dunia Nyata
Kehidupan modern dewasa ini banyak menawarkan ruang-ruang mimpi sebagai tempat pelarian. Mereka menjual mimpi-mimpi melalui sinetron, janji-janji kampanye, berbagai bentuk pencitraan berikut manipulasi kebenaran, dan banyak lagi. Akibatnya, orang terbuai sekaligus teralienasikan dari realita. Agama pun, saat ini nampak dimanipulasi sedemikian rupa, sehingga membuat banyak dari umatnya tidak mencari Tuhan, namun justru sibuk menjadi menuhankan diri dan menjadi tuhan bagi orang lain. Mereka menggadaikan hidupnya saat ini pada surga nun jauh di sana, sehingga gagal mengenali realita yang bermakna di dunia sekarang.
Dalam mimpi-mimpi semacam ini, manusia sebenarnya memelihara “Freddy Krueger” dalam hidup mereka. Mereka tidak menempatkan mimpi sebagai harapan, namun justru tempat pelarian. Di sinilah mereka beresiko untuk terkaget-kaget karena tempat pelarian tersebut dapat tiba-tiba berubah menjadi mimpi buruk. Hal tersebut karena, realita tak seperti dunia mimpi mereka. Ada berbagai kenyataan yang mesti dihadapi jika seseorang menginginkan berkembang.
Mimpi Positif – Terbangun dan Memiliki Mimpi Besar
Kendati demikian, mimpi juga memiliki peran penting. Mimpi menjadi berguna, ketika seseorang bermimpi namun tetap terjaga. Orang seperti ini menggunakan mimpi sebagai motivasi untuk maju, mewujudkan hal-hal yang mengembangkan potensi dirinya. Orang-orang seperti ini tahu benar apa yang tak dilihat orang lain, dan yakin dirinya mampu mewujudkan apa yang menjadi angan-angannya. Mereka bermimpi, namun tak lari dari realita. Ini sisi kedua mimpi.
Kita dapat melihat orang-orang besar, adalah orang-orang dengan mimpi besar dalam hidupnya. Lalu, bagaimana membedakan antara mimpi negatif pelarian dari realita dan mimpi besar yang positif? Pembedanya ada pada bagaimana perwujudan dari mimpi tersebut memberi kontribusi bagi banyak orang, bukan hanya orang-orang yang sama dengan diri, namun juga mereka yang berbeda. Orang-orang dengan Mimpi Besar yang berhasil mewujudkan mimpinya, biasanya memiliki mimpi yang bermakna dalam bagi kehidupan.
Mimpi-mimpi besar, diawali dengan pengenalan potensi diri yang diyakini bisa berkembang dan dibagikan kepada orang lain. Website ini, banyak mengulas orang-orang semacam ini, dan Anda bisa membaca dan mengenali mimpi macam apa yang mereka mampu wujudkan. Keberanian mengenali potensi diri dan bermimpi inilah yang barangkali agak sulit, karena orang sering terlebih dulu terperangkap kecemasan akan realita hidupnya. Biasanya, mereka takut dicemooh, atau terlalu mudah menyerah untuk memperjuangkan mimpinya sendiri. Akibatnya, mereka lari dari realita dan mengubah mimpinya menjadi mimpi yang justru mengalienasikan dari potensi dirinya sendiri.
Nah, mungkin Anda pun punya mimpi. Termasuk yang manakah mimpi Anda?
sumber andriewongso
No comments:
Post a Comment