Friday 12 September 2014

Di Sini Bisa Mempersiapkan Kematian

 
Ternyata Tiongkok bukanlah negara pertama yang memiliki wahana permainan baru nan unik berupa simulasi kematian. Siapapun yang mencoba simulasi ini akan merasakan bagaimana rasanya dikremasi dan dikubur hidup-hidup. Tapi Jepang nyatanya juga memiliki festival yang bertema sama.

Festival ini sebenarnya pameran dari berbagai industri yang berkaitan dengan pemakaman, seperti industri pembuatan peti mati dan kostum untuk pemakaman hingga jasa pemotretan untuk foto pemakaman. Namanya Shakatsu Festa.


'Shakatsu' sendiri berarti 'mempersiapkan kematian', sehingga festival ini sengaja diselenggarakan untuk mempermudah setiap orang agar dapat mempersiapkan pemakamannya sendiri.

Ada sekitar 50-an industri yang berkaitan dengan pemakaman yang hadir di pameran ini dan memajang produknya. Tidak main-main, seperti dikutip dari Oddity Central, Jumat (12/9/2014), festival ini berskala nasional dan mampu menarik 5.000 pengunjung setiap tahunnya.

Akan tetapi yang membuat festival ini menarik adalah para pengunjung bisa memilih sendiri apa yang mereka inginkan ketika dimakamkan nanti, sekaligus mencobanya langsung. Mereka bisa memilih kostum ketika dimakamkan, termasuk make-up-nya, memilih peti mati, bahkan memilih apakah mereka akan diberi selimut atau tidak di dalam peti mati tersebut.

Bahkan tiap perusahaan yang berkecimpung dalam industri ini membuatkan semacam katalog untuk para pengunjung agar mereka bisa memilih berbagai jenis peti mati yang diinginkan.

Kemudian pengunjung akan mulai mencoba-coba berbagai kostum dan make up untuk pemakaman. Setelah itu mereka juga menjajal peti mati pilihannya sendiri.

Para penyedia produk juga akan menawarkan jasa untuk memotret si calon pelanggan, dengan begitu calon pelanggannya tahu seperti apa kondisi mereka ketika dimakamkan nanti.

Beberapa tahun belakangan, tren mempersiapkan pemakaman seperti ini memang tengah marak di Jepang. Apalagi tahun ini Jepang lagi-lagi ditunjuk sebagai negara dengan populasi lansia terbanyak di dunia. Tercatat orang-orang dengan usia 65 ke atas mendominasi seperempat populasi di Jepang. Wajar jika kemudian tren ini dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk mendapatkan untung.
sumber detik

No comments:

Post a Comment