Alkisah, suatu hari, di sebuah perguruan di puncak bukit,
seorang murid yang telah menyelesaikan pelajaran hendak turun gunung
mempraktikkan ilmunya di tengah masyarakat. Saat pamit ke gurunya yang
terkenal bijaksana, si murid pun meminta wejangan terakhir dari sang
guru.
“Guru. Izinkan muridmu berpamitan. Sebelum pergi, murid siap menerima wejangan terakhir dari guru, bagaimana caranya agar muridmu ini bisa sukses dan kelak berguna bagi banyak orang,” mohon si murid dengan hormat.
“Guru. Izinkan muridmu berpamitan. Sebelum pergi, murid siap menerima wejangan terakhir dari guru, bagaimana caranya agar muridmu ini bisa sukses dan kelak berguna bagi banyak orang,” mohon si murid dengan hormat.
Sambil tersenyum, sang guru menjawab, “Baiklah. Guru akan menurunkan sebuah mantra sakti agar kamu kelak menjadi sukses. Hapalkan mantra ini: ‘Walbadando Maruskar Silti Lubi’.” Si murid pun langsung menghapalnya dengan cepat.
“Tapi ada TIGA syarat yang harus kamu penuhi agar mantra ini menjadi nyata yaitu, satu: kamu mau bekerja keras, di mana pun dan kapan pun, kedua: tidak boleh mengeluh dalam menghadapai rintangan apa pun, dan ketiga, kamu harus banyak berbuat baik. Jika semua syarat itu bisa kamu laksanakan, maka mantra ini akan mengubah hidupmu. Sekarang pergilah. Sudah cukup ilmu yang kuberikan padamu,” tambah sang guru.
Si murid pun pergi dengan hati senang. Sembari menempuh perjalanan, ia terus menghapal mantra dan berharap keajaiban segera datang dan membuatnya mencapai impian.
Waktu demi waktu pun berlalu. Namun, sebanyak apa pun si murid merapal mantra sakti tersebut, tak ada hal apa pun yang terjadi. Meski agak kesal, ia ingat juga pesan gurunya, bahwa mantra itu hanya akan bekerja jika ia memenuhi ketiga syarat yang diberikan sebelumnya. Maka, si murid pun memilih untuk berkonsentrasi memenuhi ketiga syarat yang diberikan.
Ia bekerja keras di mana pun dan kapan pun. Sehingga banyak orang yang menawarinya pekerjaan. Saat menghadapi kesulitan, ia pun mengingat syarat kedua dari gurunya, yakni tak boleh mengeluh. Selain itu, ia pun mencoba selalu berbuat baik kepada siapa saja.
Setelah sekian lama, pelan tapi pasti, sukses berada dalam genggamannya. Suatu waktu, ia kembali ke daerah dekat tempatnya dulu berguru dan melepas rindu dengan gurunya.
Melihat kedatangan salah satu murid kesayangannya, guru itu pun menyambutnya dengan hangat. “Wahai muridku. Bagaimana perjalananmu selama ini? Apakah kamu sudah mempratikkan semua ilmu yang kuberikan dulu, termasuk mantra sakti itu?”
“Terima kasih Guru, aku sudah menjalankan semua pelajaranmu. Mengenai mantra sakti, maaf guru, muridmu ini justru telah melupakannya,” jawab si murid tersipu.
Sang Guru tersenyum bijak. “Muridku. Guru senang kamu telah mengerti bahwa mantra hanyalah sekadar kata-kata saja. Bukan penentu kesuksesanmu. Yang membuat sukses menjadi kenyataan adalah tiga syarat utamanya: bekerja keras, pantang mengeluh, dan selalu berbuat baik.”
Setiap manusia ingin sukses secara cepat. Karena itu, ketika ada orang atau program yang menawarkan sukses secara instan, banyak orang tertarik. Padahal sejatinya, tidak ada hasil yang diperoleh hanya dengan berpangku tangan. Harus melalui ketiga syarat yang disebutkan tadi yaitu kerja keras, pantang mengeluh dan banyak berbuat baik.
Sedangkan mantra sakti Sang Guru, “Walbadando maruskar silti lubi!” sendiri, merupakan kependekan dari awali bekerja dengan doa dan mau terus berkarya, hasilnya pasti luar biasa!
Mari terus bekerja, pantang mengeluh dan menyerah, terus berbuat baik, landasi dengan doa, maka pintu sukses akan selalu terbuka!
sumber andriewongso
No comments:
Post a Comment