Kebanyakan orang bisa menyimpan uang setiap bulan. Tapi,
kebanyakan pula tak bisa menjelaskan berapa banyak uang yang bisa
disisihkan untuk ditabung atau diinvestasikan. “Ya, seadanya sisa uang
di akhir bulan.” Jawaban ini sering kita dengar. Lebih apes lagi kalau
Anda menjawab, “Ya, kalau ada sisa uang ya ditabung,” atau “Bagaimana
bisa menabung, cicilan saja masih banyak?”
Pola pikir tersebut kurang tepat sebenarnya. Memiliki hutang, bukan
berarti tidak bisa menabung atau berinvestasi. Mengubah kebiasaan dalam
mengatur keuangan bisa jadi kunci sukses dalam membuat tumpukan uang di
rekening semakin menggunung. Berikut beberapa cara sederhana yang bisa
Anda lakukan:
1.Gambarkan apa yang akan Anda miliki ketika sudah pensiun atau di masa tua.
Kebanyakan dari kita tidak menyimpan uang untuk hari tua. Mungkin kita
berpikir bahwa masa itu masih lama, dipikirkan nanti saja. Nyatanya,
gambaran seperti apa yang akan Anda capai di masa tua adalah cara
terbaik untuk mencapainya. Bila tidak punya gambaran, bisa jadi Anda
tidak punya apa-apa di masa tua. Jangan sampai ini terjadi!
2. Tempeli kartu kredit dengan gambar tujuan finansial.
Kartu kredit memang jadi salah satu ancaman keuangan besar bila kita
salah dalam menggunakannya. Agar tak sering menggunakan kartu kredit
untuk hal remeh-temeh, tempelkan gambaran tujuan finansial kita.
Misalnya kita ingin membeli mobil baru atau jalan-jalan ke luar negeri
di kartu kredit Anda. Ketika Anda lapar mata dan siap berbelanja barang
tak penting, dijamin akan mengurungkan niat ketika melihat gambar
tersebut.
3. Mengunyah permen karet dan gunakan headphone ketika berbelanja.
Hal ini berhubungan dengan cara pasar swalayan memanipulasi pikiran
Anda. Mengunyah permen karet akan mencegah keinginan berbelanja makanan
karena ini dapat membuat merasa kenyang. Sedangkan menggunakan headphone
membuat Anda mengeblok musik dari swalayan atau toko yang biasanya
membuat Anda merasa sangat nyaman dan betah. Ketika dua hal itu terjadi,
jangan heran bila tangan tanpa sadar mengambil barang yang sebenarnya
tidak ingin kita beli ketika memasuki toko tersebut.
4. Belanja berdasar bayaran per jam kita.
Belanjalah berdasar hitungan uang yang Anda dapat dalam satu jam.
Misalnya Anda mempunyai pendapatan Rp8 juta per bulan. Dengan rata-rata
kerja delapan jam kerja, berarti dalam satu jam Anda dibayar atau
mempunyai pendapatan Rp50 ribu. Nah, ketika akan belanja misalnya baju
seharga Rp300 ribu, setara tidak dengan kerja Anda selama 6 jam? Bila
koleksi baju di almari masih banyak, rasanya harga tersebut terlalu
mahal.
5. Kesampingkan kebiasaan buruk Anda dengan “mantra” baru.
Lagi-lagi soal kebiasaan berbelanja. Ucapkan mantra berulang-ulang
dalam hal kebiasaan belanja. Misalnya, “Saya hanya membeli baju ketika
dapat bonus.” Cara ini bisa mengeblok kebiasaan membeli baju yang tidak
diperlukan setiap kali gajian.
6. Gunakan trik khusus.
Anda memang tidak selalu bisa mengendalikan diri dalam berbelanja
terhadap barang yang menarik hati. Tapi ada sedikit trik untuk
mengatasinya. Jangan menyimpan informasi kartu kredit pada toko online
atau autofill data. Selain itu kurangi intensitas belanja online dan
biasakan belanja offline dengan kartu debit atau kalau bisa uang tunai.
Belanja online kadang membuat orang impulsif, karena bisa dilakukan di
kantor atau bahkan di sofa yang nyaman di ruang keluarga.
7. Bersenang-senang dalam menabung.
Buat menabung menjadi kegiatan menyenangkan. Misalnya saja dalam enam
bulan ke depan Anda harus bisa menabung untuk mengganti home theater di
rumah yang sudah berusia lima tahun. Buat tantangan misalnya bila gagal
menabung, Anda harus menurunkan berat badan sebanyak 3 kg. Tapi kalau
berhasil Anda boleh makan di restoran favorit setiap minggu dalam satu
bulan.
Mudah dan sederhana sebenarnya, sepanjang ada niat dan kemauan kuat untuk berhemat. Nah, selamat mencoba!
sumber andriewongso
No comments:
Post a Comment