Seusai lulus kuliah, Parinda Wanitwat (23) khawatir dengan kondisi
keuangannya karena jumlah utang pada bank untuk biaya pendidikan yang
tidak murah. Namun, sebuah artikel pada majalah Vanity Fair mengenai "sugar babies", atau wanita muda yang berkencan dengan pria tua, menggelitik rasa penasarannya.
Tertarik melihat kehidupan para wanita muda tersebut, akhirnya Wanitwat mencoba melihat-lihat situs seekingarrangement.com untuk mengetahui cara kerja para "sugar babies" tersebut.
Tertarik melihat kehidupan para wanita muda tersebut, akhirnya Wanitwat mencoba melihat-lihat situs seekingarrangement.com untuk mengetahui cara kerja para "sugar babies" tersebut.
"Aku merasa pekerjaan dan situs ini tidak aman untukku," ujar Wanitwat yang bermukim di New York, Amerika Serikat.
Situs tersebut kali pertama beroperasi pada 2006 dan menawarkan jasa
untuk mempertemukan pria kaya dan wanita muda cantik, di mana keduanya
dapat saling melengkapi kebutuhan masing-masing.
Dalam situs ini, pria kaya setengah baya diistilahkan dengan "sugar daddy", lalu sang wanita panggilan muda cantik disebut dengan "sugar babies".
Gaya hidup yang dianut oleh sejumlah orang tersebut menginspirasi Wanitwat untuk menggarap film dokumentasi bertajuk Daddies Date Babies, yang direncanakan dirilis pada akhir Desember 2014 mendatang.
Saat proses produksi film dokumenter ini, Wanitwat berhasil mewawancarai dua wanita "sugar babies". Mereka secara terbuka mengisahkan profesi dan kehidupan sebagai "sugar babies".
"Aku memutuskan menjadi 'sugar babies' karena aku tak memiliki pekerjaan dan tumpukan utang, setelah lulus kuliah," ujar Tess Wood (25) pada The Huffington Post. "Saat itu, pekerjaan ini terlihat lebih mudah daripada menjadi pelayan bar," lanjutnya.
Sejauh ini, Wood telah memiliki klien yang tersebar di Chicago, New
York, dan Florida. Bagi dia, jenis hubungan yang ia jalani bersama
mereka sama sekali tidak memberikan kepuasaan batin sebagai seorang
wanita.
Lain lagi yang diungkapkan oleh Stephany Xu (23), entrepreneur, sekaligus
teman dari Wanitwat. Xu mengatakan ketertarikannya pada pria tua
disebabkan mereka dapat memberikannya kestabilan dalam hal finasial.
Untuk memudahkannya bertemu dengan pria tua potensial, lima tahun yang lalu Xu sempat bergabung dengan Seeking Arrangement, tetapi sekarang sudah sama sekali tidak aktif.
"Pria pertama yang aku kenal dari situs ini adalah seseorang yang
luar biasa dan tak terlupakan," ujar Xu. "Dia adalah pria yang manis,
baik, royal, dan sangat pengertian. Hingga hari ini, aku masih suka
bertemu dengannya, tetapi sesekali saja," lanjutnya.
Xu mengaku senang berbelanja dengan kartu kredit, dan pria-pria tua
yang pernah kencan dengannya memiliki kemapanan finansial yang bersedia
membayar semua kebutuhan Xu, sekaligus melunasi utang kartu kreditnya.
"Untuk urusan bayar-membayar tak menjadi kewajiban dalam hubunganku
dengan kekasihku yang sudah berumur. Itu seperti sesuatu yang terjadi
begitu saja," ujarnya.
Xu dan Wood mengaku jenis hubungan yang mereka jalani lebih
"terhormat" dibandingkan dengan pelacuran dan sebagainya. Keduanya
mengatakan bahwa beberapa klien mereka telah memberikan akses pada
lingkup sosial yang sebelumnya tidak terjangkau, dan juga memberikan
standar gaya hidup yang mendorong semangatnya untuk lebih giat mencari
uang.
Xu sendiri kini tengah menjalani hubungan serius dengan seorang pria
tua yang selalu mengajaknya makan malam di tempat mahal, berbelanja, dan
berdisko setiap malam. Kehidupan demikianlah yang memang ia dambakan
selama ini.
sumber kompas
No comments:
Post a Comment