Ditinggal oleh orang terkasih sering membuat seseorang merasa patah
hati. Pada orang dengan usia muda patah hati dapat berdampak pada
psikisnya. Akan tetapi menurut studi terbaru, pada orang yang lebih tua
patah hati ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan psikisnya saja
tapi juga fisik.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari The University of Birmingham, Inggris, telah dipublikasi di jurnal Immunity and Ageing. Penelitian tersebut menemukan bahwa ditinggal oleh pasangan, teman dekat atau saudara yang dicintai memiliki efek yang merugikan pada kemampuan tubuh melawan infeksi.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari The University of Birmingham, Inggris, telah dipublikasi di jurnal Immunity and Ageing. Penelitian tersebut menemukan bahwa ditinggal oleh pasangan, teman dekat atau saudara yang dicintai memiliki efek yang merugikan pada kemampuan tubuh melawan infeksi.
Tim peneliti mempelajari efek rasa kehilangan tersebut pada sel darah putih yang disebut neutrofil. Neutrofil adalah bagian darah yang memegang kunci penting untuk melawan infeksi bakteri seperti pneumonia atau radang paru.
Peneliti mengambil sampel darah dari pria dan wanita yang baru berduka dan melihat sebarapa baik neutrofil mereka membunuh kuman bakteri. Tim menemukan bahwa kemampuan neutrofil pada orang muda tidak terpengaruh. Akan tetapi neutrofil pada orang di atas usia 65 tahun ternyata tidak mampu lagi membunuh bakteri. Hal ini dikatakan mungkin karena kemampuan tubuh mengelola stres.
"Fungsi neutrofil berkurang pada partisipan yang lebih tua mungkin dikarenakan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan hormon stres. Khususnya rasio hormon kortisol : dehydroepiandrosterone sulphate (DHEAS)," tulis peneliti dikutip dari jurnal Immunity and Ageing, Kamis (11/9/2014).
Pada orang yang berusia lebih tua, kemampuan tubuh untuk mengatur keseimbangan hormon terganggu saat mengalami stres. Produksi hormon DHEAS saat stres menjadi berkurang saat stres, padahal hormon ini adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap imunitas tubuh.
Temuan studi ini dikatakan peneliti dapat menjelaskan fenomena mengapa seseorang terutama yang sudah tua terkadang meninggal tidak lama setelah pasangannya meski terlihat sehat.
Salah satu peneliti dari studi, Dr Anna Phillips mengatakan hilangnya kemampuan sel darah putih untuk melawan bakteri dapat menyebabkan orang tua yang berduka rentan terhadap infeksi bakteri.
"Kami pikir ini benar-benar menarik dan mungkin adalah salah satu alasan mengapa orang tua lebih rentan terhadap infeksi setelah kehilangan pasangannya," tutup Dr Phillips.
sumber detik
No comments:
Post a Comment