Monday, 15 September 2014

Perawatan Gangguan Jiwa yang Kontroversial

 
Gangguan kejiwaan pada umumnya diterapi dengan konseling atau obat-obatan, tetapi ketika terapi tersebut tak berhasil, dokter biasanya akan menggunakan prosedur yang tidak umum dan kontroversial.

Meski beberapa jenis terapi, termasuk memberikan kejutan elektrik ke otak, terkesan ekstrim namun beberapa studi menyebut pada beberapa pasien terapi tersebut sangat efektif.

Berikut adalah 5 terapi kontroversial untuk gangguan jiwa:


1. Terapi "Electroshock"
Terapi elektroconvulsive (ECT) pertama kali dipakai di tahun 1930-an. Dalam terapi ini dokter akan memasang elektroda di kening pasien yang beraliran listrik ke otak untuk membangkitkan kejang selama 30-60 detik.

Terapi ini kontroversial, terlebih di tahun-tahun awal pasien tidak dibius, dan menggunakan listrik dalam level cukup tinggi. Saat ini terapi ECT sudah lebih aman karena pasien mendapatkan anestesi dan dosis listriknya terkontrol.

Meski begitu, ECT bisa merusak memori daya pendek, dan meski jarang, bisa merusak jantung. Karena efek samping ini, ECT tidak dipakai sebagai terapi lini pertama. Meski begitu, terapi 75-85 pasien yang mendapat ECT menunjukkan perbaikan gejala.

2. Stimulasi otak dalam
Stimulasi otak dalam (deep brain stimulation) dilakukan dengan menanam elektroda  kecil di bawah dada yang akan mengirim impuls listrik ke otak. Biasanya terapi ini dipakai untuk mereka yang mengalami gangguan kompulsif obsesif (OCD), depresi, dan kecanduan narkoba.

Terapi ini juga telah dipakai dalam mengobati tremor pada pasien Parkinson dan distonia. Setelah mendapat terapi ini, pasien OCD akan menunjukkan perbaikan mood, seperti berkurangnya rasa cemas dan lebih merespon terapi perilaku yang sebelumnya tak berhasil. Meski begitu, terapi ini bukanlah obat yang bisa menyembuhkan.

3. Stimulasi magnetik transcranial
Terapi lain yang tak biasa untuk mengatasi depresi adalah stimulasi magnetik transcranial. Dalam terapi ini dokter akan meletakkan kumparan kecil elektromagentik di bawah kulit kening. Nantinya medan magnet akan mengubah aktivitas di area otak tertentu, terutama yang mengatur mood.

4. Operasi otak
Disebut juga dengan psychosurgery, operasi ini sudah dilakukan sejak tahun 1930-an, meski sangat kontroversial. Pada awalnya operasi ini menyebabkan efek samping serius, yakni perubahan kepribadian.

Praktek operasi ini berkurang sejak obat-obatan medis untuk gangguan jiwa ditemukan. Meski begitu di tahun 2013 penelitian menunjukkan jenis baru operasi otak, yakni bilateral capsulotomy, cukup efektif mengatasi gangguan jiwa OCD.

5. Jamur ajaib
Dalam penelitian tahun 2011 diketahui hallucinogen yang ditemukan dalam jamur ajaib (magic mushroom), yakni psilocybin, bisa mengatasi gangguan jiwa seperti depresi, kecemasan, dan kecanduan.

Psilocybin juga terus diteliti dan cukup efektif mengurangi kecanduan alkohol. Zat ini juga bisa mengurangi kecemasan dan menyeimbangkan mood pasien kanker yang sudah dalam stadium terminal.
sumber kompas

No comments:

Post a Comment