Sebuah penelitian di Inggris mengatakan bahwa mereka yang memiliki
paham dan keyakinan politik sama ternyata menebarkan aroma serupa. Tak
percaya, berikut uraian yang disarikan DailyMail.
Sudah semenjak lama, banyak orang meyakini bahwa aroma dapat
membangkitkan emosi atau mengingatkan seseorang terhadap sejumlah
kenangan pada masa lalu. Sekarang, sebuah penelitian terbaru
mengeksplorasi misteri aroma tubuh manusia dalam mengidentifikasikan
keyakinan politik seseorang.
Maksud dan tujuan dari para peneliti dalam studi ini adalah agar para
pelaku politik lebih mudah dalam menemukan kawan dibandingkan lawan.
“Tidak banyak orang yang mau berterus terang mengenai paham politik
yang mereka yakini, tapi penelitian ini menemukan bahwa mereka yang
memiliki sikap politik yang sama cenderung memiliki aroma tubuh serupa,”
ujar Dr Rose McDermott, penulis pada American Journal of Political Science Study.
Tanpa disadari, kata McDermott, mereka yang memiliki satu keyakinan paham politik saling berkumpul dan berorganisasi karena daya tarik dari aroma tubuh masing-masing.
Penelitian unik ini melibatkan 146 responden dengan rentang usia 18 hingga 40 tahun. Lalu, masing-masing dari mereka terbagi dalam dua keyakinan politik, yaitu sangat konservatif dan sangat liberal.
Kemudian, lewat skala yang sudah ditentukan, jumlah mereka dikerucutkan sehingga menjadi 21 orang. Terdiri dari 10 responden liberal dan 11 responden konservatif.
Tanpa disadari, kata McDermott, mereka yang memiliki satu keyakinan paham politik saling berkumpul dan berorganisasi karena daya tarik dari aroma tubuh masing-masing.
Penelitian unik ini melibatkan 146 responden dengan rentang usia 18 hingga 40 tahun. Lalu, masing-masing dari mereka terbagi dalam dua keyakinan politik, yaitu sangat konservatif dan sangat liberal.
Kemudian, lewat skala yang sudah ditentukan, jumlah mereka dikerucutkan sehingga menjadi 21 orang. Terdiri dari 10 responden liberal dan 11 responden konservatif.
Selanjutnya, selama satu minggu mereka diwajibkan untuk mandi
menggunakan sabun tanpa pewangi, dan mengenakan semacam alas dari kain
kasa yang diletakkan di bawah lengan. Lalu, mereka tidak diizinkan untuk
merokok, minum alkolhol, dan menggunakan deodoran. Setelah itu, sampel
keringat mereka dibekukan untuk penelitian lebih lanjut.
Satu pekan kemudian, 125 responden lainnya yang telah disurvei
mengenai keyakinan politik mereka diminta untuk mencium 21 sampel
keringat tersebut dan menilai dari skala satu hingga lima.
Hasilnya, mereka dengan paham politik konservatif menilai bau
keringat responden yang juga konservatif dengan angka lima. Sedangkan
bau keringat responden paham liberal dinilai dengan angka satu. Hal yang
sama juga terjadi pada mereka dengan pandangan politik liberal.
“Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa bau keringat dapat
mengakomodasi sinyal lawan atau kawan di lingkup politik,” tutup Dr
McDermott.
sumber kompas
No comments:
Post a Comment