Leonardo Da Vinci adalah manusia cerdas. Ia seorang polymath
atau polimatik dengan predikat beragam: pelukis, pemahat, arsitek,
musisi, matematikawan, insinyur, penemu, ahli anatomi, geolog, ahli
kartografi, ahli botani, juga penulis. Kejeniusannya tergambar dalam
karya-karyanya sebagai maestro lukis. Baru-baru ini, seorang ilmuwan
Prancis menguak 'rahasia tersembunyi' di balik salah satu lukisannya.
Lukisan itu adalah The Lady with an Ermine, satu dari 4 potret perempuan yang diketahui pernah dilukis da Vinci.
Pascal Cote, ilmuwan tersebut, menghabiskan waktu 3 tahun menggunakan menggunakan teknologi cahaya reflektif untuk menganalisis lukisan tersebut.
Hasilnya, terungkap bahwa da Vinci melukis potret sang lady 3 kali. Yang pertama tanpa cerpelai, sementara 2 lainnya memegang hewan tersebut namun dengan versi bulu yang berbeda.
Cotte yang adalah salah satu pendiri Lumiere Technology di Paris adalah pioner dalam teknik terbaru yang disebut Layer Amplification Method (LAM).
Teknik itu bekerja dengan cara memproyeksikan serangkaian cahaya intensif pada lukisan. Sebuah kamera dioperasikan untuk mengukur refleksi lampu. Dari pengukuran itu Cotte bisa menganalisa dan merekonstruksi lapisan-lapisan pada lukisan.
"Teknik LAM memungkinkan kita menelaah lukisan seperti mengupas kulit bawang, menghapus apa yang tampak permukaan untuk melihat apa yang sesungguhnya ada di dalamnya, di balik berbagai lapisan cat," kata Pascal Cote, seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Selasa (30/9/2014).
Setelah temuan dihasilkan, teori baru soal asal usul lukisan pun tercetus.
The Lady with an Ermine adalah lukisan potret Cecilia Gallerani, perempuan muda dari sebuah istana atau rumah besar milik bangsawan di Milan. Ia adalah istri simpanan Ludovico Sforza, Duke of Milan -- yang memilih menikahi wanita lain bernama Beatrice d'Este.
Lukisan itu diperkirakan dilukis antara tahun 1489 dan 1490. Sang Duke adalah patron dan orang yang mempekerjakan da Vinci selama 18 tahun hidupnya di Milan. Ludovico Sforza punya nama julukan 'cerpelai putih'.
Awalnya diduga cerpelai yang digendong perempuan cantik yang dilukis di panel kayu itu adalah simbol pemujaan.
Ada juga yang mengira bahwa cerpelai dalam bulu lebat berwarna putih di musim dingin, merupakan simbol tradisional bagi kemurnian.
Namun, berdasarkan temuan terbaru, anggapan itu berubah. Diduga, sang maestro menambahkan hewan itu pada lukisan Cecilia Gallerani sebagai simbol bahwa perempuan tersebut -- yang saat dilukis baru berusia 16 tahun -- adalah kekasih 'sang cerpelai'
Teori lain adalah bahwa Gallerani meminta da Vinci menambahkan cerpelai ke dalam lukisannya, sehingga kaum kaya dan darah biru di Milan menyadari hubungan istimewanya dengan Duke.
Teknologi juga mengungkap hal lain. "Leonardo da Vinci adalah orang yang selalu berubah pikiran. Ia selalu ragu. Menghapus sejumlah hal, menambah yang lain. Ia berubah pikiran lagi dan lagi," kata Cotte.
Martin Kemp, Profesor Emeritus Sejarah Seni daro University of Oxford, memuji temuan Cote. "Apa yang diungkap Pascal Cotte di Prancis adalah sesuatu yang luar biasa," kata dia.
Temuan tersebut, ujar dia, mengungkap tentang jalan pikiran Leonardo da Vinci saat melukis. "Kita tahu ia selalu bermain-main pada awal melukis, namun, kini terkuak dia selalu melakukannya dalam setiap karya. Itu membantu menjelaskan mengapa ia sering kesulitan menyelesaikan sebuah lukisan," kata dia.
The Lady with an Ermine kini adalah milik Czartoryski Foundation dan selalu menjadi pusat perhatian pengunjung di rumahnya di Museum Nasional di Krakow, Polandia. Saat ini, untuk sementara, lukisan tersebut disimpan di Kastil Wawel, kerena museum sedang mengalami renovasi. Sebelumnya, lukisan itu jadi objek analisis menggunakan sinar-X dan infra-merah.
Rahasia The Lady with an Ermine mungkin sudah terkuak. Namun, masih ada Mona Lisa -- yang mungkin jadi lukisan paling misterius di dunia.
Siapa yang jadi model lukisan itu, juga arti di balik senyumnya yang enigmatik belum juga terkuak. Leonardo da Vionci juga diyakini menambahkan simbol-simbol rahasia pada Mona Lisa.
sumber yahoo
No comments:
Post a Comment