Antrean untuk mendapatkan pelayanan kerap dikeluhkan para pasien rumah sakit, terutama yang membutuhkan ruang perawatan kelas 3. Seringnya ruangan penuh membuat pasien harus rela menunggu berminggu-minggu untuk bisa dirawat.
Salah satunya Hendro (67), salah satu pasien kanker hati yang hendak menjalani operasi di RS Kanker Dharmais. Ditemui baru-baru ini, ia dikatakan baru mendapat kamar perawatan 3 hari menjelang pelaksanaan operasi.
"Saya
baru ditelepon kemarin malam. Katanya jadwal bapak operasi 3 hari lagi,
disuruh pagi-pagi ke rumah sakit untuk segera lakukan pendaftaran,"
tutur Suci (21) anak Hendro di RS Kanker Dharmais, Jl S Parman, Slipi, Jakarta Barat, seperti ditulis Rabu (28/1/2015).
Suci
mengisahkan bahwa ayahnya harus menunggu selama 6 minggu sebelum
akhirnya dioperasi. Ayahnya yang merupakan pasien BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan kategori PBI (Penerima Bantuan
Iuran) pertama kali dirujuk ke RS Kanker Dharmais pada tanggal 16
Desember 2014, setelah sebelumnya berobat di RS Budi Asih, Jakarta
Timur.
"Waktu itu dokternya bilang tumornya harus diangkat, sudah stadium 3 katanya. Makanya dirujuk ke Dharmais," tutur Suci lagi.
Sesampainya
di RS Dharmais, ternyata kamar rawat inap bagi pasien pengguna BPJS
kelas 3 penuh. Kamar yang tersedia hanya kelas 1 dan kelas 2, dan Suci
harus membayar kurang lebih Rp 3 juta jika ingin ayahnya dapat menempati
ruangan di kelas tersebut.
Karena tak ada biaya, Suci dan Hendro
pun memilih untuk pulang ke rumahnya di Jatinegara. Ketika menjalani
program rawat jalan untuk radioterapi, mereka terpaksa harus menginap di
rumah kerabat yang ada di Grogol agar yang lebih dekat dengan lokasi
rumah sakit.
"Kalau berangkat dari rumah jauh, sementara saya
harus ngantre pendaftaran dari jam 4. Makanya saya menginap di rumah
saudara yang di Grogol, biar lebih dekat, lebih praktis," tandas Suci.
sumber detik
No comments:
Post a Comment