Belakang ini ada
fenomena keracunan massal akibat minuman keras oplosan. Metanol
merupakan salah satu penyebab keracunan yang marak dioplos menjadi
minuman keras oplosan. Kandungan lain dalam miras oplosan selain
methanol terdiri dari berbagai campuran antara lain alkohol (>55%
etanol), obat-obatan, minuman bersoda / softdrink, suplemen kesehatan,
bahan kimia seperti spirtus.
Berbeda dari minuman alkohol yang
beredar saat ini, pada miras oplosan tidak bisa ditentukan berapa persen
kandungan pasti etanol nya. Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman
beralkohol yang beredar di Indonesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
- Minuman beralkohol Golongan A : adalah minuman yang mengandung etil alkohol dengan kadar sampai 5 %.
- Minuman beralkohol Golongan B : adalah minuman yang mengandung etil alkohol lebih dari 5% hingga 20 %.
- Minuman beralkohol Golongan C : adalah minuman yang mengandung etil alkohol lebih dari 20% hingga 55%
Dampak Keracunan Etanol dari Miras Oplosan:
Pada
miras oplosan yang ada, kandungan etanolnya justru sangat rendah namun
metanolnya sangat tinggi bahkan bisa melebihi 50%. Metanol dan etanol
mempunyai bau dan bentuk cairan yang sama, oleh karena itu orang yang
sudah kecanduan alkohol dengan keterbatasan dana memilih menggunakan
methanol dibandingkan etanol karena harganya jauh lebih murah. Dilihat
dari bahaya terhadap efek kesehatan, metanol jauh lebih berbahaya
daripada etanol.
Efek kesehatan yang ditimbulkan dari etanol antara lain :
- Dapat menyebabkan perasaan senang (eforia)
- Pusing
- Mengantuk
- Depresi sistem syaraf pusat (SSP)
- Mual, muntah, nyeri perut, diare, pankreatitis,
- Perdarahan pada saluran pencernaan,
- Disorientasi
- Inkoordinasi otot
- Paralisis otot
- Depresi pernafasan, gagal nafas, aspirasi paru, edema paru, pneumonitis,
- Asidosis metabolic
- Kejang, pingsan, koma
- Jika etanol dikonsumsi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kematian.
Efek dari Methanol dari Miras Oplosan:
Efek kesehatan yang ditimbulkan oleh methanol adalah multiple organ failure (kegagalan organ-organ) yang melalui Empat fase-fase toksik:
- Fase pertama: terjadi penekanan sistem
saraf pusat yang timbul dalam waktu 30 menit sampai 2 jam pertama.
Gejala tersebut antara lain: meningkatkan kerja jantung, mual, muntah,
vertigo, rasa kantuk, gastritis, diare, sakit punggung
- Fase kedua adalah fase laten mengikuti depresi sistem saraf pusat
- Fase ketiga terjadi asidosis metabolik berat
- Fase keempat adalah toksisitas pada
mata, diikuti dengan kebutaan, kejang, gagal ginjal akut disertai
mioglobulinuria (terdeteksinya protein serat otot/mioglobin dalam urin)
dan hematuria (darah di dalam urin), koma, dan bisa berujung kematian.
Penanganan Keracunan Miras Oplosan
Berikut penanganan keracunan akibat minuman keras oplosan:
- Pertolongan pertama adalah menjaga
jalan nafas karena orang yang keracunan methanol dapat beresiko terjadi
aspirasi ke dalam paru-paru. Menjaga jalan nafas adalah menjamin bahwa
jalan masuknya udara ke paru tidak terhambat sehingga kebutuhan oksigen
kedalam tubuh terpenuhi.
- Memberikan banyak minum untuk menghindari terjadi dehidrasi dan mengurangi kadar racun didalam tubuh.
- Jika pasien sadar, segera tanyakan
apakah ada riwayat minum alkohol sebelumnya, waktu minum, berapa banyak
jumlah cairan alkohol yang diminum dan produk alkohol apa yang diminum.
Hal ini dapat membantu penanganan menjadi lebih baik. Jika jawabannya
adalah iya terdapat riwayat konsumsi alkohol. Segera bawa ke rumah
sakit, di rumah sakit akan diberikan anti-dotum dari metanol yaitu
etanol atau fomepizole. Kedua bahan inidapat menghambat alkohol
dehidrogenase, sehingga mengurangi konversi metabolisme metanol menjadi
metabolit toksik (asam format). Pemberian anti dotum ini semakin cepat
semakin baik. Jika kondisi pasien sudah terlanjur melewati fase laten,
umumnya pemberian etanol tidak terlalu berefek pada proses detoksifikasi
karena telah terjadi proses perubahan formaldehid menjadi asam format
- Hemodialisis untuk membersihkan
methanol dari dalam darah. Hemodialisis adalah proses pembersihan darah
dari zat-zat beracun, melalui proses penyaringan di luar tubuh
menggunakan mesin dialisis.
sumber klikdokter
No comments:
Post a Comment