Harga murah spesifikasi 'wah' menjadi daya tarik Xiaomi sejak
pertama kali muncul. Dengan banderol harga di bawah rata-rata ponsel
sekelasnya, bagaimana caranya Xiaomi bisa tetap dapat untung?
Vice President Xiaomi Global Hugo Barra, pun akhirnya memaparkan skema bisnis perusahaannya di sela peluncuran Mi Note di National Convention Center, Beijing, China.
Vice President Xiaomi Global Hugo Barra, pun akhirnya memaparkan skema bisnis perusahaannya di sela peluncuran Mi Note di National Convention Center, Beijing, China.
"Kami menjual perangkat dengan harga tak jauh dari biaya produksi. Selama perangkat tersebut dijual, biaya komponen akan turun. Ketika kapasitas produksi meningkat, kami mendapatkan sedikit keuntungan dari situ," kata Hugo Barra.
Dikatakannya, Xiaomi berupaya agar sebisa mungkin harga produknya tidak terpaut jauh dengan ongkos produksi, sepanjang 'umur' produk tersebut di pasaran.
"Produk kami bertahan di pasar dalam jangka waktu lama. Mi Note misalnya, kami mulai menjualnya bulan ini untuk selama tahun ini bahkan mungkin hingga awal tahun depan. Biaya produksi ponsel, termasuk komponen yang harus kami beli, akan turun dari waktu ke waktu," terangnya.
Xiaomi bisa melakukannya karena seperti disebutkan Barra, bahwa mereka adalah perusahaan yang sangat terhubung. Maksud terhubung di sini adalah, mereka memanfaatkan online marketing dan meninggalkan cara tradisional dalam berjualan.
"Kami memulai dengan website e-commerce di sebagian besar pasar. Kami tidak perlu mendatangi distributor atau reseller. Semua ini kami pangkas. Kami menjualnya langsung. Itu sebabnya kami bisa menjual dengan harga yang agresif," paparnya.
Meski dikenal sebagai produsen ponsel, keuntungan Xiaomi tak hanya datang dari penjualan ponsel. Disebutkan Barra, mereka punya sejumlah bisnis lain yang tak kalah penting dalam berkontribusi terhadap pendapatan.
sumber detik
No comments:
Post a Comment