Pertanyaan klasik bagi angkatan kerja yang baru menjalani usia produktif adalah, “Apa sih karir yang tepat bagi diriku?”
Benarkah karir yang baik itu adalah pekerjaan yang memberi penghasilan
yang besar? Ataukah karir adalah pekerjaan yang nyaman untuk dilakukan?
Manakah yang harus kamu kejar, pendapatan besar atau kepuasan
bekerja? Diagram di bawah ini mungkin bisa memberi gambaran karir macam
apa yang harus kamu kejar.
Jika Kamu Jago Di Sebuah Bidang, Mulailah Dari Sana
Mulaihlah dari hal yang bisa kamu lakukan dengan ‘jago’. Mengawali
dari pekerjaan yang tidak begitu kamu kuasai memang memungkinkanmu untuk
berlatih, tapi kecil kemungkinan kamu bakal jadi yang terbaik di bidang
itu.
Daripada buang-buang waktu, mending kamu segera beralih ke bidang
lain. Lagian, mengerjakan sesuatu yang bukan bidangmu itu gak baik untuk
atmosfir tempat kerja. Kamu tidak akan bisa memberikan seluruh
kemampuanmu secara maksimal. Selain dirimu sendiri, rekan kerjamu juga
akan merasakan akibatnya.
Jangan Lupakan Bidang Yang Kamu Minati
Walaupun kamu jago di sebuah keahlian, jangan pernah lupakan bidang
yang selalu kamu minati. Cirinya adalah, bidang ini bikin kamu selalu
semangat bekerja tiap hari. Walau keadaan selalu naik dan turun, kamu
malah tambah nikmat bekerja di bidang ini. Kamu merasa tertantang dan
tanpa bosan tetap melakukannya tiap hari.
Karir yang tepat buat kamu adalah karir yang melibatkan bidang yang
kamu kuasai dan bidang yang kamu cintai. Perpotongan antara dua bidang
ini bisa kita sebut dengan career sweet spot. Contohnya, mungkin kamu lulusan marketing dan
emang ahli dalam memasarkan suatu produk. Namun kamu selalu punya
ketertarikan dengan seni. Ada sesuatu dari seni yang bikin kamu puas
saat menikmatinya.
Mungkin karir yang cocok terletak pada bidang yang menggabungkan seni
dan pemasaran, seperti agensi iklan. Pertimbangkan untuk berkarir di
bidang sport science jika kamu punya bakat di bidang sains namun selalu menyukai serunya persaingan dalam olahraga.
Haruskah Kamu Mengejar Passion?
“Follow your passion”, mereka jawab ketika ditanya karir apa
yang terbaik. Itu jawaban yang bagus dan semua orang pasti senang
mendengarnya, namun jika diaplikasikan ke realitas, passion berubah jadi rumit. Sudah saatnya kita bertanya, “Masih haruskah aku mengejar passion-ku?”
Kenyataannya, kamu bisa saja memiliki passion yang besar
dengan sepak bola tanpa harus menjadi pesepakbola profesional, mencintai
seni tanpa harus menjadi seniman, atau paham dan suka soal politik
tanpa harus jadi politisi.
Ketika kamu menyebut “My passion is my job” maka secara
tidak langsung kamu juga mengatakan kalau kamu gak tertarik sama sekali
dengan apa pun di luar pekerjaan. Hal yang hampir gak masuk akal
mengingat perkembangan zaman saat ini.
Temukan Career Sweet Spot Dalam 3 Langkah
Secara umum, pekerjaan di dunia diklasifikasikan menjadi dua cabang:
- Bidang Fungsional (Jasa) seperti, pemasaran, keuangan, desain dan sebagainya.
- Bidang Industri (barang) termasuk ritel pakaian, produk kemasan, perusahaan perangkat keras/lunak dan sebagainya.
Akan tetapi masih sering terdapat garis pemisah yang tipis antara
bidang fungsional dan industri. Pemisahan yang seperti ini malah bikin
kamu tambah bingung untuk menemukan career sweet spot. Jadi
gimana cara menentukan kamu jago di bidang mana dan bidang apa yang
bikin kamu berminat, lalu menerjemahkan informasi tersebut ke dalam
kerangka fungsional dan industri? Ikuti tiga langkah berikut:
1. Cobalah Beragam Bidang
Memang akan memakan banyak waktu dan energi, namun mencoba lalu
belajar dari kesalahan merupakan cara terbaik untuk melatih dirimu.
Seumpama kamu merasa berminat pada satu hal, pelajari, ambil kursus dan
baca bukunya. Lalu lihat apakah dirimu masih berminat dengan itu. Kalau
kamu merasa jago pada satu bidang tersebut– coba saja: ikut magang, jadi
relawan, atau masuk ke dalam komunitasnya.
Maksimalkan usaha kamu untuk mencoba dan bereksperimen. Kamu berpikir kamu bakal jago menulis kode? Bikin blog
dan dirikan sebuah website. Jangan pernah berpikir bahwa kamu harus
mengeyam pendidikan formal yang spesifik untuk mencoba berbagai bidang.
Dengan bantuan sumber daya yang tepat, kamu bisa membangun sesuatu walau
dalam skala kecil.
2. Minta Feedback Dari Yang Ahli
Pelajari apa peran mereka dalam pekerjaannya, hal apa yang bikin di
ahli dalam bidangnya, dan apa yang harus dijauhi jika ingin tetap jadi
yang terbaik. Bagaimana mereka bisa menumpuh jalan karir ini? Luangkan
waktu untuk ngobrol sama orang-orang yang udah ahli ini, simak
pendapatnya tentang apa yang mereka suka dan apa yang mereka benci.
Kadang akan sangat sulit untuk menemukan “bidangmu” makanya
sering-seringlah meminta pendapat dari mereka. Pendapat sering
ditafsirkan sebagai kritik namun dengan mentalitas yang tepat, segala
kritik, feedback, masukan atau entah apa itu namanya akan membantu kamu melakukan yang terbaik.
3. Temukan Pemicu Kesuksesan dan Kegagalan
Katakanlah kamu pecinta berat sepakbola, namun kamu gak bakal jadi
pemain profesional. Lalu apa yang bikin kamu cinta berat pada olahraga
ini? Apakah persaingannya? Strateginya? Pemain-pemainnya? Kenikmatan
melihat gol? Begitulah cara kamu melihat karir mana yang cocok untuk
kamu.
Temukan pemicu yang bikin semangat, yang menimbulkan rasa lapar untuk
sukses. Serta kenali juga penjagal yang bisa menyandung kamu di tengah
jalan. Suka berceloteh? Marketing mungkin cocok buat kamu. Senang
bercengkrama dengan orang dan mempelajari kebutuhannya? Pertimbangkan
karir di bidang sales.
Dan yang terpenting adalah kamu harus tetap menyadari kalau keadaan
bisa saja berubah dalam sekejap. Ketertarikan kamu akan berubah dan
keahlian kamu makin berkembang seiring waktu. Jam kerja dan pengalaman
yang kaya akan memperdalam pengetahuanmu soal potensi yang ada dalam
diri. Semakin kamu mengenal diri sendiri, semakin mantap pula kamu bisa
menentukan pilihan karir yang tepat.
sumber hipwee
No comments:
Post a Comment