Alkisah, seorang pria sedang berjalan di pinggiran pantai.
Saat berjalan santai, kakinya terantuk sebuah botol kaca yang berisi
sebuah kertas. Ia lalu mengambil botol tersebut dan terkejut saat
mengetahui bahwa isi kertas itu adalah sebuah peta menuju harta karun.
Namun, karena ia sedang tergesa-gesa, dirinya berpikir itu hanya sebuah
peta harta karun main-main. Maka, kertas itu dikembalikan ke dalam botol
dan dibuangnya jauh-jauh ke tengah laut.
Saat ombak membawa botol itu kembali ke darat, rupanya seorang pria kembali menemukan botol itu. Hal yang sama juga dilakukannya. Namun kali ini, ia merasa bahwa itu adalah peta harta karun yang benar-benar nyata. Maka, ia pun segera mengikuti petunjuk peta itu ke tengah laut. Namun, saat terus berjalan mengikuti instruksi, besarnya gelombang dan dalamnya lautan membuatnya takut. Ia takut tenggelam dan akhirnya memilih untuk mengurungkan niat dan segera membuang botol itu kembali ke tengah laut.
Botol itu lalu ditemukan oleh pemuda lain. Instruksi yang didapatnya pada peta itu membuat si pemuda sangat bersemangat. Karena ternyata letaknya cukup jauh ke tengah laut, pemuda itu pun lantas mencoba menyewa perahu. Setelah sampai ke tempat yang ditunjukkan, ia segera menyelam ke dasar laut menuju pada titik yang tertera di peta. Tapi, rupanya tempat itu cukup dalam. Napasnya tak cukup kuat untuk sampai ke dasar. Saat itulah, ia jadi ragu. Kalau nekad, ia bisa mati konyol. Apalagi, ia sendiri tidak yakin seratus persen apakah benar yang ditunjuk dalam peta itu benar-benar sebuah harta karun. Maka,dalam keraguan ia pun membatalkan niatnya. Botol yang berisi harta karun itu pun dibuangnya.
Ombak kembali membawa botol itu ke tepian. Lalu, seorang pria lain menemukannya. Ia sangat kegirangan melihat ada peta harta karun yang ditemukannya. Dipelajarinya dengan saksama peta tersebut. Lalu, seperti pemuda sebelumnya, ia menyewa sebuah perahu dan pergi ke tengah laut, menuju pada titik yang telah disebut. Ia pun mengalami kendala yang sama dengan pemuda sebelumnya, yakni tempat tujuan cukup dalam. Bedanya, karena merasa sangat yakin ada harta karun, ia pun kembali ke tepian dan menyewa peralatan menyelam. Dengan usaha dan perjuangan yang luar biasa berat, akhirnya dia berhasil menyelam, mampumenemukan kotak harta karun yang segera dibawanya ke daratan. Sungguh, ia sangat beruntung. Kotak itu benar-benar berisi harta karun yang emas dan perhiasan lain seperti yang tertera dalam peta tersebut.
Kisah ilustrasi yang saya ceritakan tadi, merupakan sebuah penggambaran tentang diri kita saat berhadapan dengan datangnya kesempatan. Ada yang menganggap biasa-biasa saja, bahkan mengacuhkannya. Ada yang kemudian berusaha mewujudkannya dengan upaya ala kadarnya. Ada yang berusaha dengan lebih keras, namun segera menyerah saat menemui hambatan. Ada yang kemudian benar-benar berusaha dan pantang menyerah serta segera mencari solusi saat menemukan hambatan dan berhasil meraih kesuksesan.
Tipe yang manakah kita saat ini? Kembali mengacu pada ungkapan Mandarin jī bù kě shī, shí bù zài lái (jangan melepaskan kesempatan, waktu takkan terulang), sebaiknya kita bisa selalu menjadi tipe pemuda yang terakhir. Memang, kadang kesempatan seperti sulit diraih, tapi bagi mereka yang mau terus berusaha dan tetap berjuang, maka kesempatan sekecil apa pun, akan bisa membuka kesempatan lebih besar untuk sukses yang diharapkan.
sumber andriewongso
No comments:
Post a Comment