26. Dampak “buruk”-nya sih…kamu jadi ragu ketika harus memilih konsentrasimu~~
“Mana nih yang mau diambil? Jurnalisme, public relations, periklanan?”
*harus shalat istikharah dulu*
27. Gak jarang, yang tadinya pengen jadi PR malah ngambil jurnalisme. Yang niat jadi jurnalis, malah masuk periklanan~~~
Pindah-pindah “aliran” udah jadi hal yang lumrah bagi mahasiswa
Komunikasi. Biasa, tuntutan jurusan. Kita ‘kan harus luwes dan
gampang adaptasi gitu.
28. Itu baru penjurusan. Kita belum bicarain skripsi, ya…hahaha…
Orang anggap skripsi Komunikasi itu gampang. Bro, padahal nggak juga
Bro. Butuh riset dan waktu penelitian yang panjang. Nggak jarang bisa
sampai bertahun-tahun, lho!
Status sebagai mahasiswa Komunikasi membuatmu sering mendapat banyak komentar absurd dari orang lain
30. Pertama, mereka akan mengkritisi penampilanmu “Wah, anak komunikasi ya? Tapi muka loe kok gak kayak anak Komunikasi? Kurang ganteng/cantik!”
Sungguh kejam! Masa anak komunikasi distereotipkan dengan penampilan
ganteng atau cantik, gaul, sukanya hedon. Harusnya mahasiswa komunikasi
juga dilihat sama seperti mahasiswa lain, dari prestasi dan karyanya!
31. Lalu teman-teman non-jurusan Komunikasi akan bilang: “Udah Kuliah di Komunikasi Masih Aja Gak Jago Ngomong…“
Kalau ngomongnya sembarangan kayak loe, semua orang juga bisa!!!
Lagipula siapa yang pernah bilang ilmu komunikasi sama dengan terapi
bicara? Ada banyak saluran buat manusia untuk menyampaikan pesan, bukan
cum berkoar-koar doang.
32. Bila ketemu kenalan baru pasti kamu disangka pintar pidato di depan publik
Bapak dan Ibu yang terhormat, semua orang bisa pidato tanpa harus kuliah di jurusan komunikasi dulu.
33. Menjadi mahasiswa komunikasi, kamu juga sering disematkan predikat negatif. Selain dibilang suka hedon, kamu juga dikira punya ilmu berbohong
Sodara Jauh : Ambil kuliah jurusan apa?
Mahasiswa Komunikasi : Ambil ilmu komunikasi, om.
Sodara Jauh : Wah ilmu berbohong, dong!
Mahasiswa Komunikasi : Lho kok bohong om?!
Sodara Jauh : Itu iklan, isinya bohong semua. Yang bikin ‘kan anak komunikasi
Mahasiswa Komunikasi : Itulah sebabnya kita bersaudara jauh!!! (diucapkan dalam hati seperti sinetron GGS)
34. Kreatif kok dibilang bohong?!!!
Please, tolong bedakan antara metode komunikasi yang persuasif dan
berbohong. Berbohong itu kalau kita mengungkapkan fakta yang tidak
sebenarnya. Saat sebuah fakta yang diungkapkan dibungkus dengan
kreativitas agar terlihat lebih menari, ini adalah upaya kami untuk
meyakinkan orang lewat metode komunikasi yang persuasif.
Emang ada-ada aja anggapan orang soal mahasiswa Komunikasi, padahal yang kami kerjakan di kampus itu ini, lho…
36. Kamu Wajib Mempertajam Analisamu Soal Fenomena Komunikasi Sehari-Hari
Untungnya kamu tinggal di Indonesia, negara di mana fenomena sosial,
politik, ekonomi, dan hukum selalu bisa dilihat dari bingkai komunikasi.
Tinggal nonton TV 10 menit, kamu udah dapat bahan buat menulis esai.
Memang terdengar simpel, tapi jika ini dilakukan setiap hari selama 4
tahun? Bisa-bisa muntah koran kamu!
37. Memahami Hukum dan Etika Media di Indonesia Sebelum Menulis Berita
Lalu membandingkannya dengan negara lain hanya untuk mengetahui bahwa praktik media massa di negaramu is sh*t as hell.
38. Gak Banyak yang Tahu Kalau Mahasiswa Komunikasi Harus Meriset Pasar dan Mempelajari Demografis Konsumen. Proses ini Membuatmu Harus Berhari-Hari Brainstorming dan Gak Pernah Tidur Lebih Dari 4 jam
Semua itu dilakukan hanya demi kalimat, “Oke, nice” dari dosenmu. Fyuuuuhhhh~
*kemudian langsung hibernasi*
39. Bikin Iklan Itu Juga Nggak Semudah Menjentikkan Jari
Proses menciptakan iklan berdurasi 30 detik:
- Memahami brief dari dosen
- Cari ide yang sesuai
- Bikin script
- Cari talent
- Proses produksi yang menguras tenaga
- Editing yang penuh tantangan, sampai harus berkonflik sama teman satu kelompok
- Pitching ke dosen
- Belum tentu dibilang bagus
NAH LHO, ITU BARU BIKIN IKLAN SETENGAH MENIT LHO. GAMPANG HMMM? GAMPANG?
40. Biarpun masuk jurusan sosial, masih jarang orang tahu kalau di Jurusan Komunikasi juga ada praktikumnya
Bukan praktikum fisika atau kimia yang melibatkan tabung reaksi. Di
jurusan komunikasi ada praktikum siaran televisi, siaran
radio, fotografi dan praktikum jurnalistik.
Bukan cuma saat kuliah, sesi brainstorming juga terus kamu lakoni saat sudah menjadi pencari kerja. Harus pinter-pinter putar otak biar bisa diterima
41. Jadi anchor, jurnalis, atau reporter ternyata tak semudah yang kamu kira
Gak percaya? Liat aja Tina Talisa yang latar belakang pendidikannya dokter gigi. Najwa Shihab, anchor ternama itu juga datang dari Jurusan Hukum. OOOH, KENAPA KALIAN MENGAMBIL LAHAN KAMI. KENAPAAAA????
42. Ikut ujian CPNS, kamu juga menggantungkan harapan pada lowongan yang dilabeli untuk “Semua Jurusan”
Bahkan Kementertian Komunikasi dan Informatika aja gak bisa kamu harapkan sebagai benteng perlindungan terakhir.
43. Bekerja di bidang media dan dunia kreatif juga bukan berarti minim perjuangan. Masih harus ikut training dan belajar lagi
Kayaknya ijazah kamu cuma buat legitimasi pemanggilan wawancara kerja, deh.
Jadi, masuk Jurusan Komunikasi Itu Banyak Dukanya Dong?
44. Eits, jangan salah. Seberat apapun perjuangan kamu menjadi mahasiswa dan lulusan komunikasi, kamu gak pernah menyesali pilihanmu
45. Menjadi Mahasiswa Komunikasi Membuat Kamu Jadi Orang yang Selalu Berpikir Kreatif
46. Belajar di Jurusan Komunikasi membentukmu jadi pribadi yang berpikiran terbuka. Kamu tak lagi mudah mempercayai satu sumber informasi, selalu ada media lain yang bisa jadi bahan pembanding
47. Komunikasi membuatmu berani menyelami bidang-bidang yang selama ini gak pernah kamu sentuh sebelumnya
Di jurusan ini kamu mencoba untuk memahami pasar, mengerti cara
berpikir manusia, mempelajari psikologi dan melek hukum. Mahasiswa
komunikasi memang dituntut untuk punya kemampuan adaptasi selicin belut.
Harus tahu banyak dan mau terus belajar banyak hal.
48. Lingkungan Pertemanan Di Jurusan Komunikasi Juga Asyik. Kalian Selalu “Guyub” (Rukun – red) , Kalau Ada Teman Yang Berprestasi Satu Jurusan Girang Bukan Kepalang
49. Belum lagi jajaran dosen yang melihat mahasiswanya sebagai teman belajar, bukan sekedar anak didik
Mereka berusaha keras untuk tampil fresh dengan bergaul dengan anak muda, selalu up to date karna
gak mau ketinggalan dari mahasiswa, dan gak jarang beberapa dosen
komunikasi lebih senang dipanggil dengan sebutan “mas”, “bang”, atau
“mbak”.
50. Apapun Persepsi Orang, Menurutmu Jadi Anak Komunikasi Itu Nyenengin. Kalian Punya Kemampuan Untuk Mengarungi Dunia Dengan Santai
Ada tugas menulis? Nanti aja, tunggu menit-menit terakhir dikerjakan. Dosen nanya mau ujian tertulis atau take home? Ya, take home-lah!!! Anak komunikasi juga gak kenal dengan yang namanya dress code. Kamu percaya bahwa berpakaian rapi gak ada hubungannya dengan isi otak kamu.
Selow~ yang penting tugas jadi.
51. Jurusan Komunikasi memberikan ruang bagimu untuk terus mengembangkan diri
Belajar di Jurusan Komunikasi itu gak ada titik berhentinya. Kalau
kamu mau bertahan, kamu harus terus belajar untuk membaca tren dan
mengikuti keinginan pasar.
52. Tugas-Tugas yang Berat Tapi Mengasyikkan Membuatmu Terus Merasa Tertantang
Begadang bikin film, menggodok ide untuk iklan, sampai menulis news feature itu
sama sekali gak gampang. Tapi selalu ada kepuasan setiap kamu
menghasilkan suatu karya. Selalu ada kebahagiaan saat informasi yang
kamu sampaikan ternyata bisa membawa perubahan bagi kehidupan orang yang
menerimanya.
52. Banyak orang bilang kuliah Komunikasi itu isinya hura-hura? EMANG IYA! Kami bisa berhura-hura, karena kami bahagia menjalaninya!
Mau dibilang kuliahnya gak jelas, cari kerjanya susah, tukang bo’ong,
mahasiswanya pemalas dan sebagainya kamu gak pernah menyesal kuliah di
Jurusan Ilmu Komunikasi.
Suasananya yang rame tapi tetap santai, anak-anaknya yang kreatif
serta dosen-dosen yang lumayan “gaul” dan melek teknologi membuatmu
bersyukur udah memilih jurusan yang sesuai dengan selalu dipandang
sebelah mata namun sebenarnya punya pengaruh besar dalam arus informasi,
pemasaran dan penyelesaian konflik.
Anak-anak komunikasi sini tos dulu dah!
sumber hipwee
kuliah di ittelkom surabaya yuk
ReplyDelete