Kalau mau cermat, gemuk tidak bisa dilihat hanya dari berat badan. Haris
dilihat pula komposisi lemaknya, sebab ada orang yang kelihatan gemuk
karena memang massa ototnya besar. Bagaimana cara mudah untuk
membedakannya?
"Masuk kamar, berdiri depan kaca lalu loncat. Nah kalau ada yang goyang-goyang, itulah lemak," kata dr Jetty H Setyawan, SpJP(K), FIHA, FAsCC dari Yayasan Jantung Indonesia dalam peluncuran AXA Heart & Save di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (8/10/2014).
Menurut dokter yang akrab disapa Bunda Jetty ini, berat badan meningkat baru bahaya jika komposisinya lebih banyak lemak. Lebih bahaya lagi kalau lemaknya mengumpul di perut. Jika ototnya lebih banyak, menurutnya tidak masalah karena otot justru diperlukan untuk membakar kalori.
Lemak yang mengumpul di perut, khususnya di dalam rongga perut merupakan faktor risiko berbagai penyakit termasuk diabetes dan masalah jantung. Kondisi yang ditandai dengan perut membuncit ini disebut dengan istilah obesitas sentral dan sudah menjadi epidemi di seluruh dunia.
Penyakit jantung sendiri merupakan salah satu penyakit paling mematikan di seluruh dunia, angka kematiannya lebih tinggi dibandingkan kanker. Bunda Jetty menyebut, tiap tahun ada sekitar 1 juta orang di seluruh dunia yang mengalami serangan jantung. Populsi Asia, khususnya Asia Selatan, 5-6 kali lebih rentan mengalaminya.
Penyebab perut membuncit karena banyak lemak antara lain gaya hidup yang tidak sehat, kurang olahraga, dan pola makan yang tidak sehat. Junk food atau makanan 'sampah' tidak baik untuk kesehatan karena mengandung banyak kalori dalam bentuk lemak dan karbohidrat. Kandungan garamnya juga tinggi, sehingga bisa membahayakan jantung.
sumber detik
No comments:
Post a Comment