Dari kecil hingga dewasa, kita selalu hidup di antara orang lain. Tak
jarang, kita akan menyalahkan mereka saat tak merasa bahagia. Terlalu
mudah bagi kita untuk lupa: diri sendirilah yang memegang kendali atas
rasa, jiwa, dan takdir kita. Diri sendirilah penentu
bahagia-tidaknya kita.
Jika kamu belum merasa bahagia, mungkin itu karena kamu melakukan
hal-hal yang mencuri kebahagiaanmu sendiri. Cobalah teliti bagaimana
kamu bersikap selama ini. Apakah kamu tanpa sadar selalu melakukan
hal-hal berikut?
1. Meyakini Segalanya Bisa Ditunda, Sampai Akhirnya Gagal Mengerjakannya
Kamu tahu kamu harus mulai menyicil mengerjakan tugas-tugasmu, tapi
malah lari dari kenyataan. Kamu main-main dan menyibukkan diri dengan
hal-hal yang sebenarnya kurang penting. Hey, tugas-tugas itu
bukan masa PDKT yang gagal. Tidak akan tiba-tiba selesai sendiri.
Menunda pengerjaannya tidak akan membuat tugasmu jadi lebih sempurna.
Tidak juga membuatmu lebih lega — karena toh kamu tahu bahwa
menunda-nunda hanya memperbesar risikomu untuk gagal
menuntaskan tugasnya.
Suka atau tidak, ada batas waktu untuk setiap tanggung jawab. Kalau kamu malas lagi, ingatkan diri sendiri: hidup saja ada batas waktunya, apa lagi tugas?
2. Memancing Pujian, Lalu Patah Hati Ketika Tidak Mendapatkannya
Setiap orang senang dipuji. Memuji dengan tulus bahkan adalah salah
satu cara supaya kamu disukai orang. Tapi kamu bukan nelayan. Kamu tidak
perlu memancing pujian. Seberapa baik, pintar, dan hebatnya dirimu
tidak bisa dinilai semata-mata dari penghakiman orang. Kamu tidak akan
tiba-tiba berhenti menjadi baik hati hanya karena orang di sekitarmu
lupa memuji.
Pujian orang lain itu ibarat pesta yang menyenangkan. Seberapa
serunya acara itu, toh akan selesai juga. Kamu tetap akan pulang dari
pesta sebatang kara. Ketika sudah sampai di rumah, kamu akan menyadari
bahwa di dalamnya tak ada siapa-siapa. Ya, yang lebih berharga
dari pujian orang lain adalah penerimaan kita — dan kemampuan kita untuk
berdamai — terhadap diri sendiri.
3. Menganggap Diri Sendiri Terlalu Sibuk
“All amateurs think they’re too busy.”
Menganggap diri terlalu sibuk sama dengan menutup kemungkinan
bersenang-senang. Ketika teman mengajak makan di luar, kita akan
menolaknya dan mengatakan masih ada tugas yang harus dikerjakan.
Padahal, diri kita butuh untuk relaks dan rehat sejenak dari pekerjaan.
Jika tugasmu memang terlalu banyak, jangan takut untuk
mendelegasikannya pada orang lain. Dalam satu tim, para anggotanya harus
punya beban kerja yang adil jika mau berhasil. Setiap gatal ingin
mengambil alih pekerjaan rekan satu tim yang kurang profesional,
ingatkan dirimu sendiri: dalam jangka panjang, tidak ada yang akan
terbantu dengan ini. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik dari ini.
4. Takut Mencintai Seseorang Dengan Lebih Dalam
Cinta membuat semua orang menjadi bodoh. Tidak ada dari kita yang
tidak pernah norak atau setengah gila karenanya. Namun, mencintai adalah
hal utama yang menjadikan kita manusia.
Kadang kita takut memelihara perasaan karena pernah sakit di masa
silam. Padahal, hati justru akan berkarat kalau sudah lama tak terpakai.
Yang paling tepat bukanlah menahan perasaan yang seharusnya memang
ada, namun menjaganya agar tercucur hanya pada orang yang memang berhak
mendapatkannya. Mulai sekarang, jangan takut mencintai seseorang dengan
lebih dalam, ya.
5. Tidak Memeluk Diri Sendiri
Pada akhirnya, yang kita punya hanya kita. Orang lain boleh datang
dan pergi, namun kita akan selalu dipertemukan dengan diri sendiri lagi.
Dari kecil, dewasa, hingga mati nanti.
Penting untuk mencintai wajah yang akan kita lihat di cermin setiap
hari. Penting untuk mencintai tubuh yang selalu kita basuh
ketika mandi. Saat kamu sedang diterpa masalah dan bingung bercerita
pada siapa, diri sendiri adalah teman yang akan selalu meminjamkan
telinga. Saat kamu sedang bersedih, diri sendiri adalah sahabat yang
akan memelukmu — jika kamu mengizinkannya.
Tubuhmu punya pembuluh darah yang panjangnya mencapai
96.500 kilometer — cukup untuk mengelilingi planet Bumi 2,5 kali. Otot
matamu bergerak 100.000 kali dalam sehari, setara dengan kaki yang
melangkah 80 kilo jauhnya. Tubuhmu terdiri dari
7,000,000,000,000,000,000,000,000,000 atom — jumlah yang lebih besar
dari seluruh bintang yang ada di angkasa raya. Bukankah itu
menakjubkanmu?
Dirimu adalah satu-satunya yang akan selalu kamu punya. Cintailah tiap-tiap incinya.
Tidak begitu susah kok untuk menjadi bahagia. Kamu bisa memulainya
dengan tidak menyabotase usahamu sendiri. Semoga kita semua bisa
sama-sama berusaha, ya
sumber hipwee
No comments:
Post a Comment