Tidak ada manusia di dunia yang tak ingin lebih baik. Semua orang
ingin lebih bahagia, menjalin hubungan yang lebih bermakna, dan melakoni
pekerjaan yang benar-benar dicintainya. Semua manusia punya cita-cita.
Namun, beberapa dari kita berhenti berusaha meraihnya.
Ada berbagai alasan kenapa kita akhirnya menyerah. Entah karena
malas, ketakutan, atau ketidakpercayaan diri. Dan untuk mengobati rasa
kecewa, kita akan berlindung di beberapa kalimat. Ya — kalimat-kalimat
yang sebaiknya jangan pernah kamu ucapkan jika ingin menyintas dan
berkembang:
1. “Mungkin memang itu bukan jalanku.”
Setiap orang memang punya jalan yang berbeda-berbeda. Tidak semua
orang bisa punya perusahaan besar di usia kurang dari 30 tahun. Tidak
semua orang bisa menikah di usia 25 tahun. Terkadang, kamu tetap akan
gagal sekeras apapun kamu mencoba.
Tapi apakah kamu memang benar-benar sudah mencoba? Ataukah kamu hanya
mencatut takdir sebagai alasan kegagalanmu, padahal kamu sendiri tak
berusaha maju?
Kadang kita digagalkan karena hal yang begitu sederhana: kita malas
berusaha. Jangan membawa-bawa nama takdir untuk menyamarkan alasan
keterpurukan kita yang sebenarnya.
2. “Ada orang yang lebih berhak dariku.”
Bagaimana kamu tahu bahwa seseorang lebih berhak darimu? Apa
parameter yang kamu gunakan, dan bagaimana kamu yakin bahwa kamu
tak sedang mengklaim sembarangan?
David Karp (28), pendiri situs microblogging Tumblr, menjadi
sukses seperti sekarang bukan karena ia lebih berhak darimu.
David menjadi miliarder muda karena memang berusaha lebih keras dari
orang-orang lain seusianya. Ia mempelajari komputer sejak umur 14 tahun,
pindah ke Tokyo sendirian saat umurnya baru 17 tahun, dan berani
menawarkan kerjasama pada nama-nama besar di Silicon Valley ketika
usianya baru menginjak awal 20-an.
Tidak ada orang yang semata-mata “lebih berhak” dari orang lain untuk
menerima sesuatu. Semakin keras ia berupaya, semakin berhaklah dirinya.
3. “Dengan yang aku punya sekarang, aku juga sudah merasa nyaman.”
Kamu yakin kenyamanan itu berasal dari kecintaan
pada lingkunganmu sekarang, bukannya keterpaksaan karena merasa diri tak
berhak mendapatkan yang lebih baik?
Banyak dari kita yang akhirnya menekan diri untuk mencintai sesuatu
yang buruk, karena merasa tak pantas mendapatkan yang lebih baik. Bahkan
inilah mengapa banyak cewek bertahan dalam hubungan yang disertai
kekerasan. Cewek-cewek ini merasa diri mereka tak akan bisa mendapatkan
seseorang yang lebih menghargai mereka. Pada akhirnya, banyak dari
mereka yang memaksa diri setia atas nama cinta.
Lagipula, kenyamanan yang kamu rasakan sekarang bukan alasan bagimu untuk berhenti berkembang.
Boleh saja kamu nyaman dengan statusmu sebagai mahasiswa tua yang
sudah bekerja. Kamu sukses di tempat kerja; bahkan teman-temanmu yang
sudah lulus sekalipun belum merasakan tanggung jawab yang serupa. Tapi
ini tidak boleh menjadikanmu malas mengerjakan skripsi dan menganggap
gelar S-1 itu tidak penting. Coba bayangkan: jika tanpa ijazah
universitas saja kamu sudah bisa sesukses ini, apalagi ketika kamu sudah
sarjana?
4. “Sederhana saja, aku nggak punya waktu.”
Dalam sehari, kamu diberi waktu 24 jam. Presiden Obama, Marissa
Mayer, Mark Zuckerberg, dan Dalai Lama juga hanya punya 24 jam. Kenapa
mereka tetap bisa melakukan lebih banyak hal darimu?
Kadang kita bukannya tak punya waktu. Kita tidak mau saja meluangkan
kesempatan untuk menyelesaikan kewajiban itu. Jadi sebelum
berkoar-koar bahwa dirimu terlalu sibuk, coba tanyakan diri sendiri:
“Apa aku benar-benar nggak punya waktu, atau aku hanya nggak mau?”
5. “Mood-ku sedang payah. Lebih baik aku menunggu inspirasi.”
Sebagaimana yang pernah Hipwee tuliskan dalam “Jangan Menunggu Datangnya Inspirasi! Ayo Gerak Sekarang Juga!”, hanya mereka yang amatir yang bergantung pada mood. Jika
kamu profesional, kamu akan menempatkan perasaan di nomor sekian.
Pekerjaan harus tetap dituntaskan, tak peduli kamu sedih atau senang.
Apakah Picasso, Charles Bukowski, dan N.H. Dini selalu bisa
mendapatkan inspirasi? Tidak! Toh mereka tetap duduk di atas kursinya
dan bekerja hingga berdarah-darah. Hanya dengan disiplin seperti
itu mereka terus mampu berkarya.
Jangan menunda tugasmu dengan alasan tak punya inspirasi. Inspirasi justru tidak akan datang kalau kerjamu hanya menunggunya.
Tidak ada yang lebih mahir mensabotase pekerjaan kita selain diri
kita sendiri. Mulai saat ini, jadilah lebih sadar akan apa yang kita
bisikkan dalam hati. Jangan pernah lagi ucapkan kalimat-kalimat di
artikel di atas. Ingat: jika mau lebih baik, berhenti berusaha
bukanlah jalan paling tepat untuk kita!
sumber hipwee
No comments:
Post a Comment