Pacaran itu serba salah. Kalau masih SMP atau SMA, kita akan sering ditegur orang tua atau keluarga. Kata mereka, “Kenapa kecil-kecil udah pacaran, sih?” Lebih serba salah lagi kalau kamu gak punya pacar saat usia sudah kepala dua. Kata mereka, “Aduh, masa’ udah umur segini belum punya pacar?”
Tapi, tahu nggak apa yang paling salah? Menganggap status single di
usia 20-an itu akhir dari duniamu. Justru status ini berharga banget:
sebagai cewek, kamu bisa berinvestasi sepenuhnya pada diri sendiri
sebelum terikat dengan berbagai tuntutan pernikahan atau profesional.
Keadaanmu yang sekarang justru harus kamu manfaatkan untuk bertransisi
benar-benar menuju kedewasaan.
Kali ini akan dibahas kenapa jadi cewek single di usia 20-an itu sebenarnya hal yang menyenangkan. Setelah baca artikel ini, jangan pernah minder lagi, ya!
1. Dengan status single-mu, kamu bebas dari masalah klasik pacaran!
Pacaran membutuhkan dedikasi dan kerja keras. Walau kamu sudah mengantuk ketika pacarmu menelepon, telinga harus tetap siaga. Weekend juga
sudah selamanya diagendakan untuk si pacar. Apalagi kalau udah
cemburu-cemburuan, pasti makan hati. Kalau sekarang kamu sedang single di usia mu yang 20-an, selamat! Nikmatilah waktu bebasmu dari masalah-masalah ini.
Semua hal ini, penting maupun tidak, pasti akan mencuri waktu yang
bisa kamu gunakan untuk belajar atau fokus di kantor. Ketika kamu tak
perlu memikirkan hal-hal itu, manfaatkanlah waktumu untuk 100% fokus ke
studi atau pekerjaanmu!
2. Tak punya orang yang harus diperhatikan “spesial”, kamu bisa membagi waktu dengan sebanyak mungkin teman.
Pacaran menuntut adanya komitmen dan keterikatan yang kuat. Jika kamu
mau punya hubungan yang tahan lama, tidak cukup hanya sekali-kali
mengajaknya jalan. Kamu harus terus memberi perhatian, dan itu butuh
tenaga yang besar. Kadang, ini akan membuatmu secara tidak sadar
menghabiskan terlalu banyak waktu dengan pasanganmu. Kamu pun
perlahan-lahan menarik diri dari lingkunganmu. Duniamu hanya dihabiskan
berdua saja. Kamu yakin itu hal yang paling baik di masa mudamu?
Kalau single, kamu pun bisa bebas berinteraksi dan berteman
dengan teman-teman baru. Siapa tahu kenalan barumu ternyata anaknya
dosen pembimbing? Jadi bisa main sekalian numpang konsultasi skripsi.
Usia 20-an adalah waktu yang penting buat kamu untuk membangun koneksi
masa depan. Nah, mumpung masih belum ada yang butuh perhatian 24 jam,
bagilah waktumu dengan sebanyak mungkin teman.
3. Kamu bisa bertualang ke manapun, tanpa harus lapor siapapun
Usia 20-an adalah waktu yang ideal untuk selalu mencoba hal baru dan
menantang zona nyamanmu. Ini adalah waktumu untuk bisa menjelajah ke
tempat-tempat yang selama ini cuma bisa kamu lihat di TV atau internet.
Mumpung masih muda, kuat, sudah bisa mencari uang sendiri, dan gak ada
yang melarang, gunakanlah kesempatan ini untuk melihat dunia di luar
sana.
Coba kalau kamu lagi ada pacar. ‘Minta izin’-nya aja mungkin bisa
berbulan-bulan. Padahal ya bukan dia yang bayar! Belum lagi kalau pacar
minta laporan rutin, ongkos bisa habis buat roaming. Jadi
manfaatkanlah waktu dimana kamu gak perlu mengkhawatirkan hal-hal itu.
Kalau bukan sekarang, kapan lagi coba bisa jalan-jalan tanpa beban?
4. Tak ada yang perlu kamu cemaskan dari pergi keluar sendirian!
Kamu pasti sedih setelah putus karena kehilangan ‘supir pribadi’ yang
setia menemanimu kemana-mana. Tapi justru mungkin inilah yang
dibutuhkan cewek-cewek di usia 20-an. Kamu bisa jalan sesuka hati tanpa
perlu kompromi atau minta ijin. Kamu bisa makan di luar, memesan, dan
memesan makanan sebanyak apapun. Kalaupun kamu malas makan di luar
sendirian, kamu justru mulai bisa belajar masak di rumah. Hidupmu bisa
jadi lebih hemat dan efisien.
Kesendirian tidak melulu negatif, kamu justru bisa mengubahnya
menjadi kesempatan untuk mengembangkan diri secara maksimal menuju
kemandirian.
5. Mencintai diri jadi kewajiban yang kamu nikmati
Seringkali kita bergantung kepada orang lain untuk merasa dicintai,
terutama dalam hubungan asmara. Kita melupakan bahwa cinta kita terhadap
diri sendiri juga sama pentingnya, dan justru lebih sulit untuk
diwujudkan.
Tanpa ada pacar yang secara normatif wajib mengekspresikan cintanya
ke kamu, kamu juga bisa menemukan hal-hal yang membuatmu merasa
berharga. Bisa jadi hal yang kecil saja, seperti bagaimana keluargamu
menghargai sarapan yang kamu buat di pagi hari. Kamu pun bisa berkaca
pada dirimu sendiri atas pencapaianmu selama ini.
Bila nantinya kamu gagal — dan kamu pasti gagal — cintamu pada dirimu
sendiri akan dapat membantumu bangkit dari perasaan terpuruk. Jangan
biarkan kehilangan perhatian dari seseorang membuatmu merasa tidak
berharga.
6. Siapa sebenarnya dirimu? Sekarang kamu lebih tahu.
Jika terbiasa pacaran, kamu bisa jadi sulit menemukan identitasmu
terpisah dari pacarmu. Orang-orang mulai memperlakukan kalian sebagai
satu paket. Kamu juga mulai suka makan di tempat favoritnya, pakai rok
karena dia suka cewek feminin, atau sekedar nonton film favoritnya biar
ada obrolan.
Sampai suatu saat kamu udah gak yakin lagi: apa motivasi hal-hal yang
kamu lakukan sekarang? Apakah kamu melakukannya karena suka, atau hanya
demi memuaskan dia?
Makanya, manfaatkan waktumu untuk bertanya kembali pada
diri. Sebenarnya makanan, pakaian, musik, atau film apa yang benar-benar
kamu suka? Sebenarnya cita-cita apa yang kamu punya? Semua pertanyaan
ini akan lebih mudah dijawab ketika kamu tak merasa harus memenuhi
ekspektasi seseorang.
7. Kamu akan mengerti bahwa datang ke kondangan sendiri itu bukan dosa!
Seiring pendewasaan, kamu pun mulai kebanjiran undangan karena
temanmu satu-persatu berencana menikah. Mungkin awalnya kamu galau
karena tak punya gandengan. Tapi kamu pun sadar, datang sendirian ke
resepsi atau acara-acara formal lainnya itu bukan dosa, kok. Sebaliknya,
acara seperti ini justru bisa kamu jadikan reuni dadakan
dengan teman-teman lama.
Setelah selesai pergi resepsi, kalian bisa nongkrong atau karaoke
bareng — kegiatan yang mungkin tak akan bisa berjalan kalau ada dari
kalian yang membawa pacar. Kedengarannya menyenangkan, ‘kan?
8. Kamu pun akan belajar melihat segala hal dari lebih banyak sisi dan sudut pandang
Jadi pacar seseorang berarti harus selalu bisa saling mendukung satu
sama lain dalam kondisi apapun. Dalam situasi ini, seringkali kamu
merasa harus membela pasanganmu. Akibatnya? Penilaianmu rentan bias dan
subyektivitas.
Dengan status single-mu, hilang sudah salah satu penyebab
bias tak sehat. Tidak cuma menuruti pendapat pacar, kamu jadi
bisa mendengar kata-kata banyak orang. Kamu pun mampu lebih obyektif
dalam membuat keputusan-keputusan penting sepanjang periode krusial di
hidupmu ini.
Belajar untuk mandiri dan benar-benar sendiri itu bukan hal yang
mengerikan. Pada akhirnya kita akan mengerti, kok: jika bisa berjalan
dengan kedua kaki sendiri, sebenarnya tak perlu lagi orang lain untuk
menemani.
Jika kamu mendapati dirimu sedang tanpa pacar di usia 20-an,
nikmatilah masa-masa itu selagi bisa! Jangan justru menghabiskan waktumu
untuk memusingkan mengapa kamu nggak punya pacar. Janji, ya!
sumber hipwee
No comments:
Post a Comment