Monday, 9 June 2014

Hubungan Peradangan Dengan Diabetes Dan Depresi

Hubungan antara diabetes dengan depresi memang sudah diketahui. Bahkan peneliti mengatakan mereka yang mengidap diabetes mempunyai risiko lebih tinggi untuk menjadi depresi.

Nah baru-baru ini peneliti juga menemukan hubungan lain antara diabetes dengan depresi. Ternyata hubungan antara diabetes dan depresi juga berkaitan dengan adanya peradangan atau inflamasi yang terjadi di tubuh.

"Kami menduga ada hubungan antara depresi, diabetes dan peradangan yang terjadi di tubuh. Pasalnya, peradangan ini akan memberikan dampak ke otak, pankreas dan sistem peredaran darah Anda," tutur Dr Khalida Ismail dari Institute of Psychiatry at King's College London, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/6/2014).

Radang merupakan salah satu cara tubuh merespons penyakit, trauma atau benda asing yang masuk. Untuk mengetahui lebih jauh, Dr Ismail melakukan penelitian terhadap 1.227 partisipan yang terdiagnosis memiliki diabetes tipe 2.

Ternyata hasilnya mengungkapkan bahwa pengidap diabetes tipe 2 yang memiliki gejala depresi cenderung berusia lebih muda dan memiliki berat badan berlebih daripada mereka yang tidak menunjukkan gejala depresi. Tak hanya itu, mereka memang mengalami peradangan yang lebih hebat di saluran pembuluh darah serta jantung.

Peneliti juga menggabungkan unsur usia, jenis kelamin, kadar lemak dan penggunaan obat-obatan dalam mengukur kadar depresi. Hasilnya 6 dari 12 penanda radang yang mereka temukan masih tetap berhubungan dengan depresi.

"Ini merupakan konsekuensi psikologis yang diakibatkan oleh diabetes. Jika Anda terserang, otomatis depresi memang selalu menghantui," sambung Dr Ismail lagi.

Kendati demikian, Dr Anne Peters dari University of Southern California Clinical Diabetes Program tidak seyakin Dr Ismail tentang hubungan antara peradangan pada depresi akibat diabetes. Menurutnya, hasil penelitian tersebut masih harus diteliti lebih jauh.

"Menurutku, mengatasi peradangan bukanlah cara untuk mencegah depresi akibat diabetes. Yang harus dilakukan pasien tentunya adalah memperbaiki gaya hidup, makan sehat dan berolahraga secara teratur," tutup Dr Peters.
Sumber DetikHealth

No comments:

Post a Comment