Munculnya rokok elektronik atau e-cigarettes dikhawatirkan menjadi
pintu gerbang para perokok baru, yaitu anak-anak. Kekhawatiran itu dapat
dilihat dari hasil studi terbaru di Wales yang menunjukkan lebih banyak
anak-anak berusia 10-11 tahun mencoba rokok elektronik dibanding rokok
biasa.
Berdasarkan survei, dari 1.601 murid, sebanyak 6 persen telah mencoba
rokok ele
ktronik dan 2 persen mencoba rokok tembakau biasa. Sementara
itu, sebanyak 14 persen murid yang telah mencoba rokok elektronik itu
pun mengaku mungkin akan memutuskan untuk merokok dalam dua tahun ke
depan. Penelitian ini baru dilakukan terhadap murid di Wales dan
Kesehatan Masyarakat Inggris.
Rokok elektronik yang menggunakan baterai tersebut memiliki bentuk
seperti pena atau rokok. Rokok elektronik pun mengandung nikotin cair
yang dapat membahayakan kesehatan.
Anak-anak yang mencoba rokok elektronik dikhawatirkan akan mencoba
merokok biasa di kemudian hari. Untuk itu, anak-anak perlu diawasi dari
rokok elektronik agar tidak menjadi perokok baru.
Menteri Kesehatan di Wales, Mark Drakeford mengatakan, hasil penelitian tersebut sangat menunjukkan dampak munculnya rokok elektronik pada anak-anak dan remaja.
"Saya prihatin dengan penggunaan rokok elektronik dapat bertindak sebagai pintu masuk untuk kembali ke rokok biasa, terutama bagi generasi yang tumbuh dalam masyarakat bebas asap rokok,” kata dia.
Kepala eksekutif dari British Lung Foundation, Penny Woods mengatakan, penelitian ini menarik karena dapat melihat berapa banyak anak-anak yang telah mencoba rokok elektronik.
Menteri Kesehatan di Wales, Mark Drakeford mengatakan, hasil penelitian tersebut sangat menunjukkan dampak munculnya rokok elektronik pada anak-anak dan remaja.
"Saya prihatin dengan penggunaan rokok elektronik dapat bertindak sebagai pintu masuk untuk kembali ke rokok biasa, terutama bagi generasi yang tumbuh dalam masyarakat bebas asap rokok,” kata dia.
Kepala eksekutif dari British Lung Foundation, Penny Woods mengatakan, penelitian ini menarik karena dapat melihat berapa banyak anak-anak yang telah mencoba rokok elektronik.
Menurut dia, rokok elektronik merupakan teknologi baru yang perlu
diawasi, terutama dari anak-anak. Seseorang yang sebelumnya tidak
merokok diharapkan tidak tergoda dengan rokok elektronik.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)
pun sudah menyatakan bahwa rokok elektronik, meski kadar nikotinnya
lebih rendah dari rokok biasa, tetap memberi ancaman kesehatan.
Menurut WHO, rokok elektronik memang berkembang cepat di kalangan remaja. Hingga saat ini diketahui sudah ada 466 merk rokok elektronik dengan sekitar 8000 rasa.
Menurut WHO, rokok elektronik memang berkembang cepat di kalangan remaja. Hingga saat ini diketahui sudah ada 466 merk rokok elektronik dengan sekitar 8000 rasa.
sumber kompas
No comments:
Post a Comment