Pernahkan Anda membayangkan seseorang hidup tanpa cinta dalam
sepanjang hidupnya? Hal ini terjadi pada seorang lelaki kelahiran
Amerika Serkat berusia 58 tahun.
Lelaki yang tidak disebutkan identitasnya itu menceritakan kisah hidupnya yang pahit kepada majalah New York, beberapa waktu lalu.
Jangankan bercinta, seumur hidupnya, ia tidak pernah mendapatkan
ciuman yang sempurna. Satu-satunya ciuman yang ia dapatkan adalah ketika
dirinya masih kanak-kanak. Saat itu ia mencium seorang bocah perempuan.
“Saya mencium bibir seorang gadis, tetapi hanya itu saja, Tidak lebih. Dan, itu terjadi sebelum usia saya dewasa,” ujarnya.
Ia menceritakan pengalaman masa lalu yang sering di-bully oleh ayahnya menjadikan dirinya tumbuh sebagai sosok yang pemalu.
Setiap hari, dirinya selalu dibangunkan oleh sang ayah pada jam 3
pagi hanya untuk dicambuk. Bahkan, di kamar, ia hanya disediakan buku
ensiklopedia. Tidak ada yang lain.
Beranjak dewasa, dirinya lalu pindah untuk tinggal bersama neneknya
hingga usia 30 tahun. Itu pun ia kesulitan mendapatkan pekerjaan yang
menurutnya karena wajahnya yang buruk.
“Setiap hari rasanya seperti mimpi buruk,” aku lelaki kelahiran Paradise, California itu.
Saat dirinya masih muda, ia memiliki mimpi dan fantasi yang sama
dengan lelaki lain, bertemu dengan seseorang yang menarik dan juga
bercinta. Tetapi karena itu tidak terjadi, ia lalu menghentikan semua
impiannya tentang seks dan cinta. Sebab, hal ini hanya akan membuatnya
‘menderita.’
Saat kecil, ia mengenal seks dari majalah Playboy milik ayahnya.
Dirinya juga sesekali melihat di internet, tetapi ia memutuskan untuk
tidak membuka-buka situs dewasa lagi karena menurutnya itu sesuatu yang
aneh.
Meski sudah mencoba beberapa kali berkencan, tetapi selalu berakhir
dengan kegagalan. Satu-satunya yang bersikap baik pada dirinya adalah
seorang perempuan yang ia temui di restoran La Comida.
Tetapi, itu pun ljuga tidak berhasil. “Saya bisa menduga bahwa dia bosan dengan saya,” ungkapnya.
Kali lain, ia pernah pindah ke kota lain demi dekat dengan perempuan
yang ditaksirnya, Namun, ternyata perempuan itu juga tidak tertarik pada
dirinya.
“Mungkin saya terlalu agresif. Perempuan biasanya mengatakan saya
terlalu agresif atau sebaliknya, saya terlalu pasif,” kata dia.
Ia juga mengaku kesulitan saat berkomunikasi dengan lawan jenisnya.
Ia bahkan tidak bisa berpikir saat berhadapan dengan perempuan.
Di tengah kegalauannya, ia bukannya tidak mencoba mendatangi
tempat-tempat prostitusi. Tetapi, setelah dipikirkan kembali, ia sadar
hal itu malah akan memperburuk kondisinya.
Namun, di tengah ketakutannya akan penolakan, merasa dirinya tidak
menarik dan pemalu, ia yakin masih ada harapan suatu hari nanti.
Saat ini lelaki tinggal di sebuah trailer dan hanya memiliki beberapa
teman dan sedikit uang. Tetapi ketakutan terbesarnya tetap sama,
kesepian.
sumber suara.com
No comments:
Post a Comment