Papua. Apa yang melintas di pikiranmu pertama kali saat mendengar
nama ini? Banyak orang Indonesia yang masih beranggapan bahwa para
penduduk Papua itu primitif, tinggal di pedalaman, serta anti
atau tak mengenal teknologi. Hmmmm… Ternyata masih banyak
juga orang yang belum mengenal atau punya gambaran tentang pulau yang
indah ini. Akibatnya, mereka akan menanyakan hal-hal yang bisa terdengar
sangat konyol bagi orang Papua. Bahkan mungkin kamu yang berasal
dari Papua sering sebal ketika mendengar pertanyaan-pertanyaan ini dari
teman-temanmu.
Harap diperhatikan, tulisan ini tidak dimaksudkan untuk
menjelek-jelekkan kamu yang belum mengenal Papua, ya. Melalui tulisan
ini, penulis hanya berharap dapat memberi informasi bagi kalian yang
sama sekali belum mengenal Papua. Semoga kalian yang membaca dapat
terhibur sekaligus sedikit lebih tahu tentang realita sebenarnya di
Tanah Papua itu.
Nah, apa saja sih pertanyaan-pertanyaan menyebalkan yang sudah terlalu sering didengar orang Papua?
“Papua Itu Letaknya di NTT ya?”
Sebenarnya banyak sekali jenis pertanyaan seperti ini. Pertanyaan
semacam ini juga merupakan pertanyaan yang paling sering saya dengarkan
selama berkenalan dengan orang baru di luar Papua. Ketika saya
menyebutkan asal saya dari Papua, sontak orang-orang akan bertanya
seperti ini:
“Papua itu di NTT ya?”
“Jayapura sama Papua jauhan mana [dari Jawa]?”
“Merauke sama Jayapura itu beda ya?”
Duuuuuh! Iya sih, Indonesia memang memiliki pulau yang banyak sehingga terkadang membuat penduduknya sendiri, termasuk saya,
kesulitan menebak di mana letak-letak pastinya sebuah pulau dan
provinsi. Tetapi, Papua itu pulau! Bahkan merupakan pulau terbesar di
Indonesia, dan kedua terbesar di dunia setelah Greenland.
Tentu itu adalah pertanyaan yang sedikit konyol, bukan? Itu sama saja
seperti menanyakan “Jawa itu di Kalimantan ya?”, atau “Jogja sama Jawa jauhan mana?”, atau “Semarang sama Surabaya itu beda ya?”
Kalau sudah dengar pertanyaan seperti itu, rasanya kamu mau mengajak Dora untuk buka peta Papua di depan mata teman-temanmu. :p
“Loh, Kamu Orang Papua? Kok Kulitnya Putih? Rambutnya Kok Nggak Keriting Sih?”
Hemmm…. Jadi begini mas mbak, Papua tidak hanya ditinggali oleh orang
asli Papua. Di Papua, terdapat berbagai suku dari setiap pulau di
Indonesia. Ada orang Jawa, Batak, Buton, Flores, Maluku, Bali, Manado,
Tionghoa, dan banyak lagi. Mereka bahkan tinggal di sana hingga
berkeluarga, sehingga anak-anak mereka pun lahir di Papua. Jadi, jangan
heran kalau ada orang yang ngaku dari Papua tapi perawakannya sama
sekali tidak menggambarkan orang asli Papua yang selama ini kita tahu.
Itu sebabnya, saya menggunakan kata ‘orang yang berasal dari Papua’,
bukan ‘orang Papua’. Hal ini juga membuat saya bangga tinggal di Papua.
Karena banyaknya suku yang tinggal di sana, hanya dengan mendengar marga
seseorang, atau dengan melihat perawakannya saja, biasanya kami sudah
dapat menebak asal suku orang tersebut. Dan, tebakan kami itu hampir
tidak pernah salah.
“Orang-Orang Papua Setiap hari Makannya Sagu, Ya?”
Di Papua memang masih terdapat beberapa daerah yang mengonsumsi
ubi-ubian dan sagu sebagai makanan pokok. Tetapi, orang-orang di Papua
tidak setradisional yang kalian pikirkan. Di Papua, terdapat pula
masyarakat yang menanam padi. Biasanya, mereka yang menanam padi adalah
masyarakat transmigran dari Pulau Jawa.
Jadi jangan salah lagi ya! Kami masyarakat Papua kenal kok,
dengan yang namanya nasi. Selain itu, mayoritas orang-orang di Papua
sehari-hari memang mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya. Masih mau
tanya lagi kami makannya apa? *elus-elus dada
“Kalau Mau ke Papua Harus Pakai Paspor, Ya?”
“Iya, kalau Papua nanti jadi negara sendiri! HIH!”
“Wah, Orang Papua Mainan Facebook Juga? Memangnya Di sana Ada Internet?”
Ini adalah tanggapan yang saya dapatkan ketika saya baru saja nge-add akun Facebook teman kampus saya. Mereka juga bilang:
“Baru dibuat ya akun Facebook-nya?”
Helloow! Orang-orang di Papua juga udah kenal yang namanya internet kali! Ya, meskipun lemotnya setengah mati.
“Eh, Di Sana Dapat Siaran Televisi Nggak Sih? Kamu Tahu Channel TV Ini Nggak?”
Jadi begini ya kawan-kawan sebangsa dan setanah air Indonesia… Kami
warga Papua punya TV dan punya antena/parabola kok! Kami juga dapat
semua siaran TV nasional. Bahkan, kami juga sudah dapat berlangganan TV
kabel seperti orang-orang pada umumnya di daerah lain. Jadi, jangan
salah! Kami juga tahu di Indonesia ada channel TV apa aja! Hehehe…
“Harga air mineral sebotol berapa di Papua? Pasti mahal banget ya!”
Oke, memang masih ada beberapa daerah di Papua yang harga barangnya
serba mahal. Sebut saja seperti di Oksibil, di mana satu-satunya akses
ke sana hanyalah dengan menggunakan pesawat. Namun tidak berarti harga
barang di semua daerah di Papua sama.
Ambil contoh saja Jayapura, ibukota Papua. Meskipun memang ada
selisih harga, perbedaan harga tersebut tidak terlampau beda jauh
seperti apa yang kamu bayangkan. Istilahnya, masih dapat dikatakan
normal. Yang menjadi penyebab mahalnya harga barang di daerah-daerah
tertentu di Papua adalah karena aksesnya yang sulit, sehingga pengiriman
barang mau tidak mau menggunakan pesawat.
“Kalian di sana masih pakai koteka, ya?”
Koteka adalah pakaian tradisional orang Papua. Namun, tentu saja kami
tidak menggunakan itu sebagai pakaian kami sehari-hari. Seperti halnya
di daerah lain yang juga memiliki pakaian tradisional masing-masing, dan
mereka juga tidak mengenakannya sebagai pakaian sehari-hari. Begitu
juga dengan kami, kami tetap menggunakan pakaian seperti orang-orang
pada umumnya kok.
“Merauke itu masih termasuk bagian Republik Indonesia?”
Percaya atau tidak, Tante saya beberapa kali mendapatkan pertanyaan
seperti ini! Jika mendengar pertanyaan seperti ini, rasanya ingin sekali
mengajak orang-orang tersebut untuk menyanyi bersama lagu ini deh:
“Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau.. Sambung-menyambung menjadi satu itulah INDONESIA!”
Apa masih kurang jelas nih Merauke itu termasuk Indonesia atau bukan? Atau mungkin mau nyanyi bersama-sama? :p
Luasnya Indonesia membuat kita sebagai orang Indonesia sendiri sulit
mengetahui daerah-daerah lain di Indonesia. Selain itu, media yang
seringkali hanya menunjukkan sisi tertentu dari suatu daerah, termasuk
Papua, membuat kita memiliki pengetahuan yang minim tentang daerah
tersebut, serta cenderung memiliki stereotip tertentu yang belum tentu
benar. Memang, pembangunan di Papua belum merata seperti pembangunan di
Pulau Jawa. Namun, hal ini tidak berarti bahwa Papua adalah daerah yang
benar-benar masih tertinggal. Sama halnya dengan daerah-daerah lainnya
di Indonesia yang masih memiliki desa-desa, begitu pula dengan Papua.
Beberapa kotanya sudah dapat terbilang maju, dan lainnya memang masih
membutuhkan pembangunan lebih lanjut. Semoga dengan artikel ini,
pembaca, terutama yang belum tahu sama sekali tentang Papua, dapat
memperoleh gambaran secara umum tentang Papua. Kami tidak seprimitif
yang kamu pikirkan, dan kami juga sudah ‘mencicipi’ beberapa fasilitas
seperti yang ada di daerah maju lainnya di Indonesia!
—
Artikel ini ditulis oleh Debora Plautilda Maturbongs (Deby), Seorang
mahasiswi Semester VII Jurusan Akuntansi Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
sumber hipwee
No comments:
Post a Comment