Bagi orang-orang yang tinggal di kota besar, rata-rata kamar mandinya
sudah dilengkapi dengan toilet duduk. Toilet model ini dianggap lebih
bersih dan modern. Tapi apakah toilet duduk lebih sehat dibanding toilet
jongkok?
Sebagian besar orang yang hidup di belahan bumi Barat buang air besar dengan posisi duduk karena flushing toilet telah diciptakan di akhir abad ke-16. Tapi orang-orang di Asia, Timur Tengah, atau beberapa bagian Mediterania, lebih akrab dengan toilet duduk.
Meski penggunaan toilet duduk sudah ada sejak lama, namun toilet jongkok dan duduk mulai dibandingkan dan perdebatan muncul pada tahun 1960, ketika sejumlah buku teks medis menyarankan bahwa posisi jongkok ternyata lebih sehat. Tidak hanya lebih alami, tetapi juga lebih nyaman.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Digestive Diseases and Sciences, Dov Sikirov menilai bahwa berjongkok atau duduk saat di toilet bisa memengaruhi kelancaran Anda saat buang air besar (BAB), seperti dilansir dari laman Medicaldaily.
Dalam penelitian tersebut, Sikirov menginstruksikan peserta untuk BAB di tiga posisi berbeda: duduk di toilet setinggi 16 inci, duduk di toilet setinggi 12 inci, dan jongkok di atas wadah plastik. Setiap peserta diperintahkan untuk merekam berapa lama mereka BAB dan mengukur betapa sulitnya usaha mereka pada skala empat poin.
Studi menunjukkan, ketika jongkok peserta hanya butuh 51 detik untuk mengeluarkan isi perut mereka. Sedangkan saat duduk, dibutuhkan waktu sekitar 130 detik. Selain itu, orang-orang yang berjongkok saat BAB juga mengaku merasakan pengalaman buang air besar yang lebih mudah.
Dalam studi terpisah, para penemu dari Squatty Potty juga menunjukkan sejumlah manfaat sehat dari toilet jongkok, yaitu mengurangi sembelit, kembung, dan gas; menurunkan insiden dan gejala wasir; meningkatkan kesehatan usus besar secara keseluruhan; otot panggul dan kontrol kandung kemih menjadi lebih baik; serta mengurangi ketegangan dan proses BAB menjadi lebih cepat, seperti dilansir dari Dailyhealthpost.
Studi lain yang dilakukan di Israel pada tahun 2003 menemukan hasil yang sama, dan juga mengomentari relatif kurangnya masalah yang berhubungan dengan wasir, sembelit, dan divertikulitis (penyakit pencernaan) di lokasi-lokasi yang lebih sering menggunakan toilet jongkok.
Menurut berbagai penelitian, toilet jongkok lebih menyehatkan karena adanya peningkatan sudut anorektal, yaitu tabung yang dilalui tinja untuk keluar dari tubuh.
Saat menggunakan toilet duduk, lintasan ini bengkok sehingga membutuhkan lebih banyak usaha untuk melewatkan kotoran. Sedangkan pada posisi jongkok, sudut anorektal cenderung lebih lurus, sehingga proses buang air besar menjadi lebih mudah.
Selain itu, posisi duduk menyebabkan rektum terhalang oleh otot puborectalis. Otot ini sangat penting untuk aktivitas sehari-hari karena mengontrol ketegangan perut, tetapi dapat menjadi penghalang ketika tiba saatnya buang air besar. Sedangkan posisi jongkok membantu otot puborectalis lebih rileks, mengurangi jumlah ketegangan yang diperlukan untuk evakuasi tinja.
sumber cnnindonesia
No comments:
Post a Comment