Siapa yang bilang pacaran itu gampang? Gak pernah ada
jaminan hubungan kalian bisa selalu berjalan tanpa hambatan. Ada
saat-saat di mana kalian akan lebih mementingkan ego masing-masing dan
lupa berkompromi, hingga yang tersisa adalah perang mulut di mana kalian
akan saling menyakiti.
Setelah mengetahui pertanyaan apa aja yang harus ditanyakan pada pacarmu,
kini kamu harus tahu bahwa ada juga pertanyaan yang gak boleh kamu
layangkan pada pacarmu, bahkan pada saat perang mulut. Demi menjaga
perasaannya serta keharmonisan hubungan kalian sendiri.
1. “Apa sih yang salah sama kamu? Kenapa kamu selalu kayak gini?”
Mungkin dia pacar yang ingin menunjukkan kalau dia perhatian, hingga
mengirimimu pesan Whatsapp tiap 9 menit sekali. Dia pun akan
segera menelepon jika kamu gak membalas. Tapi sayangnya kamu risih.
Bukan merasa diperhatikan, kamu merasa diawasi. Akhirnya melayang
pertanyaan “Kenapa sih ganggu mulu? Curigaan amat, apa yang gak beres sih sama kamu?”
Mungkin maksudmu adalah benar-benar ingin tahu apa ada yang salah
dengan dirinya. Namun, pesan yang akan ditangkap pacarmu adalah kamu memvonis bahwa ada yang salah dengan dirinya. Jelas itu menyakitkan untuk didengar dari orang yang dipanggilnya pacar.
Daripada menyerang kebiasaannya dengan menyatakan apa yang membuatmu
kesal, alangkah baiknya jika kamu menjelaskan apa yang kamu suka dan
bagaimana perasaanmu jika hal itu dia lakukan. Cobalah untuk
kreatif dalam menyusun kata agar apa yang kamu mau (dan apa yang gak
kamu mau) bisa dimengerti oleh pasanganmu.
“Sayang, kita ngobrol via Whatsapp-nya sore aja ya. Aku tahu kamu perhatian, tapi aku akan merasa lebih diperhatikan lagi kalau kamu mau ngerti kesibukanku.”
Bukankah itu terdengar manis?
2. “Gara-gara kamu, sih. Kamu nggak mau dengar aku.”
Punya pacar itu asik. Tahu apa yang gak asik? Menyalahkan pacar.
Meskipun dia membuat kekeliruan, menunjuk jari ke arahnya akan
menciptakan suasana nelangsa dan perasaan benci. Ia akan merasa gak
dipercaya, sementara kamu sengaja menjauh.
Sifat seseorang yang baru saja disalahkan habis-habisan akan berubah.
Bisa secara drastis, bisa juga pelan-pelan. Dia bisa berubah karena
terpuruk atau malah gak enakan sama kamu. Mungkin saja perubahannya
positif, tapi lebih mungkin lagi perubahan itu negatif.
Daripada menyalahkan pacar, sebaiknya alihkan fokusmu untuk mencari
solusi dari permasalahan. Apa yang sudah terjadi gak bisa diulang, yang
bisa kamu lakukan adalah mengajaknya bersama-sama memperbaiki atau
mencari jalan keluar agar akibat dari kekhilafannya bisa jadi minimal.
Dengan ini hubungan kalian jadi makin erat — sementara, ingat,
menyalahkan dia akan membuat dia menjauh.
3. “Kamu kok annoying banget, sih?”
Kok kamu gak berterimakasih banget sih?
Kenapa kamu pemalas banget, deh?
Kenapa sih kamu egois banget?
Kalau kamu kesal sama pacar, jangan sekali-kali menyudutkan
kepribadiannya. Kepribadian atau karakternyalah yang membuatnya menjadi
seperti sekarang. Menyayangi dirinya berarti menghargai kepribadian dia
pula.
Kalau kamu ingin hubungan kalian berhasil, mulailah berbicara tanpa
menggunakan kekerasan verbal. Kuncinya terletak pada keterbukaan,
kejujuran, dan kesiapan menerima dengan tulus.
Coba deh jangan begadang terus. Kalau bisa tidur yang cukup, besok pagi kamu bakal lebih berenergi dan bisa ngelakuin banyak hal.
4. “Kenapa sih kamu gak coba jadi lebih baik lagi?”
“Kok kamu gak berubah-berubah, sih? Masih gini aja, kenapa kamu gak bisa jadi lebih baik?”
Pertanyaan di atas juga merupakan salah satu contoh penyerangan
terhadap kepribadian pacar. Parahnya lagi, kamu terindikasi untuk
menuntutnya berubah total dari siapa dirinya sekarang. Padahal jika kamu
sudah bersama dia sekarang, berarti kamu harus menerima dia seutuhnya.
Tak seharusnya kamu menyayangi dia hanya ketika perangainya baik. Harap
diingat, kamu gak lebih baik dari dia — kalian setara. Kesetaraan itulah
asal kesepakatan kalian untuk membangun hubungan romantis.
Kamu gak bisa serta-merta mengubah perangai pacarmu, yang bisa kamu
lakukan adalah mengutarakan apa yang sebaiknya dia lakukan dan sampaikan
keuntungannya bagi dirinya dan bagi hubungan kalian. Ekspresikan maksud
kamu dengan jelas tanpa sikap menyalahkan, kritikan tajam, atau
tuntutan. Ketika dia balik bicara padamu, dengar dengan sesama dan
terimalah alasannya. Pola komunikasi yang terbuka dan jujur semacam ini
justru akan membawa hubungan kamu dan pacar ke arah yang lebih baik.
5. “Woles dong! Santai dikit apa susahnya, sih?”
Kalau pacar kamu lagi gelap mata atau sedang berada pada mode
‘senggol-bacok’, dia gak bisa menenangkan dirinya dengan mudah. Kamu
juga gak bisa memerintahnya untuk tenang seenaknya karena jika emang ada
yang membuatnya terganggu pasti dia akan stress dan tegang, kalau gak
ada udah pasti dia akan duduk tenang bersamamu. Ada berjuta alasan yang
bisa menyebabkan pacar kamu kalut (salah satunya kamu sendiri) walaupun
dengan tenang suasana akan membaik, memintanya untuk tenang saat keadaan
panas barangkali bukan pilihan yang bijak. Bisa-bisa malah kamu yang
kena batunya.
Untuk masalah yang rumit seperti ini — terutama kalau pacarmu kalut
— yang bisa kamu lakukan untuk membantunya tenang adalah mencoba
memahami bahwa dia sedang terkena masalah. Cobalah mencari tahu apa
masalahnya, bukan memerintahnya untuk duduk dan diam seolah dia hewan
peliharaan. Ketika dia sudah mau terbuka dengan masalah yang ia hadapi,
kamu bisa masuk dan membantunya.
6. “Kok kamu ngomong gitu, sih? Kamu mau mutusin aku?”
“Kamu mau mutusin aku?” adalah pertanyaan yang gak
sepatutnya ditanyakan karena justru mengancam hubungan kalian yang
sebelumnya aman-aman aja. Kamu tahu pertanyaan ini gak perlu ditanyakan
namun masih saja meluncur dari bibirmu. Seringkali kamu menganggap
pertanyaan tersebut akan membawa kejelasan terhadap hubungan kalian,
tapi jauh di dalam hati kamu tahu bahwa pertanyaan tersebut akan
memanaskan suasana.
Jika kamu emang ingin putus, bilang saja terus terang. Jangan
memancing suasana panas hingga dia yang mutusin kamu sehingga kamu bisa
berlagak menjadi korban. Apabila kamu gak ingin hubungan kalian
berakhir, kamu harus menghapus pertanyaan bernada mengancam seperti di
atas. Ambil waktu sejenak hingga suasana panas mereda lalu tanyakan:
“Apa yang kamu rasain sekarang? Apa yang kamu inginkan dari hubungan kita?”
Jika dia memang ingin putus, dia bakal bilang, kok. Kalau ternyata
kalian gak putus, kini kalian punya kejelasan ke arah mana hubungan ini
berjalan.
7. “Ah, yang bener? Kok aku nggak percaya, ya?”
” Apa kamu udah mengatakan yang sejujurnya? Kenapa aku gak yakin, ya?”
Walaupun kamu gak bilang langsung seperti itu, pacar kamu tahu kalau
kamu lagi menuduh dia lagi berbohong. Pertanyaan semacam di atas bikin
pacar kamu segera menjadi defensif. Akibatnya, apapun yang ia sampaikan
jadi semakin terdengar seperti kebohongan di telinga kamu.
Dalam hubungan yang posesif dan penuh rasa cemburu, pertanyaan
semacam ini bakal sering muncul. Padahal cara mengatasinya cukup
sederhana. Kalau kamu percaya sama dia, tutup mulutmu dan jangan
mempertanyakan keputusan atau gerak-geriknya. Kalau kamu memang susah
percaya karena dia pernah bohong di masa lalu, tenang aja. Kebohongan
gak akan selamanya bisa dipertahankan. Cepat atau lambat toh kamu akan
tahu yang sebenarnya.
8. “Beneran kamu mau sama aku? Gak nyesel?”
“Gak nyesel pacaran sama aku?”
Barangkali kamu bertanya dengan maksud yang baik. Kamu ingin
mendengar keyakinannya saat berada di sampingmu. Dan yang lebih penting
lagi, kamu ingin merasa yakin bahwa dialah orang yang selama ini kamu
cari.
Memberi dan menerima pujian dari pacar adalah tanda hubungan yang
sehat, akan tetapi masing-masing individu harus memiliki rasa percaya
diri yang tinggi untuk menghargai diri sendiri. Respek terhadap diri
sendiri dan sikap percaya diri itu penting untuk meyakinkan kamu bahwa
kamu pantas untuknya dan dia pantas untukmu.
Daripada setiap hari mempertanyakan besarnya cinta si pacar untuk
dirimu, mengapa bukan kamu aja yang tiap hari menyatakan betapa cintanya
kamu pada dia? Menyatakan ” Aku cinta kamu” secara langsung
secara rutin tiap hari dan menegaskan bahwa kamu selalu tertarik padanya
akan menjadi kunci dari hubungan yang memuaskan.
Pada akhirnya, kompromi adalah kata kuncinya. Kamu harus tahu
kelebihan dan juga kekurangan pasanagnmu dan mengingatkan dirimu, bahwa
kamu sendiri gak sempurna. Dan yang paling menantang adalah bagaimana
cara kamu membuat dirimu sendiri nyaman — tanpa harus menuntut dan
mendikte pacar kamu.
sumber hipwee
No comments:
Post a Comment