Bagi sebagian orang menurunkan berat badan memang bukanlah perkara
mudah. Nah, lantas bagaimana cara mempertahankan supaya berat badan
tetap stabil dalam jangka waktu yang lama pasca berdiet?
Pakar obesitas dari Fortis Jessa Ram Hospital, dr Sukhvinder Singh Saggu, menyebutkan bahwa kunci utama dalam mempertahankan berat badan adalah dengan cara tetap aktif bergerak. Cara ini bisa dilakukan dengan melakukan berbagai kegiatan pembakar kalori. Jumlah kalori yang dibakar rata-rata per hari idealnya adalah 2.000 untuk pria dan 1.600 untuk wanita.
Pakar obesitas dari Fortis Jessa Ram Hospital, dr Sukhvinder Singh Saggu, menyebutkan bahwa kunci utama dalam mempertahankan berat badan adalah dengan cara tetap aktif bergerak. Cara ini bisa dilakukan dengan melakukan berbagai kegiatan pembakar kalori. Jumlah kalori yang dibakar rata-rata per hari idealnya adalah 2.000 untuk pria dan 1.600 untuk wanita.
"Misalnya mencuci mobil selama 30 menit itu membakar sekitar 300 kalori, kemudian naik dan turun tangga membakar 100 kalori," ujar Saggu.
Selain itu, penting untuk 'ditanamkan' pada pikiran Anda bahwa ini adalah untuk rencana jangka panjang. Jangan mengharapkan berat badan bisa turun drastis, yang penting berat badan tetap terjaga dan tak cepat naik secara tiba-tiba.
"Jauhi minuman dan makanan yang bergula tinggi, misalnya minuman soda. Jika sedang ingin mengonsumsi minuman bercita rasa manis, Anda bisa minum air perasan lemon, jus buah tanpa gula atau teh tawar. Minuman bergula dapat meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung," paparnya.
Hindari juga melewatkan jam makan tertentu dengan tujuan 'menghilangkan' asupan kalori yang masuk. Anda justru direkomendasikan untuk tetap makan berat tiga kali sehari plus dengan camilan setidaknya dua atau tiga kali sehari.
Untuk makan malam, hindari melakukannya menjelang tidur ya. Lebih baik sediakan jeda waktu sekitar dua jam atau lebih setelah makan untuk tidur.
Ahli jantung dari Mayo Clinic, David Holmes, MD sependapat bahwa langsung tidur setelah makan malam dapat meningkatkan risiko stroke. Namun untuk memastikannya, butuh penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar.
"Saat kita makan, kadar gula darah berubah, kolesterol berubah dan aliran darah juga berubah. Semua itu memengaruhi risiko stroke," ungkap Holmes seperti dikutip dari Web MD.
sumber detik
No comments:
Post a Comment