Wednesday 28 January 2015

Lee Myung Bak, Presiden dari Tunawisma

 
Presiden adalah sebutan bagi kepala negara berkedaulatan demokrasi. Salah satu negara tersebut adalah Korea Selatan. Dari beberapa presiden yang pernah memimpin Korea Selatan, ada nama Lee Myung Bak yang menginspirasi banyak orang.

Lee Myung Bak lahir di Osaka pada tahun 1941. Lee terlahir di keluarga miskin yang bekerja sebagai buruh tani. Tidak jarang Lee dan keluarganya harus merasakan kelaparan. Untuk makan sehari-hari, keluarga Lee hanya bisa makan ampas gandum yang diminta dari tempat penyulingan minuman dari gandum.

Saat SMA, keluarga Lee pindah ke Seoul untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Namun, kehidupan keras di ibukota tidak membuat keadaan lebih baik. Meski begitu, Lee bertekad untuk melakukan perubahan. Ia sangat bersemangat untuk bersekolah hingga ke perguruan tinggi. Di tengah-tengah pendidikannya, Lee juga bekerja sampingan sebagai pedagang asongan.

Karena kegigihannya, Lee memberikan prestasi yang sangat baik ketika SMA. Berkat prestasinya, Lee mendapatkan beasiswa dari salah satu universitas terbaik di Korea Selatan, Korea University. Selama berkuliah, Lee menopang kehidupannya dengan bekerja sebagai seorang tukang sapu jalan.

Semasa kuliah, Lee sangat tertarik dalam bidang politik karena keinginannya untuk melakukan perubahan. Ia masuk sebagai anggota dewan mahasiswa dan sering ikut gerakan demonstrasi yang anti-pemerintah. Aksinya ini membuatnya ditangkap dan dipenjara pada tahun 1964. Catatan hitam ini membuatnya sulit mendapat pekerjaan ketika lulus kuliah. Ketika ia melamar di perusahaan Hyundai, Lee hampir tidak diterima. Alasannya karena pihak Hyundai takut terlibat permasalahan dengan pemerintahan saat itu karena menerima pegawai yang pernah ditangkap karena anti-poemerintah.

Hal ini tidak lantas membuat Lee terpuruk. Lee malah menulis sebuah surat yang ditujukan pada pemerintah. Isi surat Lee menyentuh hati sekretaris presiden saat itu, dan akhirnya pemerintah menuliskan surat kepada Hyundai untuk menerima Lee.

Ketika bekerja di Hyundai, Lee dikenal dengan julukan ‘buldozer’. Hal ini karena Lee berhasil membuat Hyundai bisa memproduksi bulldozer dengan cara membongkar buldozer merk lain dan mempelajarinya. Karena prestasinya, pendiri Hyundai, Chung Ju yung mengangkatnya menjadi CEO di divisi konstruksi.

Setelah bekerja selama 30 tahun di Hyundai, Lee kembali terketuk untuk masuk ke dunia politik. Di tahun 1992, Lee masuk ke jalur politik dengan mengajukan diri menjadi anggota dewan. Lee kemudian terpilih menjadi walikota Seoul di tahun 2002. Selama menjabat sebagai walikota, Lee terkenal sebagai orang yang rendah hati dan pekerja keras. Kemudian di tahun 2007, Lee mengajukan diri sebagai kandidat dan terpilih menjadi Presiden Korea Selatan periode 2008-2013.

Lee memberikan prestasi yang besar di bidang diplomatik bagi Korea Selatan. Lee mendatangi negara-negara sahabat untuk mempromosikan Korea Selatan sebagai Green Korea dan Global Korea. Pada tahun 2009 saja, ia mendatangi 14 negara termasuk Amerika Serikat dan Thailand untuk menghadiri berbagai konferensi dan undangan.

Berkat usahanya ini, Seoul terpilih menjadi tuan rumah G-20 Summit 2010. Ini menjadikan Korea Selatan satu-satunya negara di luar G-8 yang menjadi tuan rumah forum internasional tersebut.
sumber andriewongso

No comments:

Post a Comment