Bukan hidup namanya kalau segala
sesuatunya selalu bisa berjalan dengan baik sesuai keinginan. Banyak hal
yang harus dikerjakan, diraih, diperjuangkan, hingga ada kalanya
beberapa hal terpaksa direlakan. Akan ada momen ‘jatuh bangun’ yang harus dilewati.
Problematika hidup memang nggak bisa
lepas dari kata ‘pelik’. Lalu, bagaimana cara mengatasi tekanan,
masalah, hingga tantangan yang mampir dalam hidup kita? Bagaimana harus
berjibaku dengan berbagai hal yang sepertinya datang dan ‘menyerang’
secara bersamaan?
Ternyata, ada satu solusi untuk mengatasi semuanya: kompartementalisasi.
Jadi, Apa Sih Kompartementalisasi Itu?
Kata kompartementalisasi atau dalam bahasa Inggris ‘compartmentalization’ berarti pembagian, penggolongan, atau pengkategorian. Dalam ilmu psikologi, kompartementalisasi dikenal sebagai salah satu mekanisme pertahanan diri yang paling umum.
Cara ini digunakan untuk mengatasi
kondisi kekacauan kognitif, gangguan mental dan kecemasan yang
disebabkan adanya nilai-nilai dalam diri atau pemikiran-pemikiran yang
muncul bersamaan dan sifatnya saling bertentangan.
Sebagai contoh, seorang dokter yang
sangat religius (nggak mau menyentuh wanita yang bukan ‘muhrim’)
berusaha menjalankan profesinya yang seringkali harus bersentuhan dengan
pasien wanita. Ada juga seorang tentara yang mengalami trauma perang,
sedang satu-satunya cara untuk menyembuhkan traumanya adalah dengan
kembali ke medan perang.
Sementara, contoh yang paling dekat
dengan kehidupan kita sehari-hari dan kerap kita alami sendiri adalah
ketika berusaha menyelesaikan pekerjaan di kantor agar bisa pulang ke
rumah tanpa perlu kembali membuka file pekerjaan. Apakah kamu juga sedang mati-matian berjuang untuk yang satu ini?
Gimana Aplikasi Metode Ini?
Supaya lebih jelas, mari kita buat visualisasi untuk metode yang satu ini:
- Pikirkan hal-hal apa saja yang penting dan harus diselesaikan – apakah urusan kuliah, pekerjaan di kantor, bisnis sampingan, atau rencana menikah?
- Bayangkan bahwa hal-hal itu berwujud ruangan-ruangan yang di dalamnya terdapat 5 soal yang tertulis di papan tulis dan harus bisa kita jawab.
- Untuk setiap ruangan, kita cuma punya waktu 1 jam untuk menyelesaikan soal-soal itu. Ketika waktu habis, kita harus segera keluar dari ruangan pertama dan pindah ke ruangan selanjutnya.
- Kamu pantang melanggar batas waktu yang sudah ditentukan.
Agar cara ini berhasil, kamu perlu berhenti mencari-cari alasan
ketika tidak bisa menyelesaikan semua soal dengan baik. Dengan kata
lain, setiap orang seharusnya bisa menggunakan kemampuannya hingga level ‘maksimal’ dan menerapkan disiplin pada dirinya sendiri.
Sayangnya, Tidak Ada yang Menjamin Kompartementalisasi Bisa Berhasil 100%
Seharusnya, metode ini bisa membuat
hidup kita lebih teratur. Sehingga sukses dalam segala aspek kehidupan
bukan cuma angan-angan. Tapi, tidak ada jaminan bahwa cara ini akan
berhasil 100%. Sebab yang menentukan kesuksesan kita adalah diri kita
sendiri.
Kompartementalisasi adalah solusi jangka
pendek yang sudah pasti gagal ketika kita tidak melakukannya dengan
sepenuh hati. Contohnya saja, seorang tentara yang menyembuhkan trauma
dengan cara berperang mungkin akan kembali merasakan traumanya ketika
kembali ke rumah.
Sama halnya ketika sedang mengerjakan
tugas kantor, seseorang justru tidak fokus dan malah memikirkan bisnis
sampingan atau urusan keluarganya.
Yup, seseorang mungkin akan kesulitan
memilah-milahkan pekerjannya. Tidak rela menutup pintu ruangan pertama
sekalipun waktu 1 jam sudah habis dan tugas di ruangan kedua telah
menunggu.
Kegagalan teknik kompartementalisasi
disebabkan karena secara emosional kita sering menjadi terlalu terikat
dengan salah satu pekerjaan yang dianggap lebih penting dari pekerjaan
lainnya. Dampaknya, tugas lain yang sudah menunggu akan diabaikan. Di
akhir hari, barulah kamu akan kaget saat melihat betapa sedikitnya
pekerjaan yang mampu kamu selesaikan.
Kunci Sukses Kompartementalisasi Adalah: FOKUS!
Kegagalan dan kesuksesan metode ini amat
tergantung pada seberapa konsistennya kamu dalam menjaga fokus.
Sadarilah bahwa kamu punya tenggat waktu untuk masing-masing tugas yang
harus ditaati. Kamu tidak bisa mengesampingkan tugas lain hanya untuk
sebuah tugas yang kamu rasa paling penting.
Fokuskan konsentrasi dan kemampuanmu
untuk melaksanakan hanya satu tugas dalam satu waktu. Taatilah aturan
dan ruang imajiner yang sudah kamu ciptakan sendiri. Jangan ragu untuk
membuang dan melupakan hal-hal yang memang tidak layak untuk dipikirkan.
Ketika draft skripsi sudah menunggu dan folder tugas kantor menanti untuk di-klik,
ingat kembali kategori yang sudah kamu buat. Mana yang harus dikerjakan
lebih dulu? Tugas mana yang harus ditempatkan di prioritas selanjutnya?
Taatilah aturan tersebut. Kerjakan tugasmu satu-persatu sesuai jangka
waktu yang kamu sepakati sendiri. Plus, hindari juga distraksi lain
seperti godaan membuka socmed dan bermalas-malasan.
Jika kamu bisa melakukan metode ini
dengan konsisten, dijamin deh hidupmu akan lebih terorganisir. Tidak ada
lagi tumpang tindih kewajiban yang membuat hari-harimu kacau. Hidupmu
jadi lebih seimbang, deh!
Yang pasti, perjuangan untuk menciptakan
hidup yang lebih seimbang tidak akan ada akhirnya. Metode
kompartementalisasi ini layak kamu coba demi mendapatkan kehidupan yang
lebih damai dan tanpa tumpang tindih kewajiban.
Selama kamu bisa memilah, membuat prioritas, dan konsisten pada aturan yang kamu buat sendiri, dijamin bisa kok! So, selamat mencoba metode ini dan semoga hidupmu bisa jadi lebih baik!
sumber hipwee
No comments:
Post a Comment