Kamu pasti kenal ‘kan dengan IQ atau Intelligence Quotient? IQ
adalah ukuran kecerdasan intelektual seseorang yang dinilai berdasarkan
kemampuan kognitif, penalaran, dan logika. Tapi, memiliki tingkat
inteligensia yang tinggi ternyata tidak serta-merta menjamin seseorang
jadi orang yang sukses tuh.
IQ tetap perlu didukung oleh yang namanya kecerdasan emosional (Emotional Intelligence/EI atau sebelumnya disebut Emotional Quotient/EQ). Kini,
kecerdasan emosional udah menjadi salah satu hal yang penting bagi
dunia bisnis. Di perusahaan Google aja, karyawan harus mengantri sampai
enam bulan untuk mengikuti kelas tentang kecerdasan emosional ini.
Meskipun perannya gak diragukan lagi dalam karier, masih banyak orang
yang kurang memahami apa itu kecerdasan emosional. Yuk, simak artikel
ini lebih jauh untuk mengenalnya lebih dalam!
Kecerdasan Emosional itu tidak sama dengan bersikap baik terhadap orang lain.
Menurut Andrew Coleman pada bukunya A Dictionary of Psychology:
Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk memonitor emosi diri sendiri dan orang lain, memilah-milah antara emosi yang satu dengan yang lain, serta menggunakan informasi emosi untuk memandu cara berpikir dan perilaku.
Dengan kata lain, kecerdasan emosional berarti kemampuan untuk
memahami emosi secara benar. EI itu penting, tapi EI gak menentukan baik
buruknya seseorang.
Memiliki EI yang baik bukan berarti kamu juga jadi orang yang baik
terhadap orang lain. Begitu juga sebaliknya, gak punya EI yang baik
bukan berarti kamu jadi jahat. Faktanya. Martin Luther King Jr. dan
Adolf Hitler sama-sama menggunakan kecerdasan emosionalnya untuk
melakukan pidato yang menggugah.
Kenapa Kecerdasan Emosional itu penting?
Kita udah tahu bahwa orang-orang paling sukses bukanlah yang paling
cerdas atau yang paling tercukupi hidupnya. Kamu mungkin kenal seseorang
yang cerdas tapi ternyata kurang sukses di kerjaan atau hubungan
pribadinya. Nah, di sinilah kecerdasan emosional berperan penting dalam
kehidupan. IQ membantu kamu untuk menyerap pelajaran di sekolah, tapi EI
membantumu untuk mengelola stres dan emosi menjelang ujian.
Kecerdasan Emosional mempengaruhi hal-hal berikut:
1. Kinerjamu saat bekerja.
EI membantu kamu memetakan kompleksitas sosial di tempat kerjamu,
memimpin dan memotivasi orang lain, serta meningkatkan karirmu. Banyak
perusahaan yang menganggap EI sama pentingnya dengan kemampuan teknis.
2. Kesehatan fisik
EI penting untuk mengelola tingkat stresmu. Stres yang gak terkelola
dengan baik bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius, seperti
meningkatkan tekanan darah, menurunkan daya tahan tubuh, mempercepat
penuaan dan meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung.
3. Kesehatan mental
Stres yang gak terkontrol juga dapat menimbulkan gangguan mental,
seperti perasaan cemas dan depresi. Kekurangmampuan mengelola emosi juga
bisa menimbulkan mood swing yang berpengaruh terhadap kemampuan menjalin hubungan yang kuat
4. Hubunganmu
Dengan memahami emosi dan mampu mengendalikannya, kamu bisa
mengekspresikan perasaanmu dan memahami perasaan orang lain dengan lebih
baik, sehingga kamu bisa berkomunikasi lebih efektif dan membangun
relasi yang lebih kuat, baik di tempat kerja maupun ranah pribadi.
Empat komponen Kecerdasan Emosional
Menurut Salovey dan Mayer, ada empat komponen kecerdasan emosional:
1. Merasakan Emosi
Langkah pertama dalam memahami emosi adalah dengan merasakannya. Kamu
bisa menerima dan merasakan emosi lewat mimik wajah, gestur tubuh dan
nada suara, baik pada diri sendiri maupun orang lain.
2. Berpikir lewat emosi
Kamu bisa menggunakan emosi untuk mendukung kegiatan berpikir dan
kognitif. Emosi membantu kita memprioritaskan apa yang menarik perhatian
atau menimbulkan reaksi bagi kita, karena kita merespon hal-hal yang
bikin perhatian kita terpusat secara emosional.
3. Memahami emosi
Memahami emosi berarti mampu menginterpretasikan emosi yang
diekspresikan oleh seseorang. Misalnya, waktu bos kamu kesal, kamu mesti
memahami apa makna dibalik emosinya, apakah dia kesal karena kerjaanmu,
karena lagi bertengkar sama pasangan, atau karena kena tilang pas
perjalanan ke kantor.
4. Mengelola Emosi
Kemampuan mengelola emosi secara efektif adalah kunci dari kecerdasan
emosional. Aspek ini meliputi pengaturan emosi diri sendiri serta
melakukan respon yang sesuai terhadap emosi yang diekspresikan orang
lain.
Tapi, ternyata gak semua pekerjaan membutuhkan kecerdasan emosi yang tinggi.
Psikolog Dana Joseph dari the University of Florida dan Daniel Newman dari the University of Illinois telah
menganalisa penelitian-penelitian mengenai emosi yang telah dilakukan
sebelumnya, dengan total ribuan karyawan dan 191 jenis pekerjaan.
Ternyata, keuntungan dari kecerdasan emosi itu bisa dirasakan
berdasarkan jenis pekerjaannya.
Orang-orang dengan pekerjaan yang berhubungan dengan dengan orang lain seperti salesperson, agen real estat, customer service atau call-center representative, serta penasihat dan advokat punya kinerja yang lebih baik jika mereka memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi.
Sementara, pekerjaan seperti mekanik, ilmuwan, dan akuntan justru kinerjanya lebih buruk jika kecerdasan emosionalnya tinggi.
Bagaimana cara mengembangkan kecerdasan emosional?
Seperti yang sudah disinggung di awal artikel ini, kecerdasan
emosional bisa dikembangkan melalui kelas-kelas pelatihan yang diadakan
baik secara personal maupun kolektif. Tapi, ternyata kecerdasan
emosional juga berkembang seiring meningkatnya usia kita lho!
Selain itu, membaca karya sastra juga bisa membantu kita meningkatkan
kecerdasan emosional, karena memasuki karakter suatu tokoh bisa
membangun rasa empati kita. Terakhir, mendapatkan umpan balik dari orang
sekeliling juga dapat meningkatkan IE-mu.
Sisi Gelap Kecerdasan Emosional
Antusiasme untuk memahami kecerdasan emosional yang diwujudkan lewat
berbagai penelitian psikologi rupanya telah menguak sisi gelap dari EI
itu sendiri. Menurut Adam Grant, profesor dari Wharton School of the University of Pennsylvania,
bukti-bukti baru menunjukkan bahwa ketika orang mengasah kecerdasan
emosional mereka, mereka bisa lebih mudah memanipulasi orang lain.
Ketika kamu pandai mengontrol emosimu, kamu bisa menyamarkan
perasaanmu yang sesungguhnya. Lalu, kalau kamu sudah mengetahui
bagaimana perasaan orang lain, kamu bisa memanipulasi dan memotivasi
mereka untuk bertindak berlawanan dengan kepentingan mereka. Wah, bahaya
juga ya.
Nah, makin paham ‘kan pentingnya kecerdasan emosional bagi kehidupan
sehari-hari? Mengingat bahwa kecerdasan emosional punya dua sisi, jangan
sampai jadi kita salah gunakan untuk memanipulasi orang lain. Ingat
bahwa kecerdasan yang bermanfaat adalah kecerdasan yang bisa membawa
kebaikan bagi orang banyak. Semoga informasi ini bermanfaat buatmu, ya!
sumber hipwee
No comments:
Post a Comment