Dewasa ini, anak muda yang mengenakan jilbab adalah pemandangan yang
umum. Ini hal yang positif, terutama jika kita memaknai jilbab
sebagai bentuk kesadaran diri seseorang untuk hijrahmenjadi pribadi yang
lebih baik. Di sisi lain, banyak pula yang akhirnya memutuskan untuk
melepas jilbabnya. Alasannya pun beragam. Ada yang merasa belum siap,
ada yang ingin lebih bebas berekspresi, ada pula yang merasa bahwa
jilbab sudah tak mewakili identitasnya lagi.
Dalam artikel ini, bakal menjabarkan beberapa risiko
yang akan kamu hadapi jika memutuskan untuk melepas jilbabmu.
Bukannya ingin menghakimi, apalagi menasihati tentang apa yang
seharusnya kamu lakukan. Tentu, pada akhirnya semua keputusan akan
tergantung padamu.
Tapi melepas jilbab–sebagaimana mengenakannya–adalah sebuah
langkah yang besar. Kamu harus benar-benar tahu risiko apa yang akan
menyambutmu, sebelum kamu mengambil langkah itu.
1. Keluarga dan temanmu akan terkejut dan kecewa pada keputusanmu
Ketika kamu melepas jilbab, banyak orang yang akan merasa sedih dan
kecewa dengan keputusanmu itu. Wajar. Jilbab adalah komitmen seorang
wanita untuk menjadi Muslimah yang lebih baik. Jilbab adalah bukti
janjimu kepada Allah untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya. Ketika kamu
memutuskan melepasnya, sebagian orang otomatis akan mempertanyakan
makna komitmen itu bagimu.
Ayah, ibu, dan teman-temanmu akan menjadi orang yang pertama
mempertanyakan keputusanmu itu. “Kenapa kamu melepas jilbab? Jilbab itu
‘kan kewajiban Muslimah. Kamu sudah diajarkan sejak dulu, Nak…”
Orang lain akan memberikan respon yang beragam. Ada yang penasaran,
namun untuk bertanya langsung padamu segan. Tapi, ada pula orang yang
akan menyindirmu. Intinya, tidak semua orang akan bisa menerima
keputusanmu. Dan jika kamu tetap ingin melepas jilbabmu, kamu harus
siap menghadapi mereka.
2. Orang-orang akan mengira bahwa kamu punya masalah hidup yang berat
Ingat saat Marshanda pertama kali melepas jilbabnya?
Banyak orang yang berasumsi bahwa dia memutuskan itu karena tak kuat
menanggung masalah hidupnya. Tudingan yang sama juga dilemparkan publik
saat komposer musik Tya Subiakto dan penyanyi Tri Utami menanggalkan
jilbab mereka.
Ketika kamu melepas jilbab, sebagian orang akan berkesimpulan bahwa
itu karena kamu sedang terpuruk. Mereka mengira inilah caramu untuk
memulai hidup baru, setelah sebelumnya mengalami cobaan berat. Putus
cinta, proses cerai dari suami, bertengkar dengan keluarga — banyak
orang yang akan mengecam keputusanmu karena menganggap bukannya
mendekatkan diri, kamu justru “menjauh dari Allah.”
3. Akan ada orang yang mem-bully dan menyindirmu di media sosial
Ketika kamu memutuskan untuk kembali memperlihatkan rambutmu ke
publik, pertanyaan tak hanya akan menghampirimu di dunia nyata, tapi
juga dunia maya. Bahkan, banyak orang yang baru akan mengetahui
keputusanmu itu setelah melihat fotomu tanpa jilbab di Facebook atau
Twitter.
Jangan kaget kalau respon orang berbeda-beda. Sebagian dari mereka
akan memuji penampilanmu, dan menyebut bahwa kamu terlihat lebih fresh.
Tapi, akan ada pula yang meninggalkan sindiran halus di kolom
komentar. “Wah…kok kamu sekarang beda sih?” “Aduh Tir, lo cantikan pakai
jilbab!” “Kalau lepas jilbab gini, kamu kelihatan lebih gendutan
deh…hehehe.” Komentar-komentar ini tak akan bisa dihindari, dan kamu
harus bisa sabar menghadapinya.
4. Kamu bisa dianggap tidak menghormati agama.
Kamu bakal menemukan komentar-komentar pedas seperti yang dialami ibu
Iriana Jokowi. Bagi sebagian orang, beliau dianggap tidak menghormati
agama karena melepas-pakai jilbabnya sepanjang kampanye Pilpres 2014
lalu.
“Wah bu Iriana itu kok gak menghormati agama banget, jilbab di copot-pakai-copot-pakai aja.” Ada pula yang komentar: “Wah, istri calon presiden kok kelakuannya enggak hormatin agama!”
Komentar ini lumrah, mengingat posisi jilbab sebagai simbol kesalehan
dalam agama Islam. Kalau kamu menanggalkannya, sebagian orang akan
menganggap bahwa standar moralmu atau keimananmu menurun.
5. Lepas jilbab, kamu dianggap orang emosional dan tidak tahan godaan.
Memakai jilbab itu butuh kekuatan dan kesiapan mental.
Layaknya menikah, jilbab adalah bentuk komitmen seumur hidup. Jadi saat
kamu melepasnya, sebagian orang akan melihatmu sebagai orang yang
gegabah, tidak sabaran, dan gagal mengatur emosi. Lebih lagi, kamu akan
dianggap tidak siap menahan godaan duniawi. “Eh, si itu lepas jilbab
lho. Terus dia langsung ngerawat penampilan habis-habisan.
Jangan-jangan dia lepas jilbab gara-gara pengen keliatan cantik, lagi.
Ih!”
Beberapa orang akan gagal memahami bahwa tidak semua
perempuan menanggalkan jilbab mereka karena alasan duniawi. Tidak semua
memutuskan membiarkan rambut mereka terbuka karena ingin lebih
bebas nge-bir, pergi ke klub, atau pacaran. Setiap orang akan
melalui pergolakan iman. Terkadang, suka atau tidak, pergolakan
spiritual dan perubahan pemaknaan terhadap agama itulah yang memicu
seseorang melepaskan jilbabnya.
6. Kamu harus siap jadi “artis dadakan”, alias dibicarakan orang di belakang.
Jilbab adalah identitasmu. Jika kamu menanggalkannya, keputusanmu itu
akan menjadi identitasmu pula. Untuk waktu yang lama, kamu akan dikenal
sebagai “Nisa yang lepas jilbab itu lhoo…” atau “Gita yang dulunya
pakai jilbab itu lho…”
Saat melepas jilbab, kamu akan punya fase dimana kamu jadi artis
dadakan. Keputusanmu melepas jilbab akan jadi tren pembicaraan
orang-orang, terutama di belakangmu.
Pada waktu kamu berjalan di lingkungan yang sempat melihatmu
berjilbab, siap-siaplah diperhatikan ketika sekarang rambutmu kamu
perlihatkan. Ini bukanlah hal yang akan membuatmu nyaman. Kalau kamu
tetap bertekad melepaskan jilbabmu, siap-siap menerima perhatian ekstra
ini, ya.
7. Kamu akan menemui banyak suasana kaku dalam hubungan sosialmu
Hubungan sosial kamu yang biasanya luwes, akan menjadi lebih kaku.
Ini karena banyak orang akan lebih hati-hati saat mengobrol padamul.
Mereka takut bikin kamu marah dengan kekagetan mereka saat pertama kali
melihatmu tanpa jilbab. Mereka bisa berusaha buat sopan — tapi kadang,
reaksi keterkejutan mereka tak akan bisa disembunyikan. Semua ini akan
membuat obrolanmu canggung dan kaku.
8. Kamu bakal dianggap orang yang ringan mengumbar aurat.
Inti dari mengenakan jilbab adalah kamu siap untuk menutup aurat kamu dan tidak lagi mengumbarnya di depan umum.
Ketika kamu melepas jilbab, kamu akan dianggap kembali rela mengumbar
auratmu. Karena jilbab adalah simbol usaha pemakainya untuk menjadi
suci, kamu juga kudu siap dicap berbuat dosa besar oleh orang-orang yang
tak terima akan keputusanmu.
9. Orang-orang akan membandingkan kamu yang dulu dan kamu yang sekarang
Kamu akan lebih mudah dikenal orang gara-gara kelakuan kamu lepas
jilbab. Misalnya ada orang yang bertanya “eh tahu Tina gak?’. Biasanya
orang akan jawab “Oh Tina yang lepas jilbab itu”.
Orang-orang akan membandingkan kamu yang dulu dengan kamu yang
sekarang. Dari segi perilaku, penampilan, tutur kata, kepercayaan —
wajar, karena kamu kini bukanlah orang yang sama.
“Dulu pas masih pakai jilbab, kamu nggak gini deh, perasaan…” adalah
komentar yang akan kamu temui. Kamu harus bisa menyikapinya dengan
sabar. Jangan pernah terpancing emosi, karena itu akan menimbulkan kesan
yang semakin buruk tentang dirimu.
10. Tapi, tetap akan ada orang yang menghormati keputusanmu, kok.
Meskipun melepas jilbab akan selalu menjadi keputusan yang
kontroversial, akan ada orang yang tetap akan menghormati keputusanmu.
Mereka akan menerimamu sebagai pribadi yang utuh, terlepas dari apakah
mereka setuju atau tidak dengan sikapmu. Mereka akan berusaha
memahamimu, dan tak akan sungkan untuk merangkulmu.
Melepas jilbab adalah keputusan yang harus kamu pikirkan dengan
matang. Memakai jilbab adalah tindakan yang amat sakral bagi seorang
Muslimah. Kamu tidak boleh main-main dan seenaknya sendiri untuk melepas
dan memakai jilbab. Kalau pun kamu memutuskan untuk melepaskannya, kamu
juga harus siap menanggung segala risikonya. Jadi, apakah kamu memang
benar-benar siap?
sumber hipwee
No comments:
Post a Comment