Wednesday, 27 August 2014

Orang Miskin Tidak Boleh Sakit?

Orang miskin di Indonesia jumlahnya masih banyak dan orang yang tadinya tidak miskin bisa menjadi miskin jika berurusan dengan kesehatan. Di satu sisi setiap orang tidak mau cepat-cepat mati, di sisi lain butuh biaya besar untuk berobat.


Terkadang orang miskin tidak memikirkan kesehatannya yang penting makan hari ini bisa tercukupi. Seperti pasien yang pernah saya dapat. Berikut sepenggal percakapan saya dengan pasien.
Dokter: Ibu harus istirahat jangan bekerja dahulu yah.
Pasien: Jika saya istirahat anak-anak saya ga makan dok. Suami saya sudah meninggal.
Dokter: Anak ibu ada berapa?
Pasien: Ada tujuh dok, tiga sudah menikah tinggal 4 masih sekolah.
Dokter: Ibu Kerjanya apa?
Pasien: Buruh cuci, jika tidak nyuci saya tidak dapat uang.
Dokter: Saran saya ibu istirahat dahulu cukup dua hari saja. Ibu sudah daftar BPJS kesehatan?
Pasien: Belum dok, saya tidak tahu caranya.
 
Cerita lain seorang yang memakai JKN harus mengantri untuk mendapat pertolongan.
Ada seorang pasien didiagnosa dengan tumor otak, kondisi pasien tidak terlalu bagus dan hendak dibawa keluarganya ke kampung halamannya di Semarang. Dari rumah sakit di Bandung hendak merujuk pasien ke salah satu rumah sakit pemerintah di Semarang. Ketika dikonfirmasi dari Bandung ke rumah sakit Semarang, ternyata pasien JKN yang mau masuk ruangan sudah ngantri ada 40 pasien dan dari orang rumah sakit mengatakan baru memasukkan 1 pasien yang sudah nunggu 4 hari di IGD. Akhirnya pasien dibawa paksa pulang ke Semarang, entah bagaimana nasibnya sekarang. Jika Pasien ini orang kaya mungkin sudah dioperasi dan nginap di ruangan VIP.

Bagaimana peran pemerintah dalam menyediakan jaminan kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk seluruh warga Indonesia? Apakah sudah dapat membantu jika penyakit yang diderita butuh biaya besar? 
Semoga pemerintahan yang baru dapat memperbaiki kondisi ini.

No comments:

Post a Comment