Monday 25 August 2014

Di Negara Ini Pegawai Takut Ambil Cuti Kerja

Setelah lama menghabiskan waktu di kantor dan memberikan fokus yang besar pada pekerjaan, mengambil cuti biasanya menjadi pilihan para pegawai guna memulihkan semangat kerja yang mulai kendur.
Uniknya, di Amerika Serikat (AS) para pegawai justru merasa takut dan cemas jika ingin meminta cuti pada perusahaan.

Bahkan mengutip laman Forbes, Selasa (26/8/2014), studi GFK Public Affairs and Communication menunjukkan banyak pegawai yang merasa sang atasan tidak benar-benar menyetujui dirinya untuk cuti. Maklum, meski sedang cuti, banyak atasan yang masih membebankan pekerjaan padanya.
Lebih parah dari itu, banyak pegawai yang justru tak banyak diberi pekerjaan setelah mengambil cuti. Padahal, dengan mengambil waktu cuti, para pegawai dapat beristirahat dan berlibur guna memulihkan kembali semangat kerja.
Berbeda dengan negara-negara di Eropa dan kawasan lainnya yang memiliki sejumlah proteksi hukum pada pegawai, AS justru tidak menyediakan peraturan yang spesifik bagi pegawai. Artinya, semua keputusan mengenai aturan dan pola kerja di kantor sangat tergantung pada atasan.
Para atasan dapat memecat pegawainya kapanpun dia mau. Bahkan jika ada kekacauan saat sedang cuti, para atasan dapat marah dan mengambil keputusan pemecatan. Keputusan itu justru dianggap positif dan dapat mengurangi jumlah anggaran perusahaan.
Tak heran, hasil survei Glassdoor menunjukkan setengah dari pegawai di AS tidak menggunakan kesempatan cutinya. Padahal izin cutinya sudah dikeluarkan atasan. Sementara itu, sebanyak 15 persen memilih untuk tidak mengambil cuti sama sekali dan terus bekerja.
Sejauh ini, penelitian tersebut juga menunjukkan tak ada pegawai yang sanggup bekerja produktif sepanjang tahun. Semakin penting posisi dan keputusan yang diambilnya, maka semakin banyak hari libur yang dibutuhkan.
sumber yahoo

No comments:

Post a Comment