Sunday 22 February 2015

Pilih Uang atau Nyawa

Memang biaya kesehatan di rumah sakit bisa dibilang mahal, tapi itu tergantung tingkat ekonomi pasien. Orang kelas menengah ke bawah kebanyakan ngomong biaya kesehatan mahal, tapi orang  kaya dengan entengnya mengeluarkan uang jutaan tiap bulannya hanya untuk periksa laboratorium. 

Namun ada keadaan yang membuat orang terpaksa harus mengeluarkan banyak uang, yaitu harus masuk ICU dan pasang ventilator. Biaya perawatan di ICU ada yang sehari 5 juta, ada yang 8-10 juta, ada juga yang12 juta tergantung rumah sakitnya. Setelah masuk ICU tidak dapat dipastikan kapan bisa pindah ke ruangan biasa, semua tergantung perkembangan dari si pasien sendiri. 

Orang yang cinta dengan nyawa anggota keluarganya berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anggota keluarganya, kalau perlu sampai jual rumah karena nyawa tidak dapat dicari lagi jika hilang.

Ternyata pada kenyataannya tidak semua orang berpikiran seperti itu. Saya pernah ada kasus pasien sesak napas dan sudah disarankan masuk ICU dari siang hari, tetapi istrinya mengatakan jangan masuk ICU. Padahal sudah dijelaskan kalau masuk ICU karena ada indikasinya. Mungkin si istri berpikir rumah sakit cuma mau cari uang saja. Si suami juga udah memohon-mohon pindahin aja ke ICU. Sampai malam hari kondisi pasien semakin buruk barulah si istri setuju masuk ICU. Namun apa dikata nyawanya tidak tertolong karena keburu jelek kondisinya. Usut punya usut ternyata mereka keluarga mampu dengan rumah kontrakan banyak dan punya kos-kosan. 

Apakah benar keputusan seperti itu. Dokter itu berusaha melakukan yang terbaik untuk pasiennya walaupun yang terbaik sesuai kondisi dan fasilitas rumah sakit serta ekonomi pasien. Memang terkadang manusia lebih khawatir takut kehilangan uang ketimbang kehilangan nyawa.

No comments:

Post a Comment