Monday 2 February 2015

Kuba Bangun Gereja Katolik Pertama Sejak 1959

Sebuah kota di Kuba yang terbengkalai, di mana populasi kuda lebih banyak ketimbang jumlah mobil, nampaknya tidak memiliki potensi untuk dimasukkan ke dalam kebijakan pemerintah.

Namun, seperti dilansir CNN pada Jumat (30/1), di Kota Sandino di Kuba itulah pemerintah merencanakan pembangunan gereja Katolik yang sudah digadang-gadang sejak revolusi 1959.

"Sudah ada uang untuk memulai. Sudah ada konstruksi materi untuk dimulai. Sudah ada izin untuk memulai. Jadi, semua sudah siap," ujar Uskup Jorge Enrique Serpa Perez ketika sedang meninjau lokasi.

Gereja Sandino sudah dibangun selama 56 tahun, bahkan sebelum Fidel Castro mengambil alih kuasa dan Kuba menjadi negara komunis.

Saat itu, kaum reliji menaruh curiga terhadap revolusi pemerintahan baru. Begitu juga dengan pengikut Gereja Katolik yang justru menaruh simpati terhadap rezim Batista yang dahulu digulingkan oleh Fidel.

Pada tahun pertama revolusi itu, ribuan pastur Katolik dijebloskan ke penjara atau diasingkan. Di samping itu, properti gereja termasuk sekolah Jesuit yang pernah disambangi Fidel juga disita oleh pemerintah Kuba.

Lawatan Paus Yohanes Paulus II pada 1998 yang akhirnya merenggangkan ketegangan antara kaum Gereja Katolik dan pemerintah. Sejak saat itu, Natal menjadi hari libur nasional lagi dan warga Kuba tidak lagi mendapatkan diskriminasi ketika menjalani ibadah dan kepercayaannya.

Pada Desember lalu, Presiden Kuba, Raul Castro, berterima kasih kepada Paus Fransiskus atas perannya dalam perbincangan rahasia yang menghasilkan keputusan pemulihan hubungan AS dan Kuba serta untuk pertukaran tahanan antara Kuba dan AS. Dari sana, kedua negara akhirnya juga melakukan upaya perbaikan hubungan diplomatik.

Pada 2015, petugas gereja meminta izin untuk membangun gereja yang sudah lama tertunda. Beberapa gereja Katolik akan dibangun. Sandino dipilih jadi tempat pertama dibangunnya gereja.

Pendeta Cirilo Castro berkendara ke Sandino sekali sepekan untuk  memimpin misa di garasi yang dirombak menjadi gereja. Ia menempuh jarak bermil-mil dengan mobil Lada hijaunya demi menjalani misi di seluruh pelosok provinsi.

Jika gereja Katolik baru rampung dibangun untuk yang pertama kalinya dalam sejarah Sandino, Cirilo mengaku akan mengabdi penuh di sana.

"Saya harap gereja itu tidak hanya terbatas dalam empat tembok. Ini akan bekerja lebih jauh dari itu. Dengan gedung gereja yang baru, akan lebih banyak orang percaya," katanya.

Gereja Katolik Kuba memang sangat membutuhkan pengikut baru. Kini, Katolik di Kuba tenggelam akibat meledaknya agama Santeria, gabungan dari agama Afrika dengan Katolik.

Pembangunan gedung gereja Sandino akan memakan waktu dua tahun dan diperkirakan dapat menampung 200 umat.

Hingga saat ini, telah terkumpul dana sekitar US$50 ribu atau sekitar Rp635 juta. Sebagian besar anggaran tersebut didapat dari penggalangan dana di Gereja Katolik St. Lawrence di Tampa, Florida.

"Banyak sejarah dan kebudayaan Tampa berasal dari Kuba. Sangat fantastis mereka membangun gereja baru dan saya harap dapat datang ke sana suatu hari," ungkap Pendeta Tom Morgan, paderi Gereja St.Lawrence.

Morgan mengaku optimis dengan regulasi baru dari Departemen Keuangan Amerika serikat yang memungkinkan gerejanya untuk mengumpulkan uang dan mengirimkan material ke Kuba guna membantu pembangunan gereja.
sumber cnnindonesia

No comments:

Post a Comment