Thursday 29 May 2014

Manajemen Perawatan Luka

Pertama akan diperlihatkan anatomi kulit agar mudah dimengerti mengenai luka.
Kulit dibagi tiga lapis besar seperti yang terlihat gambar di atas, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutis atau hipodermis. Pada epidermis ditemukan sel-sel kulit yang melakukan pembelahan atau regenerasi dan terdapat sel yang memberi warna kulit. Pada dermis didapatkan saraf, pembuluh darah, rambur, dan jaringan ikat seperti kolagen. Pada lapisan subkutis terdapat sel-sel lemak, pembuluh darah, saraf, dan jaringan ikat longgar.
Dari buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Universitas Indonesia terdapat 3 jenis luka, yaitu:
  1. Erosi adalah kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yang tidak melampaui epidermis, jadi tidak berdarah karena pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah. Contohnya adalah garukan yang tidak sampai berdarah.
  2. Ekskoriasi adalah kelainan kulit jika garukan tersebut sampai dermis maka akan didapatkan darah dan nyeri karena pada dermis terdapat pembuluh darah dan saraf.
  3. Ulkus adalah hilangnya jaringan lebih dalam dari ekskoriasi dan mempunyai tepi, dinding, dan isi. Contoh ulkus dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
    
Tujuan utama manajemen luka adalah mempercepat penyembuhan luka dengan fungsi yang optimal dan kembali secara aestetik. Ini semua dapat tercapai dengan mencegah infeksi dan trauma atau luka baru serta ditambah lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. Semua luka harus dibersihkan dengan normal saline atau NaCl 0,9%. Jika luka kotor semprot dengan spuit 10-15cc.
Lingkungan lembab adalah lingkungan paling baik untuk mempercepat penyembuhan luka dan menstimulai pembentukan kolagen serta pembentukan pembuluh darah baru, selain itu mengurangi nyeri dan risiko infeksi. Untuk membuat lingkungan luka lembab dapat dengan antimikroba topikal dan penutup luka yang mengurangi penguapan. Antimikroba topikal dapat mengurangi dan mencegah infeksi. Penutup luka yang rapat juga dapat mengurangi infeksi. Secara klinis belum dibuktikan penutup luka terbaik, tapi ada beberapa macam-macam penutup luka yang dapat dipakai. 
Ada beberapa contoh antimikroba topikal seperti silver sulfadiazine, bacitrasin, mafenide acetate, dll. Untuk penutup luka ada yang bersifat absorbtif seperti hydrocoloid (Tegasorb, duoderm), hydrogels (cutimed, vigilon, curagel), sedang yang bersifat nonabsorbtif seperti silicone, xeroform, dll.
Ada beberapa penghambat penyembuhan luka, yaitu trauma, kencing manis, kurang gizi, terdapat benda asing, infeksi, hipoksia (kekurangan oksigen) karena penyempitan pembuluh darah yang dapat disebabkan salah satunya karena rokok, dan gangguan sistem imun.
Sekian informasi mengenai luka semoga bermanfaat.
sumber Medscape dan New England Journal of Medicine 




No comments:

Post a Comment