Tuesday 11 November 2014

How to Forgive and Forget

Semua orang yang sudah berumah tangga pernah mengalami masalah yang sama. Jika pasangan kita melakukan atau mengatakan sesuatu yang membuat kita tersinggung, wajar saja bila di dalam diri kita timbul rasa kesal dan ingin membalasnya. Salah satunya dengan selalu mengingat kesalahan yang mereka perbuat, untuk suatu saat kita "gunakan" bila kita melakukan kesalahan. Ya, memaafkan hal gampang, melupakan…nanti dulu!

Namun, alangkah lebih baiknya bila kita memaafkan sekaligus melupakan kesalahan tersebut. Berikut 7 hal yang bisa kita lakukan saat pasangan melakukan kesalahan:


1. Ajak pasangan bicara. Mintalah waktu khusus kepada pasangan untuk berbicara empat mata. Biasanya, emosi membuat kita tidak bisa berpikir jernih, sehingga yang terpikirkan hanyalah marah, memaki, dan berteriak. Bila memang kita merasa pasangan melakukan kesalahan, katakanlah kepadanya dan berilah kesempatan kepadanya untuk membela diri. Jadi, dua pihak saling mendengarkan. Dan, jika tiba saatnya untuk memaafkan, kita juga bisa melupakannya karena semua sudah dibicarakan dengan tenang.

2. Coba tahan emosi negatif yang muncul. Saat kita sedang emosi, kita cenderung melakukan dan mengatakan hal-hal yang nantinya akan kita sesali. Alangkah baiknya jika kita menunda berbicara dengan pasangan sampai perasaan kita lebih tenang dan bisa berpikir lebih jernih. Hal ini akan membantu kita untuk mencari pemecahan masalah, bukannya berlarut-larut dalam kekecewaan.

3. Jangan bahas masalah yang sudah lalu. Masih ingat kesalahan-kesalahan pasangan di masa lalu? Ketika timbul masalah, walaupun tidak berhubungan, ingatan-ingatan itu otomatis muncul kembali. Hal iru akan membuat suasana hati kita semakin panas.lama-kelamaan, pembicaraan kita dengan pasangan bukannya membahas kesalahan sekarang, malah menjadi panjang dengan keluarnya daftar kesalahan masa lalu. Mulai sekarang, cobalah membahas satu masalah secara tuntas, sehingga rasa dendam itu tidak akan mengganggu kehidupan rumah tangga di masa yang akan datang.

4. Jernihkan perspektif. Berikan kesempatan yang sama untuk mengungkapkan perasaan. Saat giliran kita bicara, sampaikanlah dengan jelas bahwa kita sangat merasa kecewa dengan perbuatannya, dan biarkan pasangan tahu bagian mana dari tindakan atau ucapannya yang menyakitkan. Dan, jangan tutup telinga ketika gilirannya menjelaskan alasan mengapa ia melakukan hal itu, yang mungkin berujung dengan penyelasan dan permintaan maaf. Lalu, maafkanlah.

5. Jadikan hubungan ini sebagai pegangan. Saat timbul masalah, kita kerap lupa bahwa yang melakukan kesalahan adalah pasangan hidup yang telah kita pilih sendiri. Rumah tangga dan keluarga menjadi taruhannya. Alih-alih mementingkan ego dan perasaan sendiri, kita juga harus memikirkan perasaan orang lain, terutama anak-anak. Cobalah menjadi pihak yang dewasa dengan berani memaafkan dan memberi kesempatan kepada pasangan untuk memperbaiki diri, demi keutuhan rumah tangga.

6. Jadilah seseorang yang pemaaf. Jika kita memang ingin hidup dengannya sampai 20…30…40, atau 50 tahun ke depan, kita harus bisa memaafkan berkali-kali. Bukan hanya kita, pasangan pun harus memiliki sikap yang sama. Karena kita pun tidak akan luput dari kesalahan. Sikap tidak memaafkan, bukan hanya membuat sedih pasangan, tetapi terutama menambah derita bagi diri sendiri.
sumber andriewongso

No comments:

Post a Comment