Friday 10 October 2014

Inilah Suka Duka Mahasiswa Ilmu Komunikasi (1)

Siapa yang memiliki informasi, dia yang memegang kendali. Mungkin itu kenapa banyak anak muda yang berambisi kuliah di jurusan Komunikasi. Bahkan, beberapa tahun terakhir ini Ilmu Komunikasi jadi salah satu pilihan jurusan terpopuler di Indonesia. The new cool thing gitu, deh.
Tapi masuk Komunikasi gak serta-merta bikin kamu kayak Pak Jakob Oetama atau Effendi Ghazali. Ada asam garam akademis yang harus kamu telan: disangka gampang tugasnya, gak jelas kuliahnya, sampai konon sulit cari kerjanya.
Tapi tetap aja, di antara semua duka itu, yang kamu rasakan hanya gembira. Lah, kok bisa? Iya. Memang cuma mahasiswa Komunikasi yang paham gimana bisa bahagia belajar di jurusan seperti ini:



1. Jika banyak orang kuliah biar gampang kerja, anak Komunikasi hanya menghidupi cita-cita masa kecilnya.

Sebenarnya kamu cuma mengejar impian masa kecilmu
Sebenarnya kamu cuma mengejar impian masa kecilmu via aprenderabrincar.com
Banyak anak Komunikasi yang akhirnya masuk jurusan ini karena pas kecilnya kebanyakan nonton berita. Dunia Dalam Berita di TVRI, lebih tepatnya.

2. Impian mereka? Bisa jadi anchor atau jurnalis terkenal!

Agar bisa jadi anchor
Agar bisa jadi anchor via nayanurindra.com
Walaupun di masa kecil kamu sering nonton berita, sebenarnya sih yang kamu suka bukan isi beritanya. Para anchor di TV-lah yang bikin kamu terpana. Arief Suditomo, Desi Anwar, Jeremy Teti, Ira Kusno…yah, kalo sekarang semacam Marissa Anita atau Tim Marbun gitu deh. Kamu pun bertekad: kalau besar, kamu mau jadi kayak mereka.
Atau mungkin dari kecil kamu suka baca koran dan memoar perjalanan wartawan kayak Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar. Idealisme mereka bikin hati kecilmu membara. (Gila, ada bener gak ya anak kayak gini.)

3. Bisa juga, kamu berambisi masuk Komunikasi karena penasaran sama iklan di TV

Penasaran sama iklan
Penasaran sama iklan via noahsejati.blogspot.com
Awalnya, kamu terpesona karena jingle iklan yang sangat mudah diterima telinga. Jargon iklannya pun bisa berputar di kepalamu hingga berhari-hari, padahal iklannya sendiri cuma berapa detik. Lama-lama kamu pun penasaran gimana sebuah iklan dibuat.
Sama kayak iklan, film juga bisa menyihirmu. Rasanya seru membayangkan gimana kerennya dirimu saat bisa memproduksi, menyutradarai, atau menjadi penulis naskah sebuah film. Kamu pengen kayak Stanley Kubrick, Alfred Hitchcock, Usmar Ismail dan Garin Nugroho yang bisa menyihir orang lain lewat karya-karya mereka. Itu mimpi besar sih, tapi ‘kan bukan dosa juga.


4. Mungkin juga kamu masuk Komunikasi karena (dalam pikiranmu) itu cool aja

Keren aja gitu
Keren aja gitu via bak.ui.ac.id
Mungkin karena stereotip, kamu beranggapan anak-anak Komunikasi itu gaul-gaul semua. Pinter ngomong, bisa bawa diri, dan kalau cantik atau ganteng bisa jadi artis. Padahal sih sebenarnya nggak juga.


5. Tapi, ada juga anak yang masuk karena mengira kerjaan mahasiswa Komunikasi adalah merakit ponsel. What?!

Bikin handphone??!
Bikin handphone??! via fortune.com
Lah? Komunikasi? Maksud kamu “telekomunikasi”, kali!

6. Ketika kamu utarakan niat untuk mengambil Komunikasi, orang tua bertanya: “Itu Kuliah Apa Sih, Nak?”

Bapak dan Ibu kamu bingung
Bapak dan Ibu kamu bingung via parfikh.blogspot.com
Jurusan Akuntansi belajar pembukuan, hitung-hitungan, pajak, dan sedikit ilmu wiraswasta. Jurusan Kedokteran belajar anatomi, virologi, sampai etika biomedis. Jurusan Komunikasi belajar apa?


7. Pertanyaan berikutnya yang diluncurkan: “Kalau udah lulus, emangnya bisa jadi apa?”

Mau jadi apa, Nak?
“Anak tidak boleh menyusahkan orang tua!” / Pictured: pelukis Jeihan Sukmantoro via old.indonesiakreatif.net
“Kamu mau bisa nulis? Memangnya sekarang kamu belum bisa nulis? Terus Papa ngajarin apa dulu pas kamu kecil?
Mau pinter bicara? Lah, memangnya sekarang belum bisa bicara?”

8. Tapi Pak, Bu, kuliah itu buat nyari ilmu, bukan buat nyari kerja!

Santai terus...
Tetap tenang via www.keepcalm-o-matic.co.uk
Udah pintar ngeles bisa menyampaikan maksud seperti itu, berarti kamu punya bakat alamiah buat kuliah di jurusan Komunikasi! Kamu pun makin yakin dengan masa depanmu.


9. Kamu begitu pengen langsung kuliah aja, sampai lebih mentingin SNMPTN daripada UN

Separuh pikiran udah di jurusan komunikasi
Separuh pikiran udah di jurusan komunikasi via jogjamu.com
Padahal kamu harus lulus UN dulu baru bisa ikut SNMPTN. Semangat!!


10. Setelah menunggu sekian lama, kamu dapat kepastian bahwa kamu DITERIMA!

Yeeeeey! Aku diterimaaaa! Pa, Ma! YEEEY! Masa depanku cerah!
Yeeeeey! Aku diterimaaaa! Pa, Ma! YEEEY! Masa depanku cerah! via elitedaily.com
 Bersambung...
 sumber hipwee

No comments:

Post a Comment