Jenius! Salah satu pujian tertinggi yang bisa
diberikan masyarakat untuk seseorang. Tapi apa sih sebenarnya arti kata
itu? Dan bagaimana seseorang sampai bisa dibilang ‘jenius’?
Apa Anda jenius? Apa saya jenius? Apa orang di sebelah Anda yang lagi ngintip- ngintip ikutan baca artikel ini di layar handphone atau komputer Anda jenius?
Saya akan memberikan tips maut, supaya Anda menjadi jenius dalam hal apapun!
Apa Anda jenius? Apa saya jenius? Apa orang di sebelah Anda yang lagi ngintip- ngintip ikutan baca artikel ini di layar handphone atau komputer Anda jenius?
Saya akan memberikan tips maut, supaya Anda menjadi jenius dalam hal apapun!
Tapi sebelumnya, kita lihat dulu bagaimana sampai seseorang bisa disebut jenius. Albert Einstein, disebut sebagai seorang jenius! Pasti karena dia super pintar, brilliant. Sejak kecil, dia selalu mendapat nilai cemerlang, diakui oleh guru, dicintai ibu Budi, dan selalu dipandang tinggi dan dipuja oleh masyarakat kan? Eiits, nanti dulu. Ternyata tidak kok! Bahkan jauh sebaliknya.
Einstein, dari kecil terkenal karena nilainya yang jelekdan merah. Kenalannya menganggapnya bodoh. Gurunya mencapnya ‘malas’. Dan masyarakat bahkan tidak memandangnya sebelah mata.
Lalu kapan masyarakat memandangnya sebagai ‘jenius’? Ketika dia sudah berhasil muncul ke permukaan, lewat kegigihannya terus melangkah dalam dunia passion-nya, dunia fisika teoritis. Dulu dianggap bodoh, ketika berhasil dianggap ‘jenius’. Kenapa dia bisa berhasil? Karena dia tidak pernah berhenti.
Seorang fashion desainer dunia asal Indonesia, Tex Saverio, ketika dia keluar dari SMA setelah baru setahun memakai celana abu- abu, dipandang aneh, ajaib, dan tidak masuk akal. Masyarakat tidak memandangnya sebelah mata, seorang anak SMA aneh yang mengejar passion-nya dalam fashion.
Lalu kapan masyarakat memandangnya sebagai ‘jenius’? Ketika busana- busana karyanya dipakai oleh selebriti kelas dunia, seperti Ayumi Hamasaki, Lady Gaga, Jennifer Lawrence, dan Kim Kardashian. Dulu dianggap aneh, ketika berhasil dianggap ‘jenius’. Kenapa dia bisa berhasil? Karena dia tidak pernah berhenti.
Mulai terlihat polanya?
Nampaknya, masyarakat ternyata cukup rentan dan mudah terombang- ambing dalam menggunakan kata ‘aneh’, ‘bodoh’, dan ‘jenius’. Ketika saya membahas tentang konsep passionpreneur dengan seorang kawan lama, ia pun menggunakan kata yang sama.
“Tapi itu kan nggak buat semua orang Ded, nggak semua orang bisa bikin profesi baru”
“Lho, emangnya kenapa?”
“Karena cuma sekitar 30 persen orang beruntung yang bisa melakukan itu”
“Beruntung gimana? Mereka kerja keras kali buat bisa melakukan itu.”
“Yaaaah, kalau bukan beruntung, mereka ‘jenius’ lah. Yang pasti bukan buat kebanyakan orang”.
“Emang dari awal memulai, mereka udah dibilang jenius?”
“Ya nggak juga sihh..”
Semua orang ‘jenius’, nampaknya pada awal karirnya seringkali disebut aneh, unik, bodoh, eksentrik, atau setidaknya, tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Mereka baru disebut ‘jenius’, ketika mereka berhasil mencapai apa yang tidak terbayangkan oleh orang lain sebelumnya. Bagaimana mereka bisa mencapai hal- hal itu? Karena mereka tidak pernah berhenti.
Masyarakat seringkali tidak melihat perjuangan, jatuh bangun, keyakinan, dan kegigihan melawan hal yang tidak mungkin, yang ada di balik setiap keberhasilan. Dalam proses ini, mereka belajar banyak hal, yang membuat mereka jadi seorang jenius!
Nah, kini sampailah kita pada tips yang saya janjikan di awal artikel.
Jadi, bagaimana cara kita bisa jadi jenius dalam bidang apapun? Bagaimana Anda bisa jadi jenius dalam bidang passion Anda? Tentu dengan melakukan apa yang dilakukan semua orang ‘jenius’ sebelumnya. Maju terus, dan tidak pernah berhenti.
Sekarang mungkin Anda akan dianggap aneh, dan seperti orang bodoh. Tetapi saat nanti Anda berhasil menciptakan profesi baru, karena Anda tidak pernah berhenti, Anda akan dan telah menjadi seorang jenius! Apapun bidangnya!
*Dedy Dahlan adalah seorang passsion coach yang juga penulis best seller dari buku "Lakukan Dengan Hati", "Ini Cara Gue", dan "Passion! – Ubah Hobi Jadi Duit", yang dikenal luas dengan gaya penulisan dan gaya panggungnya yang jenaka, nyeleneh, blak-blakan, kreatif, dengan materi praktikal. Biasa dipanggil Coach D, ia adalah anggota dan Coach tersertifikasi dari ICF (International Coach Federation), yang memusatkan diri pada pengembangan passion dan profesi.
Memperkenalkan metode PIPO Passion Coaching-nya sebagai pembicara di ICF’s Indonesia Coaching Summit 2013, Coach D adalah inisiator dari konsep "Fun Learning" dan "Passion Based Office", serta kerap menggunakan skill stand up comedy dalam training dan seminar-seminarnya. FB Page: coachdedydahlan
sumber kompas
No comments:
Post a Comment