Tuesday, 24 February 2015

6 Kebiasaan yang Membuat Anak Jarang Sakit

Banyak anak yang mudah sakit. Berubah cuaca sedikit saja, badannya segera demam. Kadang sakit juga saat pergi ke tempat baru yang memiliki cuaca berbeda. Tetapi di lain pihak, ada banyak anak yang justru tak gampang sakit. Mereka tahan terhadap perubahan cuaca, bahkan tetap aktif bermain di saat kondisi itu berisiko bagi anak lainnya.

Menurut sejumlah ahli, perbedaan tersebut bisa dilihat dari kebiasaan si anak. Anak yang tak gampang sakit umumnya memiliki kebiasaan tertentu, yang membuatnya memiliki sistem kekebalan tubuh lebih baik dibanding anak yang rentan. Menurut Michelle Crouch, penulis dari Parents Magazine, ada sejumlah kebiasaan yang bisa dibangun untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak sehingga mereka jadi jarang sakit.

1. Kebiasaan cuci tangan

Mencuci tangan mungkin kebiasaan yang sudah diterapkan. Setiap mau makan anak pasti diminta untuk cuci tangan. Akan tetapi sering kali cara melakukannya kurang sempurna.

Cuci tangan adalah membersihkan bagian telapak tangan, punggung tangan, dan jari agar bersih dari kotoran serta membunuh kuman penyebab penyakit. Prosesnya menggunakan air bersih, sabun/antiseptik, dan lap/tisu. Gunakan air yang mengalir. Biasanya meski seluruh permukaan tangan sudah tercuci, sela-sela jari kurang dicuci sempurna. Karena itu saat mencuci dengan sabun, satukan jari-jari tangan kiri dan kanan satu sama lain agar mampu menjangkau sela-sela jari lebih baik. Setelah itu, baru dibilas dengan air mengalir. Perlu diingat: cuci tangan yang baik tak bisa cepat.

Saat mengeringkan tangan, lebih baik jika menggunakan tisu yang langsung dibuang setelah penggunaannya. Cara ini lebih baik dibandingkan mengeringkan tangan menggunakan mesin pengering tangan umum, atau lap tangan yang dipakai bersama.

Mencuci tangan wajib dilakukan sebelum makan, sebelum dan setelah menyentuh orang sakit, sesudah menggunakan kamar mandi, setelah batuk atau bersin atau membuang ingus, sebelum dan setelah mengobati luka, setelah membersihkan atau membuang sampah, setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan.

Cuci tangan yang bersih dan teratur dapat menjauhkan anak dari virus, bakteri, dan kuman penyebab penyakit—yang umumnya menyerang sistem pencernaan tubuh.

2. Aktif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berolahraga baik rutin maupun kadarnya sedang mampu mengurangi risiko terkena penyakit flu dan pilek. Penyakit ini merupakan serangan rutin setiap tahun ketika terjadi perubahan cuaca. Seorang anak bisa terkena flu dan pilek setahunnya sampai enam kali. Namun dengan berolah raga seseorang bisa mengurangi terkena serangan flu dan pilek sekitar 25-50%.

Karena itu, agar anak tidak rentan terhadap serangan penyakit flu dan pilek, sebaiknya biarkan dia aktif setiap hari. “Aktif dan rutin berolahraga itu lebih baik ketimbang obat-obatan (flu dan pilek) yang banyak diiklankan,” ujar parent advisor, Harley A Rotbart.

3. Cukup Tidur

Berapa lama sebaiknya anak tidur dalam sehari? Tergantung usianya. Saat anak-anak masih bayi biasanya memerlukan tidur sekitar 14 jam sehari. Sedangkan anak-anak prasekolah sekitar 11-13 jam sehari. Pentingnya tidur bisa dilihat dari pengaruhnya pada daya tahan tubuh anak. Menurut sejumlah ahli, tidur yang cukup bisa mengurangi anak terkena risiko sakit hingga 50%. Oleh karena itu, biasakan anak tidur lebih cepat di malam hari agar “kuota tidur sehat” bisa terpenuhi.

Menurut sejumlah literatur, kebutuhan tidur anak usia 0-2 bulan adalah sebanyak 10,5-18 jam sehari. Anak usia 2-12 bulan, sebanyak 14-15 jam sehari. Anak 1-3 tahun memerlukan 12-14 jam sehari. Anak usia 3-5 tahun membutuhkan 11-13 jam sehari. Anak usia 5-12 tahun membutuhkan waktu tidur 10-11 jam sehari.

4. Biasakan tidak menyentuh hidung, mata, dan mulut

Menurut sejumlah penelitian, virus flu dan pilek masuk ke tubuh melalui hidung, mata, maupun mulut. Karena itu agar tak terkena flu atau pilek hindarkan anak untuk sering-sering menyentuh bagian tubuh itu.

Mungkin anak-anak sulit diberi saran agar tak sering-sering menyentuh hidung, mata, dan mulut mereka. Karena itu jalan terbaiknya adalah dengan sering cuci tangan menggunakan sabun. Selain itu biasakan anak untuk tidak berbagi gelas, sikat gigi, dan barang-barang pribadi lainnya.

5. Makan yang seimbang

Pola makan dengan asupan yang seimbang bisa meningkatkan daya tahan tubuh anak. Makanan dengan aneka jenis buah dan sayuran akan mendorong anak memiliki sistem imunitas tubuh yang lebih baik. Misalnya memakan makanan yang tinggi kandungan vitamin C seperti brokoli, stroberi, dan jeruk, serta makanan yang tinggi vitamin D seperti ikan tuna dan sereal.

6. Vaksin

Pertimbangkan untuk menggunakan vaksin karena hal ini bisa membantu mengurangi risiko sakit dan menyebarkannya kepada yang lain. Menurut penelitian, vaksinasi flu 70-90% efektif dalam mencegah sakit flu, tergantung dari lama dan intensitas musim flu dan kondisi kesehatan tiap anak. Vaksin digunakan dengan dua cara, yaitu disuntikkan atau disemprotkan ke dalam hidung (nasal spray).

Kebiasaan-kebiasaan di atas sebenarnya bukan hal yang sulit dilakukan namun kerap kali kita abai melakukannya. Karena itu, mari terapkan kembali kebiasaan itu agar anak memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik.
sumber andriewongso

No comments:

Post a Comment