Thursday, 31 July 2014

Tuhan Pun Tahu

Alkisah di sebuah negeri, ada seorang pelukis yang sangat terkenal karena lukisannya yang indah, halus, teliti, detail, dan seindah objek apapun yang dilukisnya. Raja sangat menyukai dan mengagumi karya-karya si pelukis. Sebagai tanda penghormatan, penghargaan, dan keinginan untuk mengabadikan karya seni seorang seniman besar yang pernah ada di negeri itu, raja membuatkan sebuah monumen. Nantinya di atas monumen itu terpampang lukisan besar yang akan dikerjakan oleh si pelukis.

Raja berharap, seluruh rakyat negeri itu akan mengenang dan menikmati karya seni yang tinggi hingga bertahun-tahun ke depan, sampai ke generasi selanjutnya. "Baiklah, saya akan memenuhi harapan itu," janji si pelukis. Setelah monumen berdiri dengan megah di tengah kota, si pelukis mulai bekerja di sana. Ia membuat sketsa kasar, menghaluskan, dan menambahkan berbagai ornamen cantik di sana-sini.

Ia lalu membuat campuran berbagai macam cat warna, mengoleskannya dengan seksama. Masyarakat pun setiap hari bergantian berkerumun dan dibuat terkagum-kagum atas lukisan besar yang sedang dibuat itu. Dan saat lukisan telah utuh dikerjakan, setiap hari si pelukis datang ke sana. Ada saja detail yang dibenahinya. Pokoknya lukisan yang amat indah itu serasa belum memuaskan si pelukis.

Temannya yang ikut membantu dalam proyek besar itu kemudian menyampaikan pendapatnya. "Begitu lama kamu mengerjakan proyek ini. Lukisanmu ini nantinya akan diletakkan di atas bangunan tinggi ini. Orang-orang yang menikmati lukisanmu telah memuji keindahannya dan tidak melihat sedikitpun kekurangannya. Sudahlah, anggap saja sudah selesai tuntas. Dari tempat yang begitu tinggi, jika masih ada kekurangan sedikit-sedikit, memangnya siapa yang akan tahu?"

"Yang tahu kekurangannya adalah aku dan Tuhan," jawab si pelukis serius. "Sebenarnya melukis sama seperti menjalani kehidupan ini. Setiap perbuatan atau kesalahan yang kita lakukan, belum tentu orang lain tahu, tetapi setidaknya kita sendiri yang tahu dan pastinya Tuhan juga tahu. Jika ingin hasil kerja yang terbaik, kerjakan sebaik-baiknya, semaksimal mungkin. Bukan atas dasar penilaian orang lain. Jika ingin berbuat baik, lakukan dengan ketulusan yang ada di dalam diri, karena hanya kita yang tahu, dan Tuhan pun pasti tahu."


Profesionalisme adalah sikap kerja yang mandiri, berdedikasi, menginginkan hasil yang maksimal dengan bekerja sebaik-baiknya. Bukan atas dasar penilaian orang lain semata, tetapi karena memang standar kualitas kita yang unggul.

Juga sama dengan menjalani kehidupan ini. Setiap perbuatan kita, berbuat salah maupun disalahi oleh orang lain. Mungkin tidak ada orang yang tahu, tetapi sekurang-kurangnya kita dan Tuhan-lah yang tahu, tempat kita mempertanggungjawabkan setiap perbuatan kita hingga akhir kehidupan ini.
Salam sukses luar biasa!

No comments:

Post a Comment