Niat membantu atau memuji si dia, tetapi beberapa hal ini malah membuat
pria merasa "tertekan" dan tidak nyaman. Pria lebih senang bila kita
mengerjakan atau mengomentari hal lain ketimbang tujuh situasi yang
membuatnya risih ini.
Situasi 1: Tak tega melihatnya cuci piring, dengan sigap, Anda mengambil alih dengan dalih, "Sini aku saja yang cuci biar cepat selesai."
Sebaiknya, ucapkan terima kasih dan biarkan ia menyelesaikannya. Kalau hasilnya bersih, ya syukur, kalau kurang bersih, mungkin sudah nasib untuk mencuci ulang.
Situasi 2: Dengan santai Anda bilang, "Wah, ternyata kamu bisa juga ya benerin keran bocor."
Ketimbang berkata demikian, sebaiknya ganti kalimat dengan, "OMG, hebat banget si pacar aku." Anda bisa juga semangati dengan kalimat, "Kamu pasti bisa deh kalau hanya benerin keran bocor."
Situasi 3: "Uuuwh, lesung pipi kamu manis banget, deh."
Pakar hubungan Carin Goldstein menyarankan agar kita menggunakan kata standar, seperti tampan, bagus, atau cool.
Situasi 4: "Kok kamu melipat selimutnya kayak gitu sih? Kok susunan baju di lemari kamu enggak sesuai warna? Aku beresin ya."
Gunakan sikap kompromi bila memang Anda dan si dia akan segera hidup bersama. Apakah ia setuju mengikuti cara Anda? Yang pasti, "merasa paling benar" hanya akan memicu pertengkaran.
Situasi 5: "Makasih yah udah mau dengerin curhatan aku, kamu satu-satunya tempat curhat aku."
Bilang padanya, "Di antara sahabat lainnya, bagi aku kamu adalah pemberi solusi yang terbaik. Jadi, itu sebabnya aku suka banget curhat sama kamu." Pasti deh ia akan senang bila Anda datang untuk curhat.
Situasi 6: "Sebenarnya sepatu ini modelnya enggak cocok di aku, tapi lumayanlah. Makasih ya."
Ketimbang membuat usahanya sia-sia, cukup ucapkan terima kasih. Cara paling halus untuk memberi tahu dia tentang selera kita ialah mengajaknya shopping. Iseng-iseng ajak ia ke toko sepatu favorit dan tunjukkan sepatu model apa yang paling Anda sukai.
Situasi 7: "Kamu paling hebat dibanding yang lainnya."
Bila ingin memberikannya pujian, fokuslah pada apa yang ia lakukan, tak perlu membandingkannya dengan pria lain yang pernah dekat dengan Anda sebelumnya.
Situasi 1: Tak tega melihatnya cuci piring, dengan sigap, Anda mengambil alih dengan dalih, "Sini aku saja yang cuci biar cepat selesai."
Sebaiknya, ucapkan terima kasih dan biarkan ia menyelesaikannya. Kalau hasilnya bersih, ya syukur, kalau kurang bersih, mungkin sudah nasib untuk mencuci ulang.
Situasi 2: Dengan santai Anda bilang, "Wah, ternyata kamu bisa juga ya benerin keran bocor."
Ketimbang berkata demikian, sebaiknya ganti kalimat dengan, "OMG, hebat banget si pacar aku." Anda bisa juga semangati dengan kalimat, "Kamu pasti bisa deh kalau hanya benerin keran bocor."
Situasi 3: "Uuuwh, lesung pipi kamu manis banget, deh."
Pakar hubungan Carin Goldstein menyarankan agar kita menggunakan kata standar, seperti tampan, bagus, atau cool.
Situasi 4: "Kok kamu melipat selimutnya kayak gitu sih? Kok susunan baju di lemari kamu enggak sesuai warna? Aku beresin ya."
Gunakan sikap kompromi bila memang Anda dan si dia akan segera hidup bersama. Apakah ia setuju mengikuti cara Anda? Yang pasti, "merasa paling benar" hanya akan memicu pertengkaran.
Situasi 5: "Makasih yah udah mau dengerin curhatan aku, kamu satu-satunya tempat curhat aku."
Bilang padanya, "Di antara sahabat lainnya, bagi aku kamu adalah pemberi solusi yang terbaik. Jadi, itu sebabnya aku suka banget curhat sama kamu." Pasti deh ia akan senang bila Anda datang untuk curhat.
Situasi 6: "Sebenarnya sepatu ini modelnya enggak cocok di aku, tapi lumayanlah. Makasih ya."
Ketimbang membuat usahanya sia-sia, cukup ucapkan terima kasih. Cara paling halus untuk memberi tahu dia tentang selera kita ialah mengajaknya shopping. Iseng-iseng ajak ia ke toko sepatu favorit dan tunjukkan sepatu model apa yang paling Anda sukai.
Situasi 7: "Kamu paling hebat dibanding yang lainnya."
Bila ingin memberikannya pujian, fokuslah pada apa yang ia lakukan, tak perlu membandingkannya dengan pria lain yang pernah dekat dengan Anda sebelumnya.
sumber Kompas
No comments:
Post a Comment