Tuesday 29 July 2014

Anak Autis Sulit Diajak Jalan-Jalan, Dokter Ini Temukan Solusinya

Bagi sebagian keluarga, berjalan-jalan ke lapangan merupakan hal yang menyenangkan. Tapi, bagaimana dengan keluarga yang mempunyai anak autis?

Bagi keluarga yang mempunyai anak autis, pergi keluar rumah bisa saja menjadi mimpi buruk. Lampu, musik, dan keramaian bisa jadi pemicu emosi bagi anak autis dan sulit untuk diantisipasi atau dikontrol.

"Sangat sulit untuk pergi keluar rumah," ujar Shannan Maxwell, ibu dari anak dengan autisme, Steven (6).


"Saat dia sudah menangis di lantai, seluruh pengunjung toko akan menatapku seakan aku adalah ibu yang buruk. Aku hanya ingin pergi dari sana," tambahnya seperti dikutip dari CNN, Rabu (30/7/2014)

Cerita dari Shannan ini membuat seorang dokter tumbuh kembang anak di Philadelphia, dr Wendy Ross prihatin. Sebab menurutnya, tindakan mengisolasi tidaklah membuat keadaan mereka membaik di waktu yang akan datang.

"Jika anak tidak berada dalam sebuah komunitas, kembangkanlah bakat yang dimilikinya sedari muda, jadi tidak ada alasan untuk ragu akan kemandirian mereka di masa akan datang," kata dr Ross.

"Ini adalah ketidakmampuan sosial yang harus ditangani dengan baik," kata dr Ross.
Berdasarkan hal itu, pada 2007, dr Ross membuat program untuk keluarga yang memiliki anak autis agar mampu menghadapi situasi baru. Program tersebut meliputi kegiatan wisata bandara, kegiatan olahraga, dan kunjungan ke museum.

"Jika Anda mulai mengambil langkah keluar, dunia Anda akan terlihat besar dan semakin besar," kata dokter berusia 43 tahun ini.

"Kita hanya ingin semua orang mendapatkan kesempatan," tambahnya.

Program untuk keluarga dengan anak berkebutuhan khusus yang dipelopori olehnya adalah kegiatan olahraga dan wisata bandara. Pada tahun 2012 dia bekerjasama dengan tim Phillies, tim baseball dari Philedelphia, untuk membuat permainan baseball yang rutin bagi anak autis .

Respons yang didapat dari keluarga dan masyarakat pun sangat baik. Keluarga yang memiliki anak autis tampak senang melihat semangat anaknya saat bermain. Para staff dari tim Phillies pun menerima kehadiran keluarga anak berkebutuhan khusus ini dengan baik.

"Tidak cukup dengan hanya memperhatikan anak autis, karena kita butuh sebuah komunitas untuk menerima mereka," tambah dr Ross.

Program wisata bandara hasil inisiatifnya pun berjalan dengan baik. Bersama para staff bandara, dr Ross membuat simulasi untuk keluarga saat sedang melakukan traveling termasuk proses check in, mendatangi petugas keamanan, dan saat perjalanan. Karena keluarga yang memiliki anak autis sangat kewalahan saat berada di bandara untuk melakukan perjalanan.

Saat ini dr Ross bekerja sama dengan tim sepakbola dan hoki di Philadelphia. Secepatnya dr Ross akan bekerja sama dengan agensi transportasi publik agar kota ini dapat menjadi kota paling ramah untuk anak autis.
sumber detik

No comments:

Post a Comment