Banyak orang yang keliru tentang pola makan. Apalagi
para perempuan. Demi mendapatkan tubuh langsing mereka pun rela untuk
makan satu hari sekali.
Tak jarang juga orang yang sangat memerhatikan segala asupan yang masuk ke tubuhnya. Harus makanan sehat. Bahkan mereka membatasi konsumsi dengan tujuan mendapatkan postur tubuh yang sempurna juga.
Tak jarang juga orang yang sangat memerhatikan segala asupan yang masuk ke tubuhnya. Harus makanan sehat. Bahkan mereka membatasi konsumsi dengan tujuan mendapatkan postur tubuh yang sempurna juga.
Padahal, apa yang dimakan bukanlah satu-satunya hal yang terpenting.
Waktu makan pun juga harus diperhatikan. Pasalnya, makan dengan waktu
yang sembarangan juga akan mengganggu kesehatan.
Mengutip Prevention, sebuah penelitian terbaru dari University of California San Diego menemukan bahwa makan dalam periode "time-restricted feeding" (TRF) secara signifikan dapat meningkatkan kualitas tidur, mengurangi berat badan, dan mencegah penyakit jantung berkaitan dengan pertambahan usia.
TRF merupakan periode makan selama 12 jam sehari, artinya Anda boleh mengonsumsi apa saja selama 12 jam -- misal dari jam 8 pagi-8 malam -- dan berpuasa 12 jam berikutnya.
Temuan ini menguatkan Chrononutrition - yaitu gagasan bahwa waktu makan mungkin sama pentingnya dengan apa yang kita makan. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa TRF bisa membantu penurunan berat badan dan mencegah penyakit metabolik ketika ia mengonsumsi makanan tinggi lemak.
Penelitian serupa dilakukan pada manusia dan telah menemukan bahwa pekerjaan shift malam, yang makan di malam hari dikaitkan dengan obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Camilan tengah malam dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Lantas, mengapa makan pada siang hari tampaknya sangat penting bagi kesehatan manusia? Para ilmuwan mengatakan ini berhubungan dengan irama sirkadian, jam internal tubuh yang merespons terhadap cahaya dan kegelapan dan mengatur proses biologis, seperti ketika kita harus tidur atau makan.
Dalam masyarakat modern, mereka berpendapat, cahaya buatan dan ketersediaan konstan makanan telah mengganggu ritme sirkadian kita, menyebabkan kita untuk makan terlalu sering pada interval yang tidak wajar, yang mungkin kemudian akan menyakiti kesehatan kita.
Mengutip Prevention, sebuah penelitian terbaru dari University of California San Diego menemukan bahwa makan dalam periode "time-restricted feeding" (TRF) secara signifikan dapat meningkatkan kualitas tidur, mengurangi berat badan, dan mencegah penyakit jantung berkaitan dengan pertambahan usia.
TRF merupakan periode makan selama 12 jam sehari, artinya Anda boleh mengonsumsi apa saja selama 12 jam -- misal dari jam 8 pagi-8 malam -- dan berpuasa 12 jam berikutnya.
Temuan ini menguatkan Chrononutrition - yaitu gagasan bahwa waktu makan mungkin sama pentingnya dengan apa yang kita makan. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa TRF bisa membantu penurunan berat badan dan mencegah penyakit metabolik ketika ia mengonsumsi makanan tinggi lemak.
Penelitian serupa dilakukan pada manusia dan telah menemukan bahwa pekerjaan shift malam, yang makan di malam hari dikaitkan dengan obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Camilan tengah malam dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Lantas, mengapa makan pada siang hari tampaknya sangat penting bagi kesehatan manusia? Para ilmuwan mengatakan ini berhubungan dengan irama sirkadian, jam internal tubuh yang merespons terhadap cahaya dan kegelapan dan mengatur proses biologis, seperti ketika kita harus tidur atau makan.
Dalam masyarakat modern, mereka berpendapat, cahaya buatan dan ketersediaan konstan makanan telah mengganggu ritme sirkadian kita, menyebabkan kita untuk makan terlalu sering pada interval yang tidak wajar, yang mungkin kemudian akan menyakiti kesehatan kita.
sumber cnnindonesia
No comments:
Post a Comment