Seks adalah hal yang nggak terpisahkan dari
hidup kita. Walau begitu, banyak orang yang memilih untuk nggak
mendiskusikan topik ini dengan teman sebaya mereka. Kalaupun
“berdiskusi”, topiknya pasti nggak jauh dari film bokep atau Kate Upton.
Seru sih, tapi kita jadi kehilangan kesempatan untuk bertukar pikiran
tentang hal seputar seks yang “lebih penting” dari Kate Upton.
Akibatnya? Kita nggak biasa kritis membicarakan seks, dan riskan
terjebak untuk mengiyakan pendapat yang belum tentu benar.
Apa yang diuraikan di bawah ini bisa
jadi bertentangan dengan apa yang selama ini kamu yakini. Tenang, tujuan
artikel ini bukan buat menghasut kamu — melainkan mengajakmu untuk
berpikir ulang. Karena sebelum menjunjung bahwa sesuatu itu benar, kita
harus menjalani proses berpikir dalam-dalam — setiap saat, setiap waktu.
1. Melakukan seks pranikah nggak membuatmu kehilangan kehormatanmu.
Sebelum kamu protes dan menutup halaman
ini: “menahan diri” atas alasan agama adalah sikap yang patut dihormati.
Tapi, mereka yang memutuskan untuk nggak memegang nilai-nilai yang sama
denganmu juga harus kamu hargai.
Di Indonesia, hubungan seks seringkali
dilihat secara hitam-putih. Kalau kamu nggak “putih” (abstain sama
sekali dari seks pranikah), berarti kamu “hitam” (nggak suci, “bekas”,
hilang kehormatannya, murahan, nggak bermoral).
Padahal, moralitas seseorang nggak bisa
dinilai hanya dari cara pandang mereka terhadap seks. Moralitas adalah
tentang empati dan kerendahan hati — tentang mencari ribuan cara, lagi
dan lagi, untuk mempersembahkan diri demi kebaikan orang lain.
Manusia bukan mainan di toko-toko, yang
begitu segelnya dibuka harganya langsung jatuh. Berbeda dari barang,
manusia mampu berpikir rasional dan memiliki perasaan. Cara manusia
menjaga “kehormatannya” (apapun itu maksudnya) adalah dengan menggunakan
akal dan perasaan itu untuk berbuat baik demi dirinya,
juga demi sesamanya.
2. Melakukan seks pranikah nggak akan membuatmu lebih keren dari teman kamu.
Seks bukan kompetisi. Cuma karena kamu pernah melakukannya, bukan berarti kamu lebih “keren”, lebih “gaul”, atau lebih “hidup”. Biasa aja.
Orang yang merasa perlu pamer bahwa dia sudah pernah berhubungan seks
mungkin punya rasa percaya diri yang begitu rendah — sampai dia merasa
wajib berkoar-koar kalau ternyata dia ada yang mau.
3. Hanya karena temanmu melakukan seks pranikah, bukan berarti dia rela melakukannya dengan semua orang.
Cuma karena temanmu melakukan hubungan seks
dengan pacarnya, bukan berarti dia akan rela melakukan hal yang
sama dengan semua orang yang mendekati dia. Banyak orang di dunia ini –
termasuk mereka yang memutuskan untuk tidak “menahan diri” – yang demisexual, alias hanya mampu tertarik secara seksual pada orang-orang yang mereka cintai dengan sangat dalam.
4. Cewek nggak harus menyikapi seks secara pasif.
Coba kita baca kutipan dari Wikipedia Indonesia berikut:
“Rasa cinta … akan terbina karena suami merasakan ketenteraman memiliki istri yang belum digagahi siapa pun selain dirinya.”
Dengan selalu menyematkan kata “digagahi”
pada cewek dan “menggagahi” pada cowok, kita seolah
mengatakan bahwa cewek cuma bakal bisa bersikap pasif dan pasrah kalau
sudah ketemu dengan hal-hal yang berkaitan dengan seks.
Padahal, seks bisa menjadi aktivitas yang
menyenangkan dan indah untuk cowok maupun cewek. Cewek, sebagaimana
halnya cowok, juga mampu berpikir dan menentukan apa yang terbaik bagi
diri mereka. Jangan melumpuhkan mereka dengan stigma-stigma dangkal
kita.
5. Malam pertama nggak seharusnya terasa sakit.
Kamu pasti hapal mitosnya: malam pertama
bakal sebentar banget karena si cowok bagaikan anjing laut girang yang
kurang latihan, dan bakal sakit banget buat si cewek karena selaput dara
mereka robek.
Faktanya, tidak banyak cewek dewasa
yang selaput daranya masih utuh. Selaput dara perlahan-lahan menipis
seiring dengan pertumbuhan cewek — akibat aktivitas olahraga, misalnya.
Sebagian cewek bahkan lahir tanpa selaput dara. Kalau selaput dara cewek
masih utuh total, dia nggak bakal bisa mengeluarkan darah haid.
Terus kenapa malam pertama bisa terasa
sakit buat cewek? Kemungkinan karena mitos bahwa malam pertama harus
sakit itu lama-lama jadi sugesti. Bisa juga karena rasa takut dan cemas
yang menghantui cewek membuat otot-otot vagina mereka “melawan”. Satu
lagi alasan kenapa kamu sebaiknya nggak melakukan hubungan seks sebelum
kamu siap mental.
6. Tubuhmu adalah milikmu, bukan milik suami/istrimu.
“Menjaga diri” demi suami/istrimu
nanti adalah cara pikir yang manis. Di sisi lain, pernikahan bukanlah
kontrak yang memberikan suami/istrimu itu hak milik atas tubuhmu.
Tubuhmu tetap tubuhmu, bahkan kalau kamu sudah menikah. (Dan inilah salah satu alasan kenapa KDRT adalah perbuatan kriminal.)
Bukannya terus kamu jadi nggak
perlu “menjaga diri”. Tapi, alasanmu melakukan itu mungkin
sebaiknya direvisi sedikit. Karena kamu nggak nyaman dengan seks
pranikah, misalnya. Karena kamu nggak mau tertular penyakit kelamin,
misalnya. Karena perintah agama, misalnya.
7. Tubuhmu adalah milikmu, bukan pacarmu.
Hal yang sama juga berlaku dalam pacaran. Nggak ada yang berhak memaksamu melakukan hal yang nggak kamu mau, termasuk pacarmu.
8. Kamu tetap bisa hamil walaupun berhubungan seks saat menstruasi.
Rata-rata cewek akan menstruasi setiap
28-32 hari. Kalau siklusmu lebih pendek (setiap 24 hari, misalnya), kamu
tetap bisa hamil dengan berhubungan di hari terakhir menstruasimu
(karena masa suburmu diasumsikan akan datang lebih cepat dibandingkan
cewek-cewek yang lain).
9. Oral seks bukan jaminan “seks aman”.
Oral seks memang mencegah kehamilan, tapi tidak mencegah penyakit kelamin. Human papillomavirus (HPV) yang dapat menyebabkan kanker,
herpes, sifilis, dan gonorea dapat menular melalui oral seks.
Menggunakan kondom atau pelindung gigi dapat mengurangi resiko penularan
penyakit di atas.
10. Otak cowok nggak sejorok kata mitos.
Pernyataan bahwa cowok berpikir soal seks setiap tujuh detik adalah mitos, bukan fakta (lagian kok selo banget hidupnya, mikirin seks tiap tujuh detik).
Oh ya, biarpun secara rata-rata cowok lebih
banyak memikirkan seks daripada cewek, bukan berarti cewek nggak
memiliki hasrat seksual yang kuat. Justru sebaliknya: menurut penelitian
Queen’s University Canada tahun 2004, cewek sebenarnya lebih mudah terangsang dibandingkan cowok.
11. Secara medis, nggak ada cara untuk “membuktikan” keperawanan.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, selaput dara bukan standard yang tepat untuk membuktikan keperawanan seorang cewek.
12. Menggoda orang asing di jalan adalah kelakuan yang primitif.
Suatu hari, kamu ngeliat orang asing yang
berjalan sendirian melintasimu dan teman-temanmu. Karena
kalian iseng atau memang brengsek, langsunglah kalian bersiul-siul untuk
menarik perhatian orang itu tadi. “Sini dooong!” “Assalamualaikum!”
“Ojek, Mbak?” dan seterusnya.
Pertanyaan utama: apa kamu Leonardo DiCaprio?
Kalau bukan, sebaiknya kamu nggak usah kepedean. Nggak ada orang asing
di jalan yang bakal suka kamu godain. Memang, orang yang kamu goda itu
biasanya nggak akan membalas — entah karena takut atau malu. Tapi bukan
berarti mereka suka dengan perbuatanmu.
Bersiul adalah salah satu contoh bagaimana
gender yang berada di atas angin (cewek atau cowok, tergantung tradisi)
akan merasa memiliki ruang publik serta hak untuk melakukan apapun,
termasuk mengintimidasi gender lain, di ruang publik itu. Itulah kenapa
suit-suitan bukan hal yang terpuji sama sekali.
Buat kalian yang digoda: kalau hari masih
terang dan jalanan lumayan ramai, dan kalau menurutmu akan aman untuk
membalas orang-orang yang menggoda kamu, jangan ragu buat melakukannya.
Berjalanlah beberapa meter dengan santai seolah kamu nggak peduli, lalu
balikkan setengah badan dan pulaskan senyum merendahkan. Ucapkan dengan
tenang: “Kalian semua sampah, tahu nggak?”
Biasanya sih berhasil.
13. Tidak ada korban perkosaan yang “meminta” diperkosa.
Kamu tahu kenapa kita harus menghargai orang lain? Karena mereka itu orang.
Walaupun mereka pakai baju tanpa lengan, rok di atas lutut, celana
ketat, mereka tetap orang, bukan kadal atau kecoa. Dan karena mereka
orang, mereka punya hak untuk dihormati dan dihargai kenyamanan
seksualnya.
Karena itu, nggak ada yang namanya
“meminta” diperkosa. Seseorang nggak lantas berhak kerampokan cuma
karena dia kaya. Seseorang nggak lantas berhak disiram air keras cuma
karena dia cantik. Begitu pula, seseorang nggak lantas berhak diperkosa
cuma karena apa yang dia pakai.
14. Cewek juga menonton film porno.
Banyak cewek yang nggak suka film porno.
Bukan karena hasrat seksual mereka rendah, tapi karena sebagian besar
film porno yang ada di pasar dibuat untuk penonton cowok —
dengan tokoh-tokoh cewek yang cuma dijadikan “objek”. Mana ada cewek
yang tahan ngeliat sesamanya direndahkan? Tapi ada juga film porno dan literotica yang ramah cewek, kok.
Oh ya: menonton pornografi tidak akan menyebabkan orang dewasa yang normal menjadi pemerkosa. Tetapi, paparan berlebihan terhadap konten pornografi pada anak-anak dan remaja cowok memang berbahaya.
15. Kehidupan seks orang lain bukan dan nggak akan pernah jadi urusanmu.
Mengurus hidup sendiri aja udah ribet,
ngapain sih ikut-ikutan mencampuri milik orang lain? Biarkan orang lain
berpikir dan menentukan kehidupan mereka sesuai dengan nilai dan
pemikiran yang mereka anut. Yang bisa dan harus kita lakukan adalah
menghargai dan menghormati.
Sekali lagi: artikel ini nggak menyarankan
kita berbuat zina atau menahan diri mati-matian. Artikel ini hanya
meminta kita menyadari bahwa sikap kita satu sama lain tentang seks bisa
jauh berbeda, dan perbedaan itu harus dihadapi dengan dewasa. Dan
jangan lupa: jangan mempercayai sesuatu kecuali kamu telah memikirkannya
masak-masak!
sumber hipwee
No comments:
Post a Comment